Chapter 2

10 4 0
                                    

       "Bayi baru lahir sejak kapan jadi pshycopath?"



    Mobil alfard putih milik pak Ridwan itu berhenti di perkampungan yang jaraknya lumayan jauh dari sekolah.Jika tadi rumah alini memasuki area perumahan tapi apalah daya rumah raya ada di perkampungan.Menurut raya bisa bersahabat dengan alini dan shabira adalah sesuatu anugerah yang luar biasa.

"Kalau boleh tau rumah kamu yang mana?"Tanya pak Ridwan penasaran
"Itu yang paling pojok pak" tunjuk raya
"Boleh saya ketemu mama kamu? Ada yang perlu saya bicarakan"
"Menurut saya jangan pak,lagian jam segini mama saya belum pulang" ucap raya bohong
" Oh baik kalau gitu,salam sama mama kamu aja ya"
"Oh iya pak pasti"angguk raya
"Saya juga harus segera mengantar shabira,kasihan."
"Oh iya pak,bye ra.sampe ketemu di sekolah ya" ucap raya setelah menyalami pak Ridwan.
"Dahhh jalan raya" ejek shabira sambil melambaikan tangan
"Ck shabira Lo!"

            Di keheningan perjalanan shabira hanya scroll medsosnya saja."coba aja raya punya Ig,kan enak bisa di tag nama."gumam nya pelan
"Shabira?"
"Ha,apa? Ah iya pak" sontak shabira kaget
"Apa boleh bapak bertanya tentang raya?"
"Ada apa emang pak?"
"Apa benar yang tadi itu rumahnya?"
"Iya pak emang kenapa? Shabira keheranan
"Terus kalo dia pergi ke sekolah dia pakai kendaraan apa? Tanya pak Ridwan penasaran
"Jalan kaki" jawab shabira singkat.
"Serius kamu? Perjalanan dari rumah dia ke sekolah kan jauh"
"Dua rius pak,padahal setiap hari saya dan alini pasti menawarinya untuk ikut,tapi raya selalu punya alasan untuk nolak. Heran saya juga pak sama dia,gak mau terlihat menyedihkan katanya.huh capek juga" alibi shabira
"Tapi setahu saya dia anak rajin belum pernah kesiangan."
" Ya jelas gak kesiangan lah orang dia berangkat sebelum matahari nongol,katanya sih dia harus bangun jam 4 terus nunggu sholat subuh,udah gitu ngerjain pekerjaan rumah,jam setengah enam baru dia berangkat" shabira menjelaskan
" Salut bapak sama dia" puji pak Ridwan sambil geleng-geleng kepala takjub.

Tok-tok-tok
"Maaa,raya pulang?" Hening tanpa jawaban
"Yaudahlah aku buka aja" gumamnya
Deg!
Di dapati seorang wanita umur 40an diruangan utama sambil melipatkan tangannya.
"Mampus gue kali ini,mana tanduknya udah keluar lagi" batinnya
"Jam berapa ini? Dari mana kamu? Kamu keluyuran? Kamu mau jadi jalang hah? Bentak Rosa sambil menjambak rambut raya kasar
"Awww sakit maa,aku tadi ada olimpiade,dan aku juara ma" jawab raya sambil tertatih " ini lihat maa aku juara satu" ucap raya sambil mengangkat kan pialanya
Pranggggg!!!!!
Ini kesekian kalinya pialanya dilempar oleh ibu nya itu.Raya hanya tercengang melihat pialanya sekarang terbelah menjadi beberapa bagian.
" Saya gak butuh piala itu! Harusnya kamu pulang jam segini tuh bawa uang bukan bawa piala yang gak berguna itu!" Teriak Rosa
"Dengan piala itu apa kamu bisa belikan saya beras? Sadar raya sadar!! Kita butuh uang untuk hidup!.
Harusnya dari dulu saya gak usah repot-repot urusi kamu,nyesel saya udah besarin kamu." Bentak Rosa
"Maaf maa" Isak raya
"Sekarang kamu pergi cari uang."bentak raya sambil menggubris kan jambakan nya dengan kasar
"Tapi aku laper ma" alibi raya
"Kalo kamu mau makan,kamu pulang harus bawa uang,enak saja mau makan gratis.Dunia sekarang gak ada yang gratis!"

"Tapi maaa......Awww,lepasin ma sakit.raya mohon lepasin.Rosa menjambak rambut raya kasar dan menarik paksa raya keluar dari rumah.
"Jadi anak gak berguna kamu! Nyesel saya urus kamu,dasar anak gak tahu diri!!!!"bentak Rosa memperkuat jambakan nya
"Maafin aku ma,aku mohon.apapun aku lakukan asal mama bisa maafin aku" bujuk raya
"Hahahaha apa kamu bilang? Kamu mau lakuin apa aja? Hahaha saya mau suami saya hidup kembali!!" Teriak Rosa sambil mendorong raya ke lantai. Tangis histeris Rosa terdengar menakutkan.Rosa sangat terpukul karena suaminya meninggal tepat dihari melahirkan buah hati mereka.

        Raya bersimpuh di hadapan Rosa dan memeluk erat kaki Rosa sambil isak tangis yang begitu sesak di dada."kenapa ma kenapa? Kenapa mama begitu egois? Bukan mama saja yang kehilangan raya juga sedih mah atas meninggalnya ayah,apalagi raya belum pernah melihat ayah"lirih raya dalam isaknya.

Bugh!!!

Dengan emosi Rosa menendang kasar dada raya yang bersimpuh di hadapannya.
"Gara-gara kamu suami saya meninggal!!!"

Braakkk....

Rosa menutup pintu rumah rapat-rapat.
"Ma buka ma,maafin aku,aku janji besok aku akan bawa uang.ayo ma buka plisss" gedoran raya sama sekali tidak di dengar oleh Rosa.
Dengan terpaksa raya harus tidur di luar,raya memegang perutnya erat.seharian ini dia belum makan,dia lapar sekali. Angin malam itu menembus pakaian tipis raya.Raya meringkukan badannya,dingin dan lapar menyelimuti nya.
"Gue harus tidur demi sekolah" gumam raya

Langit Niskala_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang