Will You Marry Me?

1.9K 235 8
                                    

Sasuke datang lagi ke kliniknya sore itu. Wajah lelahnya yang pertama kali Sakura lihat ketika tangan kekar pria itu mendorong pintu masuk ke ruang prakteknya.

"Hinata bilang kau sudah tidak ada pasien. Mari pulang." Ajak Sasuke tanpa basa-basi terlebih dahulu.

"Tunggu sebentar. Biar aku selesaikan ini dulu." Tanpa melirik ke arah Sasuke berdiri, Sakura fokus mengemaskan barang-barangnya. Setelah mengunci laci meja, dia berdiri dan melepas sneli putihnya lalu menggantungnya.

"Sudah?" Tanya Sasuke lagi. Sedikit lebih tidak sabaran.

"Hmm... ayo!"

Mereka berjalan keluar dalam diam. Sakura sempat pamit sebentar pada Hinata dan mengingatkan asistennya itu untuk jangan lupa mengunci pintu.

Sampai di mobil Sasuke, belun ada sepatah katapun yang keluar dari mulut keduanya. Sakura sibuk dengan pikirannya sendiri sedangkan Sasuke memang selalu seperti itu. Lebih banyak diam dan hanya berbicara seperlunya.

Di dalam mobil, suara helaan nafas Sasuke yang panjang dan berat terdengar. Sakura menoleh. Sudah mengerti apa yang selanjutnya akan terjadi. Tangannya meremas ujung roknya erat. Hanya menunggu hingga suara Sasuke yang berat dan dingin terdengar lagi.

"Ibu bertanya lagi siang tadi." Kata Sasuke. Kata-kata yang keluar dari mulutnya seolah diseret.

Sakura menoleh dan menatap langsung pada kedua mata hitam Sasuke yang tajam. "Sasuke, aku masih butuh waktu untuk berpikir."

Desahan nafas Sasuke adalah jawaban dari pernyataan Sakura. "Ini suda 3 bulan berlalu, Sakura. Harus sampai kapan?"

"Kau tidak mengerti. Ini bukan sesuatu yang bisa dengan mudah aku putuskan." Jawab Sakura lagi. Pikirannya sudah berkelana kemana-mana. Terutama pada hari dimana Sasuke melamarnya di depan keluarga besar laki-laki itu sementara dia hanya bisa terdiam seperti patung.

"Apa yang salah? Apa ada yang kurang dariku?" Tanya Sasuke frustrasi. 3 bulan bukanlah waktu yang singkat menurutnya.

"Tidak ada yang salah darimu. Tapi aku." Sakura mengalihkan pandangannya ke jalan. Melihat pada halaman klinik praktiknya yang lengang.

"Bagiku tidak ada yang salah darimu, Sakura. Kita tidak akan menjadi seperti orang tuamu. Percayalah." Sasuke menarik tangannya dan menggenggamnya erat. Berusaha untuk meyakinkan Sakura kalau mereka tidak akan berakhir seperti kedua orang tua gadis itu. "Aku tidak akan menjadi seperti ayahmu dan kau juga tidak akan menjadi seperti ibumu."

Sumpah mati Sakura ingin mempercayai kata-kata Sasuke. Tapi bayangan masa lalu seolah selalu mengikutinya kemanapun. Tidak memberinya ruang untuk memvisualisasikan masa depan yang diinginkannya. Karena apapun yang dia bayangkan, ayah dan ibunya selalu di sana. Saling berteriak, melemparkan semua perabotan yang ada di rumah, lalu meninggalkannya begitu saja.

"Satu minggu. Beri aku waktu satu minggu. Tolong." Pinta Sakura dan Sasuke hanya bisa mengangguk pelan tanpa mengatakan apapun.

***

Ayah dan ibunya bercerai saat usianya baru 10 tahun. Semenjak itu, Sakura yang sudah tidak lagi memiliki keluarga tinggal di panti asuhan yang dikelola neneknya. Alasannya karena baik ayah dan ibunya satupun tak ada yang mau membawanya serta.

(VOL.4) SASUSAKU ONESHOT COLLECTION - to be loved by you ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang