Detik, aku tau hatimu kuat, kau bukan orang yang lemah. Aku hanya ingin berpesan kepadamu, sekali-kali menampilkan rasa sedih itu bukanlah hal yang salah, itu hal yang manusiawi.
--Prychines
|HYPERTHEMISIA|
Detik ke 3600..
Indonesia, Bandung, 7 juli.Semua yang kalian sebut sempurna itu pasti ada kekurangannya walau sedikit. Tidak akan ada satupun orang yang sempurna di alam semesta ini. Mungkin karna itulah Detik mendapatkan hukuman dari semesta, karna dia selalu dikatakan sempurna.
Bukan salahnya jika mereka mengatakan hal itu, tapi sepertinya semesta telah terlanjur salah paham, membuat Detik harus menanggung hukuman. Menjadi jenius tidak menjamin kebahagiaan seseorang. Menjadi sempurna bukanlah hal yang menyenangkan. Menjadi cantik malah akan menimbulkan bencana. Dibalik senyum manisnya, tersimpan kesedihan dan kekecewaan.
Detik, hanya manusia biasa yang bisa merasa sedih. Bukan seperti yang dikatakan orang-orang, dia bukanlah makhluk paling bahagia di dunia. Tak ada makhluk yang selalu bahagia di bumi ini, kecuali jika kalian ingin mencarinya di mars ataupun di bulan, mungkin ada.
Raga sering mengatakan, bahwa Detik itu seorang poker face atau kalian bisa menyebutnya joker di dunia nyata. bukan, bukan sama dalam segi kejahatannya, namun sama dalam hal selalu tersenyum apapun yang terjadi. Selalu menyimpan apapun yang dia rasakan dengan senyuman palsu. Topeng yang digunakannya sangat ampuh untuk menipu setiap orang.
Layaknya badut, dia hanya akan menghibur tanpa dihibur, dia hanya akan menunjukkan kesenangan walaupun hatinya merasa sedih,ya, segitu hebatnya Detik hingga mendapatkan julukan dari seorang Raga.
Tapi tidak dengan Raga, dia selalu tau kapan seorang Detik merasa bersedih, kapan seorang Detik merasa aman, kapan seorang Detik merasa panik, kapan seorang Detik merasakan putus asa, dan kapan seorang Detik merasa ketakutan. Seakan mempunyai ikatan batin, Raga selalu tau apa yang dirasakan Detik.
Raga tau seorang Detik banyak menyimpan rahasia yang bahkan tidak diketahuinya. Detik itu misterius, tapi dia rapuh. Detik itu seakan-akan bisa melakukan apapun sendirian. Dia itu sombong. Seolah-olah semua masalah yang dia hadapi bisa dilakukannya sendirian padahal dia tidak sanggup.
Saat pertemuan mereka yang pertama, Detik dengan wajah datarnya melihat Raga yang duduk di bangku taman dekat dengannya. Padahal Raga tau, saat itu Detik habis menangis. Entah apa yang dia tangisi, hidupnya penuh dengan rahasia.
Raga juga ingat saat dia dan Detik berpapasan di jalan, dengan mata sembabnya Detik menatap datar Raga, namun saat berhadapan dengan orang lain dia memasang senyum palsunya itu.
Raga sedang dalam perjalanan menuju gunung padang ciwidey, Raga memang suka berpetualang, dan Bandung adalah kota yang saat ini sedang ia jelajahi.
Kebetulan saat di jalan dia melihat Detik yang sedang berjalan sambil menundukkan kepalanya, lalu saat berpapasan dengan Raga dia menatap Raga dengan datar. Ditatapnya Raga dari atas sampai bawah. Mungkim bagi Detik, Raga terlihat aneh dengan topi kupluk berwarna hitam yang dikenakannya, jaket tebal yang menghangatkannya dari dinginnya kota bandung saat itu. Setelah selesai menatap Raga, kini ia bergantian menatap teman-teman Raga yang berdiri di belakang Raga.
"naha nya neng? urang katingali kawas éta" terdengar suara yang berasal dari salah satu teman Raga yang memang berasal dari Bandung, Detik tersadar dari apa yang dilakukannya, ia menunjukkan senyum palsunya. (kenapa ya mbak? Kami dilihat seperti itu)
"Teu kang, Hoyong angkat ka Gunung Padang Ciwidey, nya?"
(nggak mas, mau pergi ke Gunung Padang Ciwidey, ya?)"Enya"
(iya)
KAMU SEDANG MEMBACA
DETIK #aboutHyperthemisia
Teen Fiction#26 sakithati🏅 dari 2,52 ribu cerita #33 puitis 🏅 dari 1,61 ribu cerita #20 fallinlove 🏅 dari 1,03 ribu cerita #52 waktu 🏅 dari 1,54 ribu cerita Hidup memang akan selalu ada timbal baliknya. begitu juga dengan hidupku, tak sesempurna yang kalian...