Claude berdiri kaku melihat pemandangan didepannya, wanita yang selama ini dia sukai tengah berbaring diranjang sambil memeluk kakaknya dengan keadaan tidak mengenakan busana dan hanya tertutup selimut
Dia menggeram marah, kilatan kebencian terlihat jelas dimatanya saat melihat bahu mulus milik Jenica terekspos begitu saja, serta seringain meremehkan yang tercetak jelas diwajah kakaknya
"apa yang kau lihat adik kecil? bisakah kau keluar sekarang? pengacau" Lucian memandang kesal adiknya lalu beralih menatap wanita yang didalam pelukannya dan mengecup pelan pucuk kepala wanita itu
"sayang jangan terlalu kasar dengan adikmu" suara manis memabukkan itu keluar dari mulut wanita kesayangannya membuat Claude menahan amarahnya dan segera keluar dari ruangan itu
BRAKK
Pintu itu tertutup dengan keras, tampaknya Claude benar benar dalam kondisi emosi yang menggebu gebu
"sudah?" Jenica menyembulkan kepalanya keluar dari dalam selimut
Lucian hanya terkekeh dan menjawab "sudah, kau bisa keluar sekarang, drama bodoh ini telah selesai"
Jenica menghela nafas dan segera bangkit dari kasur, tidak Jenica tidak telanjang, tentu saja dia mengenakan baju tanpa lengan dengan potongan rendah yang membuat kesan seolah olah dia tidak memakai atasan
"terimakasih Lucian, terimakasih telah membantuku, aku rasa aku harus segera pergi" Lucian hanya tersenyum memandang wanita itu keluar dari kamarnya
Jenica menghela nafas panjang sambil memakai jubahnya berjalan gontai melewati lorong lorong yang sepi itu
Dia hanya bersandiwara seolah olah dia berselingkuh dengan kakak dari Claude, Lucian. Semua ini dia lakukan agar Claude menjauhinya
Dia tidak bisa menyakiti seseorang sebaik dan setulus Claude, dan sialnya sekarang dia menyakiti Claude, sangat
Dia hanya ingin Claude menjauh dan berhenti berharap dengannya, karena sampai kapanpun Jenica tidak akan pernah membalas perasaan Claude, kalaupun dia mau dia tidak bisa Jenica sakit, dan dia tidak mau membuat harapan harapan palsu untuk Claude
Jenica bergidik ngeri melihat lorong ini sangat sepi, lagian kenapa rasanya gerbang sangat jauh sih! apa tidak tau dia mengantuk dan ingin segera pulang
"AAAAA hmppph-" Jenica memekik kaget saat tangannya dengar kasar ditarik dan tiba tiba mulutnya ditutup oleh sebuah tangan yang ntah milik siapa, suasana disini remang remang Jenica tidak bisa melihat jelas wajah lelaki ini
Jenica memberontak disaat lelaki itu terus menyeretnya ke sebuah ruangan
bruk
Jenica meringis sakit disaat tubuh kecilnya didorong dengan kasar, dia tersungkur dilantai dan mencoba untuk berdiri
ceklak
lelaki itu menghidupkan lampunya dan betapa kagetnya saat melihat lelaki yang menyeretnya tadi adalah Claude?! sejak kapan lelaki manis itu bersikap kasar! ugh apa yang dia harapkan wajar saja Claude bersikap kasar setelah apa yang dia lakukan
Claude menarik kasar wajah Jenica sehingga Jenica menatap manik biru itu yang menatapnya penuh kebencian
"huh wanita rendahan! seharusnya sedari dulu aku sadar, semua perlakuan baikmu kepadaku ternyata semata mata hanya untuk mendekati kakakku? menjijikkan" Claude menarik kasar Jenica dan menghempaskannya kekasur
Jenica memejamkan matanya meredam rasa sakit yang menjalar dipunggungnya
"apa sekarang kau takut? dimana keberanianmu tadi? tidak disangka sangka wanita berwajah polos sepertimu ternyata melakukan hubungan badan dengan Lucian! sudah berapa kali kamu melakukannya? apa begitu sering?" Claude menatap remeh wanita yang sekarang sedang berada dibawah kungkungannya