"Tanganmu tidak apa-apa, 'kan, Fumiko?" Tanya Ibu Fumiko khawatir.
"Tanganku baik-baik saja, Bu. Jangan khawatir soal itu." Balas Fumiko.
Hari ini ada pertemuan keluarga Takahashi di kediaman asli Fumiko. Berada di daerah bukit yang memang khusus untuk rumah itu. Rumah masa kecilnya Fumiko. Fumiko pindah ke daerah perumahan karena dia tidak punya teman sama sekali jika tinggal di sana. Orang tuanya menurutinya. Fumiko mulai hidup sederhana setelah itu.
Rahasia bahwa Fumiko adalah anak tunggal kaya raya sangat di tutup rapat oleh keluarganya. Fumiko juga tidak ingin teman-temannya tahu. Sebelum tiba ke rumah yang berada di perumahan bulan lalu, Fumiko menyiapkan oleh-oleh miliknya untuk teman-temannya di rumah lamanya. Fumiko juga berniat membawanya sekarang.
Pintu gerbang dibuka. Samping kanan merupakan taman yang sangat luas, sedangkan sebelah kiri, merupakan hutan buatan milik keluarganya. Sepanjang jalan menuju pintu utama rumahnya, Fumiko hanya melamun. Dan sampai di depan pintu utamanya, Fumiko turun. Ayahnya memberikan kunci mobilnya kepada satpam rumahnya. Menyuruhnya untuk memarkirkan mobilnya.
Rumah yang besar, ditambah dengan furnitur klasik menambah kesan mewah pada rumah ini. Fumiko langsung menuju ke kamarnya. Banyak keluarganya yang telah berkumpul di sana. Kakaknya ibu, adiknya ayah, sepupu laki-laki, dan juga nenek. Fumiko ke kamarnya karena tidak ingin bertemu sepupunya. Melihatnya saja sudah ingin membuat Fumiko muntah.
Jam 4 sore, pertemuan dimulai. Fumiko dipaksa ibunya untuk bergabung karena nenek nya ada di rumahnya. Fumiko meng-iyakan perkataan ibu langsung bersiap-siap. Tapi, Fumiko bilang ke ibunya bahwa dia ingin pulang cepat.
Reuni keluarga berisi dengan percakapan-percakapan yang seperti biasa disampaikan oleh saudara ke saudaranya. Fumiko hanya diam dan duduk manis di sofa. Menunggu sampai jam setengah 6 bukan hal yang lama.
"Hei, Fumiko. Apa kau masih memanah?" Tanya sepupunya. Lebih tua daripada Fumiko.
"Masih, kamu juga masih bermain Voli, 'kan?" Tanya Fumiko jutek.
"Masih, apa tanganmu tidak apa-apa?" Tanya sepupunya dengan mimik wajah khawatir.
"Tumben khawatir kepadaku. Membuatku merinding saja." Jawab Fumiko menyeringai.
Suasana diantara mereka kembali lengang. Waktu berjalan dengan cepat. Sekarang sudah jam 5 sore. Saatnya Fumiko menyiapkan oleh-oleh untuk teman-temannya. Dan juga untuk Masaki. Persiapan oleh-oleh membutuhkan waktu sebanyak 15 menit dan sisanya untuk memasukkan oleh-olehnya ke mobil.
"Maafkan, ibu tidak bisa mengantarmu ke rumah. Ibu harus mengurus rumah ini dulu." Ucap Ibu memegang pundakku.
"Tidak apa-apa, Bu. Mengobrolah dengan nyaman. Aku akan tidur cepat, kok." Ucap Fumiko tersenyum.
Fumiko pulang di antar oleh sopir pribadi. Jalanan sore memang sangat menenangkan. Dan Fumiko tiba di rumahnya. Membawa oleh-olehnya dengan cepat masuk ke dalam rumahnya. Sopirnya juga meninggalkan Fumiko ketika sudah selesai menyimpan barang-barangnya.
Jam dinding sudah menunjukkan pukul 6 sore. Fumiko mandi air hangat untuk menenangkan dirinya. Setelah berendam, Fumiko menyiapkan oleh-oleh yang akan diberikan kepada Minato dan Seiya malam itu. Lalu Fumiko beristirahat sebentar.
Pukul 7 Fumiko mengantarkan oleh-oleh kepada Minato. Karena Minato belum pulang dan sepertinya di rumah Minato sedang tidak ada orang, Fumiko akan memberikannya besok. Fumiko lanjut ke rumah Seiya. Fumiko memencet bel rumah Seiya.
"Disini Fumiko, aku ingin mengantarkan oleh-oleh." Ucap Fumiko di depan bel.
"Tunggu di sana, Fumiko." Ucap Seiya dari penyuara belnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Childhood Memories Takehaya Seiya x My OC
Fanfictionprojek anyang anyangan author hukumnya mubah mau baca bagus, ga baca juga gapapa ini kalau misalnya Fumiko mau dijadiin para pembaca juga gapapa. Takehaya Seiya x reader. Author Ikhlas :) Setelah berpisah 2 tahun, akhirnya Fumiko bertemu dengan tema...