Unexpected Journey : 1

688 13 3
                                    

"UGH!!!!"

Fischl menggerutu. Pagi-pagi sekali Mona mengajaknya keluar untuk mencari buah berry segar di Stormbearer Mountain. Fischl mau tidak mau ikut dengan Mona. Sebenarnya dia lebih memilih untuk tetap di kastilnya (yang sebenarnya hanya rumah biasa di Mondstadt). Tapi Mona, kalau keluar rumah, bisa seharian penuh sehingga Fischl hanya akan sendirian di rumah sampai sore kalau tidak ikut bersama Mona.

Sepanjang perjalanan menuju Stormbearer Mountain, Fischl tidak banyak bicara, berbeda dengan Mona yang bersenandung. Suara Mona memang berbanding terbalik dengan ramalannya. Suara Mona bagai air jernih di Cider Lake saat musim panas, sedangkan ramalannya bagai air keruh di Starfell Lake saat musim gugur.

Fischl, lama kelamaan merasa lelah. Baru setengah jalan menuju Stormbearer Mountain dan dirinya merasa lelah. Fischl, meskipun begitu, hanya diam dan tetap berjalan di belakang Mona. Gagak setianya, Oz, juga ada di sampingnya, sama-sama diam seperti sang Prinzessin. Mona tiba-tiba diam, berhenti bersenandung, lalu menoleh ke arah Fischl.

"Kamu terpaksa ikut kesini, kan?"

Sang Prinzessin yang mendapat pertanyaan dadakan itu hanya kaget. Fischl kemudian membuka mulutnya, tapi tidak ada suara yang keluar. Akhirnya untuk sejenak dia berpikir. Fischl berusaha menyusun kalimat sesingkat mungkin.

"Sang Prinzessin mengikuti sang peramal bukan karena keterpaksaan, melainkan karena Prinzessin mengkhawatirkan keselamatan sang peramal. Jalan menuju Stormbearer Mountain dipenuhi Treasure Hoarder dan para Hilicurhl. Tidak mungkin sang Prinzessin membiarkan peramal setianya berjalan sendirian di tempat yang berbahaya begini."

Mona, bagaimanapun ekspresinya sekarang, sebenarnya senang dengan jawaban dari Fischl. Mona kemudian tersenyum tipis, tapi hanya sejenak. Dia ingin menggoda Fischl, apalagi suasana hati sang Prinzessin sedang goyah.

"Kenapa kamu jalan di belakang? Sang Prinzessin harusnya jalan di depan atau di samping peramal setianya," kata Mona.

Fischl mendecak sebentar. "Prinzessin bermaksud melindungi sang peramal dari belakang. Kalau ada serangan dari orang jahat, Prinzessin bisa langsung melumpuhkan mereka."

Mona kembali tersenyum. Fischl terkadang terlalu percaya diri. Bukan berarti Mona meragukan kemampuan bertarung Fischl, tapi Fischl itu sangat ceroboh. Mona beberapa kali hampir kena anak panah nyasar dari Fischl jadi Mona tahu bagaimana rasanya bertarung bersama Fischl.

"Baiklah kalau Prinzessin berkata begitu," kata Mona. "Berarti sang peramal yang mulia ini akan mengandalkan Prinzessin dari segala marabahaya yang akan datang."

Mona terkekeh setelah berkata begitu, sedangkan Fischl hanya menghela nafasnya. Mereka akhirnya sampai di Stormbearer Mountain sebelum tengah hari. Mona langsung mencari buah beri yang dia butuhkan. Sedangkan Fischl beristirahat di bawah pohon yang cukup besar dan teduh.

Fischl memperingatkan Mona agar jangan pergi terlalu jauh. Mona setuju jadi dia hanya mencari buah beri yang ada di sekitar pohon tempat Fischl berteduh. Tapi buah beri di sekitar sini amat sedikit. Mona hanya mendapatkan 10 buah beri kuning dan 3 buah valberry. Mona jelas butuh lebih dari itu, tapi dia sadar kalau sang Prinzessin terlalu lelah untuk berjalan. Apalagi saat ini cukup terik, jadilah Mona memutuskan untuk istirahat. Mona melepas topi penyihirnya dan menaruhnya di sebelah. Rambut Mona agak basah karena keringat, begitu juga tubuhnya.

"Panas ya," ujar Mona, entah pada siapa. Mona kemudian mengeluarkan kantong air, meminum isinya sedikit lalu menawarkannya ke Fischl.

Fischl menghela napas sejenak lalu menerima kantong air itu. Dia juga meminum isinya sedikit lalu mengembalikannya ke Mona.

"Kalau kita pulang atau lanjut jalan pasti bakal terpanggang matahari," kata Mona lagi.

"Prinzessin tidak masalah kalau ikut jalan terus, tapi Prinzessin khawatir dengan kulit tubuh sang penyihir," sahut Fischl tiba-tiba.

Genshin Impact Yuri FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang