Bab Special

66 7 6
                                    

Matsuri
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


Anita POV

Siang ini, aku sedang sibuk. Karna dari pagi tadi, aku membuat buku album, dan tanpa kusadari hari sudah siang.

Aku mengangkat buku album itu dengan wajah bangga dan berseri-seri. Akhirnya pekerjaan ini selesai.

Aku pun membuka buku tersebut, di dalamnya terpampang foto-foto tentang turnamen voli musim panas yg belum lama ini terlaksana. Buku ini seperti kenangan saat anggota voli Inarizaki menang juara 2. Meski aku tahu slogan klub ini adalah "We Don't Need Memories." Tapi tetap saja aku ingin membuat suatu kenangan.

Terima kasih pada Suna, yg mau berbaik hati juga ikut andil dalam mengambil foto. Beberapa foto dia yg lakukan, karna dia sudah pro. Kebanyakan foto aku yg ambil.

Aku terkekeh saat membolak-balikan lembaran demi lembaran, dan melihat-lihat foto tersebut. Ini bagai mimpi.

"Kupikir kau itu hanya mesum, ternyata gila juga."

"Diam kau. Mengganggu suasana hati orang saja." gerutuku sambil berbalik ke belakang tempat sofa panjang berada.

Suna sedang baring malas sambil mainin gawainya seperti biasa.

"Kau ketawa sendiri, kayak orang gila." balas Suna

Entah kenapa aku seperti TERTOHOK!

"S-salah ya? Aku kan hanya senang." jawabku

"..." Suna yg sedari tadi hanya fokus pada gawainya kini menoleh ke arahku.

Apa? Kau ingin main tatap mata?

Aku langsung menatapnya kembali sambil mendengus kesal.

Plap! Suna meletakkan tangan kanannya tepat di wajahku.

"Kenapa sih?!"

"Maaf, refleks." Suna pun kembali fokus dengan gawainya.

Aku hanya menatap nya datar dan kosong. Sebenarnya apa yg ada di pikiran Suna itu?

Oh iya, ngomong-ngomong saat ini kami sedang berada di apartemenku //ralat// apartemen milik bibiku (karna saat ini aku tinggal dengannya) Di ruang tamu lebih tepatnya. Aku duduk di karpet dengan sofa panjang sebagai sandaran. Dan di atasku, ada Suna yg baring di atas sofa.

Yup! Kalian tidak salah. Aku sedang bersama Suna saat ini. Berdua.

"Suna, kalau kau malas-malasan seperti itu nanti pr nya tidak akan selesai." aku pun akhirnya berdiri dari duduk ku.

Suna menatapku intens, "Kau kan yg dari tadi sibuk."

Aku langsung sweatdrop, "... Maaf."

Aku pun merapikan semua barang untuk albumku dan membawanya kembali ke kamarku.

Saat aku kembali kulihat Suna masih malas-malasan. Setidaknya persiapkan bukumu dong

"Suna, kau ingin jus jeruk?" tanyaku saat aku akan beranjak ke dapur

"Apa jus lemon yg baru ku minum tadi sudah habis?" Suna mengalihkan pandangannya ke arahku

Dream But TrueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang