"Cemberut mulu nih pacarnya Asahi.."
Suara lembut seorang perempuan yang ada di layar ponsel itu berhasil membuat gadis yang sedang menelponnya tertawa renyah.
"Seenggaknya kan ayah ngasih kamu kebebasan buat ambil jurusan kuliah yang kamu mau, Na.."
"Ya tapi kan aku nggak mau disini, mbak. Aku maunya keluar kota, kalo bisa keluar negeri sekalian nyusulin mbak Yasmin sama mas Wira"
Perempuan yang dipanggil mbak Yasmin itu tersenyum manis melihat raut wajah lawan bicaranya.
"Kenapa harus Jepang? Emang ada apa sih di Jepang?" tanya Yasmin
"Ada masa depan aku, mbak"
Yasmin membulatkan matanya lalu tersenyum lebar mendengar kebucinan lawan bicaranya. Dia tau betul siapa yang dimaksud.
"Na, kalo kamu keluar kota apalagi keluar negeri nanti ayah gimana? Sekarang kan yang bisa nemenin ayah cuma kamu. Kamu tau sendiri mas Wira bisa pulang cuma setahun sekali pas lebaran doang" jelas Yasmin
Gadis manis itu langsung tertunduk dan menyenderkan tubuhnya pada dinding di belakangnya setelah mendengar fakta yang disampaikan Yasmin.
"Kita suruh ayah nikah lagi aja kali ya mbak??"
"Jangan ngawur deh"
Sakina, nama gadis manis yang lagi berbicara dengan Yasmin lewat panggilan video call itu perlahan tersenyum tipis. Dia kembali mengingat masa kecilnya yang bisa dibilang sempurna, yaitu dimana keluarganya yang utuh dan orang tua yang sangat menyayanginya dan kakaknya.
Dia masih ingat dengan jelas bagaimana harmonisnya hubungan kedua orang-tuanya. Bagaimana sikap ayahnya yang selalu menjadikan ibunya ratu di rumah, sikap ayahnya yang selalu manis dan selalu membuat ibunya tersenyum. Dan selama itu juga dia hampir tidak pernah mendengar kedua orang-tuanya saling adu mulut.
"Mustahil ya, mbak? Kayaknya nggak akan ada yang bisa gantiin ibu di hidup ayah" kata Sakina
"Bukan kayaknya lagi, tapi itu emang fakta, Na. Mas Wira sering cerita tentang ayah sama ibu waktu ibu masih ada. Dari situ aku jadi tau, sikap manis dan dewasanya mas Wira itu turunnya dari siapa"
Sakina menganggukkan kepalanya tanda setuju lalu tersenyum. Dia sendiri juga tau fakta itu.
Kalau udah menyangkut mendiang ibunya, Sakina selalu sedih. Pasalnya sejak kematian mendadak ibunya, ayahnya bukan lagi ayah yang Sakina dan kakaknya kenal. Ayahnya menjadi jauh lebih dingin termasuk pada anak-anaknya.
Dan baru akhir-akhir ini setelah Sakina beranjak dewasa, Sakina baru mengerti kenapa ayahnya bisa se-terpuruk itu setelah ibunya meninggal. Karena tidak ada yang lebih menyakitkan daripada ditinggal oleh orang yang sangat kamu cintai. Dan dia tau, sebesar apa cinta ayahnya untuk Ibunya..
"Oiya, kamu jangan lupa kabarin mas Wira juga ya, Na.."
"Harus banget mbak? Mbak Yasmin aja deh yang kasih tau mas Wira"
"Masa aku? Adeknya dong yang laporan.."
"Cih, aku bingung. Kakak kandungku tuh mas Wira atau mbak Yasmin sih? Yang sering telpon nanyain kabar aku aja mbak Yasmin, bukan mas Wira. Lupa kali yaa kalo masih punya adek?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Anyelir Merah Muda (Treasure)
FanfictionTidak pernah terbayang oleh Sakina kalau dia akan bertemu dengan seorang cowok yang sangat mirip dengan idolanya yang selama ini cukup mempengaruhi kehidupannya. Walaupun sempat putus asa berkali-kali, tapi ternyata tuhan punya begitu banyak cara un...