Prolog 🔎

17 7 1
                                    

Start for Prolog story LIC

"Gue ikut kesana!" ucap Abel mengajukan diri agar dia bisa ikut ber investigasi di malam ini ke sekolah.

"Gak! gue gak akan izinin lo ikut" balas Calvin tegas dengan mata nya yang memicing tajam ke arah Abel.

"Lo remehin gue hah? sampe lo gak ngizinin? lagian lo gak ada hak buat kasih gue izin atau gak Vin" jawab Abel sinis dengan mata yang tidak kalah tajam.

"Gue ada hak kasih lo izin atau gak Bel karena dalam investigasi ini.. gue ketuanya! dan gue gak izinin lo ikut campur!" jawab Calvin menekan dan menegaskan di tiap katanya diiringi nafas yang memburu.

"Lo gak berhak kasih izin seenaknya tanpa persetujuan dari atasan lo dan atasan gue vin! gue ingetin ulang takut lo lupa hm" ucap Abel sinis dengan nada menyindir.

"Gue tau dan gue udah pikirin baik-baik hal itu, Lo cukup bertugas setelah kejadian Bel bukan dalam kejadian bahkan sebelum nya!" balas Calvin lebih santai.

"Lo bego apa gimana? gue disini mantau si pelaku dan otomatis investigasi nanti malem udah termasuk dalam waktu kerja gue hm" ucap Abel diiringi senyum smirk nya.

Abel sudah sangat kesal dan geram dengan keputusan yang di berikan seenaknya oleh seorang Calvin Dharmendra. Dia slalu berfikiran pendek dan tidak pernah mau mendengarkan saran dari orang-orang di sekitarnya seolah dia orang yang paling bijak dan slalu mentulikan telinganya hm. Sangat menyebalkan bukan? bisa disatukan dalam satu pekerjaan bersamanya? SHIBALL!!

"Maksud gue ambil keputusan itu karena investigasi nanti malem gak cocok buat lo dan itu bisa membahayakan keselamatan lo Bel!" balas Calvin dengan nada yang lebih tenang dari sebelumnya.

Dia sebenernya mengerti kalo perempuan yang di hadapan nya sekarang adalah seorang perempuan tangguh dan kuat, dia slalu mementingkan pekerjaan tanpa memikirkan keselamatan dirinya. Perempuan itu slalu menginginkan pekerjaan nya selesai dengan baik dan menghiraukan luka, kesakitan bahkan salah satu anggota tubuhnya yang hilang hm. Terdengar sangat bodoh bukan? mungkin bisa dibilang sifat kita berdua itu sama haha! sama-sama Keras Kepala. Kita bisa memahami satu sama lain tapi kita tidak pernah mau mengakuinya dan tidak mampu untuk mengungkapkan lewat kata ataupun tindakan. Kita lebih suka berdebat sebagai pengalihan dari sifat itu!

"GUE BUKAN CEWEK LEMAH VIN! GUE BISA JAGA DIRI GUE SENDIRI! LO GAK USAH MIKIRIN DAN MENTINGIN KESELAMATAN GUE! GUE GAK BUTUH ITU DARİ LO!" ucap Abel dengan emosi nya yang sudah tidak bisa dia tahan.

"Gue gak mikirin dan mentingin hal itu bel" balas Calvin dengan nada yang sangat lembut mungkin siapa saja yang mendengar nya akan terenyuh. "Gue cuma takut, takut ngeliat lo terluka depan mata kepala gue sendiri!" lanjut Calvin dengan nada lirih.

Abel sedikit merasa bersalah dengan ucapan yang diberikan nya pada Calvin, akhirnya dia termenung melamun memahami ucapan Calvin di akhir.

Tapi tanpa dia sadari Calvin memerhatikan nya lalu melangkah maju ke arah Abel dan tiba-tiba memeluknya tanpa aba-aba.

"Gue gak mau lo terluka Bel, tolong fahami ucapan gue kali ini" ucap Calvin lirih

"Gue tau lo perempuan kuat, lo beda dari perempuan lain di luar sana bel"

"Investigasi malam ini mencapai tanda merah yang artinya investigasi malam ini akan lebih bahaya dari malam-malam sebelum nya"

"Kita masih belum tau motif serangan si pelaku yang akan diberikan nanti malem, apalagi kalo si pelaku tau ada seorang cewek yang bakal bantu menyerang dan nyoba nangkep dia"

"Gue masih belum banyak mempersiapkan hal untuk menghadapi situasi itu, tolong lo fahami Bel"

"Lo cukup mantau dari balik layar dan memberi tindakan cepat semampu dan sebisa lo jikalau nanti ada hal yang bisa atau akan membayakan Gue dan yang lainnya, dalam situasi itu gue cuma bisa percaya lo untuk handle"

Abel yang mendengar nya hanya bisa terdiam dan membeku dia tidak mampu untuk menggerakkan mulut atau anggota tubuh nya dalam dekapan peluk seorang Calvin Dharmendra.

Akhirnya dia coba mendorong kecil tubuh Calvin Dharmendra yang lebih besar dari tubuhnya. Tapi apalah daya tenaga nya sekarang sedang lemah dan tidak cukup untuk melakukan hal itu.

"Lo mau lakuin apa Bel? Omongin aja sekarang, jangan nyoba lepas peluk dari gue hm" ucap Calvin menyadari tingkah laku gadisnya tadi.

Abel benar-benar membeku dan tidak bisa melakukan apapun untuk membalas ucapan Calvin.

"Kok malah diem? lo gak lagi nangis kan Bel?"

"Hm" balas Abel

Hanya itu saja yang bisa dan mampu dilakukan Abel saat ini.

Calvin yang menyadari kediaman gadisnya itu akhirnya melepaskan pelan-pelan dekapan pelukan nya itu. Lalu beralih menatap gadisnya.

"Kok diem? Gue udah ngomong panjang lebar gak ada yang lo respon sama sekali? hm" tanya Calvin me-introgasi.

Plakk tanpa aba-aba Abel menampar keras pipi seorang Calvin Dharmendra yang sedang berada tepat di hadapan nya sekarang.

"Awhh" ringis Calvin memegangi pipi nya yang sakit akibat tamparan mendadak itu.

"GIMANA GUE MAU NGOMONG KALO LO PELUK ERAT GITU!! Tanpa kasih gue ruang buat napas huh"

"M-m-maaf Bel, maksud gue biar lo tenang bukan bikin lo sesak napas"

"SHIBALL!!"

End prolog story

Love In CaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang