• 1

333 131 143
                                    


°•°• Follow dulu sebelum membaca dan jangan lupa vote dan komentar di setiap chapter •°•°

°•°• Follow dulu sebelum membaca dan jangan lupa vote dan komentar di setiap chapter •°•°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sepuluh November tepat ulang tahun seorang putri cantik yang kini berusia 6 tahun. Ia berlari guna terhindar dari kejaran sang ayah.

Ia adalah Mackenzie Ethelind Dale, putri dari Athan dan Listiani. Sang ayah sekarang hanya seorang buruh tani, dulu ia merintis bisnis makanan cepat saji tetapi perusahaannya bangkrut karena terlilit hutang. Sedangkan sang ibunda hanya seorang ibu rumah tangga, sesekali ia mencuci baju tetangga meskipun gaji yang didapat tidak seberapa.

"Bundaaaa! Takut." Jerit Ethelind sembari berlari kearah ibunya.

"Aghhh aku akan memakan mu, gadis kecil."

"Elind, sembunyi dibelakang bunda."

Ethelind malah berbalik menghadap Athan, ayahnya. Gadis kecil itu tersenyum meskipun ujung matanya sedikit basah karena menangis.

"Jangan makan bunda, nanti elind gebukin Dino!"

Athan berkacak pinggang sembari cemberut. "Tapi Dino ingin memakan bunda kamu."

Listiani hanya terkekeh memperhatikan anaknya dan suaminya itu.

"Athan jahat!" Gumam Ethelind pelan namun, suara itu masih bisa didengar oleh ayahnya.

"Ayah jangan marah, karena itu benar. Nama ayah kan Athan," Ethelind mengelus pipi Athan lalu mencubitnya. "Elind bakalan panggil Athan kalo ayah jahat sama bunda."

"Ga boleh seperti itu elind, itu tidak sopan!" Tegur Listiani.

"Ayah jangan jahat sama bunda, nanti elind bakalan marah besar." Ethelind memeluk Athan dengan erat.

"Ayah tidak akan jahat sama bunda, yakan Bun?" Athan mengelus rambut panjang Ethelind lalu mendekati istrinya yang tengah duduk di sofa. "Elind, sekarang umur kamu berapa?"

Ethelind melonggarkan pelukannya dan menatap ibundanya. "Bunda, elind tidak tahu," Ethelind menatap ayahnya. "Elind tidak bisa menghitung ayah, elind tidak suka."

Listiani hanya tersenyum lalu mengelus pipi anaknya "Elind boleh janji sama bunda dan ayah?"

Ethelind menoleh lalu mengangguk.

"Elind harus jadi anak yang baik, cerdas, sopan dan santun." Ethelind mengedipkan matanya beberapa kali lalu menatap ayahnya. "Ayah, apa elind bisa? Elind tidak suka belajar."

"Kamu anak ayah dan bunda, pasti kamu bisa!" Ucap Athan dan mencium kening anaknya itu.

"Ayah tidak boleh cium elind!" Ethelind memberontak kemudian beranjak dari pangkuan ayahnya.

"Bunda, elind ingin kue ulang tahun."

Listiani menoleh kearah suaminya. Athan hanya tersenyum dan mengangguk.

"Elind ingin kue? Mau buat bareng bunda di dapur?"

"Ayo bunda, let's go!" Ethelind langsung berlari hal itu membuat kedua orangtuanya terkekeh pelan.

"Mas, tunggu jadinya saja." Celetuk Athan.

"Aku sudah tau. Mas anti dengan masak-masak, yasudah aku ke dapur dulu nanti anakmu marah." Pamitnya.

"Anakmu juga."

°°°°°

"Bunda, cepat aku ingin kue!"

"Sebentar ya, kita harus ambil bahan-bahannya dulu," Listiani mengelus rambut anaknya kemudian mengambil bahan-bahan yang diperlukan.

Ethelind hanya melihat ibundanya yang bulak-balik mengambil bahan-bahan untuk membuat kue. Elind sesekali menyentuh bahan-bahan itu dan bertanya, seperti sekarang elind terus bertanya apa nama bahan-bahannya.

"Bunda, ini apa?" Listiani menoleh dan tersenyum. "Itu namanya gula."

Ethelind mengangguk. "Kenapa diberi nama gula?"

"Elind."

Ethelind menoleh ke sumber suara. "Kenapa ayah? Kuenya belum dibuat. Elind yang ingin tapi ayah yang sudah tidak sabar!"

"Ada apa mas?" Listiani menghampiri sembari membawa tepung.

"Bawa elind ke tempat yang aman, ini perintah," Athan memeluk anaknya itu dengan erat lalu menggendongnya dan memberikan kepada istrinya. "Elind janji sama ayah, jangan bersuara. Apapun yang terjadi ayah pasti akan menjemput Elind."

"Mas, ada apa? Jangan membuatku takut." Athan tersenyum. "Mereka datang, cepat bawa Elind oke?Jangan khawatir, aku pasti akan menjemput kalian!"

"Ayah akan kemana? Kenapa elind harus pergi sama bunda tanpa ayah?" Ethelind menggigit bibir dalamnya guna menahan tangis.

"Elind, ayah sayang sama kamu," Athan mencium seluruh wajah anaknya itu. "Cepat bawa elind, lewat pintu belakang."

"Ace, kamu sedang apa? Ini sudah malam, masuklah kedalam."

Itu suara Dareen Hayes, ayah angkatnya.

Ethelind tersadar dari lamunannya lalu menoleh kemudian masuk kedalam rumah. "Papa, kenapa belum tidur?"

"Sebenarnya sudah tapi papa ingin mengambil air minum saja," Dareen menepuk pundak anak angkatnya itu. "Tidurlah, papa tau kamu pasti merindukan ayah dan bunda."

"Aku selalu merindukan mereka. Aku ingin penjahat yang membunuh ayah dan bunda tertangkap dengan hukuman mati." Ujar Ethelind dengan tatapan sayu.

"Kebenaran pasti selalu menang. Bukankah kamu sudah mendapatkan informasinya?"

"Aku hanya mendapatkan informasi penjahat itu mempunyai perusahaan dan itu termasuk kedalam kategori perusahaan-perusahan ternama. Sedangkan di negara ini, banyak perusahaan-perusahaan ternama." Ethelind menunduk.

Dareen mengelus rambut anak angkatnya itu. "Kamu pasti bisa menemukan penjahatnya, tidurlah sekarang jangan terlalu berlarut-larut dengan masa lalu, Nanti kamu sakit."

Ethelind mengangguk. "Makasih sudah mau menerimaku disini dan makasih sudah membesarkan ku."

Dareen hanya tersenyum lalu mengangguk kecil. "Tidurlah yang nyenyak!" Setelah mengucapkan itu, Dareen pergi meninggalkan Ethelind.

°°°°°

Ethelind meneliti berkas-berkas informasi mengenai meninggalnya kedua orangtuanya yaitu, Athan David Dale dan Listiani Gumara. Ethelind selalu menyimpan dan menulis semua informasi tentang kedua orangtuanya.

"Siswa SMA Swasta Jkt Dirgantara hampir 80% itu anak dari perusahaan-perusahaan ternama?" Ethelind tersenyum menyeringai.

"Oke, SMA Swasta Jkt Dirgantara let's start this game!"

"Oke, SMA Swasta Jkt Dirgantara let's start this game!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

14 April 23

ETHELIND : INSINCERE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang