"XIANGLING!!!"
Seisi Wanmin Restaurant mendadak gempar karena suara melengking itu. Para pengunjung, termasuk Xiangling sang koki dan Mao ayahnya, kompak menengok ke arah Hu Tao. Ya, dialah biang berisik tersebut. Direktur ke 13 dari Wangsheng Funeral Parlor itu memang terkenal iseng, spontan, dan penuh energi. Kombinasi yang benar-benar berbeda dengan kakeknya.
"Hu Tao!! Berapa kali kubilang jangan teriak-teriak disini!!," seru Xiangling tak kalah berisik. Tapi melihat Hu Tao yang hanya terkekeh setelah mendengar perkataannya, Xiangling hanya bisa pasrah. Kepribadian Hu Tao memang begini dan sepertinya akan sulit untuk merubahnya.
"Maaf ya Xiangling, Paman Mao. Aku hanya ingin mengajak Xiangling jalan-jalan," kata Hu Tao. "Boleh kan?"
Xiangling melihat ke arah ayahnya. Ayahnya kemudian mengangguk pelan. Meski restoran mereka sedang ramai, permintaan dari direktur Wangsheng Funeral Parlor itu sulit ditolak. Apalagi kakek Hu Tao cukup berjasa pada Mao ketika dia masih muda. Jadi mungkin ini saatnya untuk membalas budi, pikirnya. Lagipula, orang yang paling akrab dengan Xiangling itu Hu Tao, selain Xinqiu dan Chongyun.
"Hore!!!," Hu Tao bertepuk tangan girang. Dia langsung menggandeng tangan Xiangling dan membawanya pergi dari Wanmin Restaurant. Entah kemana Hu Tao akan membawanya pergi, Xiangling tidak bertanya sedikit pun. Dia hanya mengikuti arah kaki Hu Tao dan tanpa dia sadari, dia sudah sampai di kaki Mount Tianheng.
"Hu Tao, sabar..," kata Xiangling. Napasnya memburu. "Aku mau.. napas sebentar.."
Xiangling duduk di sebuah batu yang cukup besar untuk mengatur napasnya. Hu Tao memang sangat energik. Sebenarnya Xiangling sama energiknya dengan Hu Tao tapi setengah energinya sudah dia habiskan untuk melayani para pengunjung di restoran. Hu Tao pun tersenyum simpul lalu meminta maaf ke Xiangling karena membuatnya kecapaian begitu.
"Maaf ya..," kata Hu Tao, masih dengan senyuman. "Aku hanya tidak sabar untuk menikmati matahari terbenam. Matahari terbenam akan sangat indah dilihat dari gunung ini. Dan malam ini akan ada bulan purnama. Pasti asyik kalau kita lihat bersama-sama."
Xiangling kemudian menatap Hu Tao tepat di matanya. Tak lama kemudian Xiangling tersenyum lalu tertawa kecil. Hu Tao hanya ingin bermain dan bersantai. Terlebih tugasnya sebagai direktur perusahaan pemakaman terbesar di Mondstadt pastilah sangat melelahkan. Xiangling menghela napas sejenak lalu berdiri lagi.
"Ayo jalan."
Hu Tao mengangguk dengan penuh semangat. Mendaki Mount Tianheng sampai puncak bukanlah perkara sulit bagi mereka berdua, terlebih dengan bantuan Vision yang mereka punya. Mereka berdua sampai di puncak tepat sebelum matahari terbenam. Mereka masih sempat menyaksikan bunga Qingxin memancarkan gemerlap saat matahari mulai mendekati ufuk. Pelabuhan Liyue juga terlihat jelas dari sini sehingga menambah keindahan matahari terbenam. Setelah matahari benar-benar terbenam, Xiangling merebahkan badannya di atas rumput. Suasananya benar-benar merelaksasi tubuh dan pikirannya. Hu Tao melihat Xiangling sambil tertawa ringan.d Dia tahu Xiangling akan menyukai ini.
"Indah, bukan?" tanya Hu Tao. "Aku sudah beberapa kali kesini sebelumnya. Tempat ini sangat cocok untuk melepas segala beban setelah seharian bekerja."
"Hu Tao ternyata punya selera yang bagus juga ya," kata Xiangling. "Ahh, andai kamu memberi sedikit waktu saja padaku, aku akan masak ikan bakar pedas untuk kita makan berdua."
Hu Tao tertawa. "Aku 'kan memang tidak sabaran. Tapi tidak apa-apa juga, kan? Aku juga tidak lapar. Aku lebih suka menikmati bintang dan bulan disini tanpa melakukan apapun termasuk makan dan minum."
Kata-kata Hu Tao barusan justru memancing Xiangling. "Hu Tao ternyata bisa diam juga ya kalau diberikan pemandangan yang indah begini."
Hu Tao menoleh ke arah Xiangling lalu mencubit kecil pipi gadis itu dengan gemas. "Hei hei hei, kau kira aku ini apa? Tentu saja aku bisa diam. Apa kamu kira aku bakal lari-lari seharian di kota?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Genshin Impact Yuri Fanfiction
FanfictionIni cuman selingan. Ngga perlu diseriusin lah kayaknya ya. Tapi ini tetep 21+. Kalo yg kecil-kecil mau baca juga gapapa sih, yang penting resiko tanggung sendiri.