Bab 1

8.4K 359 4
                                    

Happy reading, semoga suka.

Cerita ini juga sudah lengkap di Karyakarsa ya, kalau mau baca langsung tamat bisa silakan langsung ke karyakarsa (carmenlabohemian) tapi kalau mau sabar sabar nunggu, akan diupdate versi wattpad juga sampai tamat.

Untuk karyakarsa, tersedia paketnya juga ya, benefitnya lebih murah, akses tetap seumur hidup.

Rate : Romance adult 21+

Ceritanya ga berkonflik banyak, ringan aja, jadi yang cari cerita yang lebih rumit alurnya, mungkin kurang cocok, tapi kalau cuman sekadar cari bacaan singkat yang menghibur, yang ga usah banyak mikir, ya cocok.

Ceritanya ga berkonflik banyak, ringan aja, jadi yang cari cerita yang lebih rumit alurnya, mungkin kurang cocok, tapi kalau cuman sekadar cari bacaan singkat yang menghibur, yang ga usah banyak mikir, ya cocok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tersedia juga di Playstore

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tersedia juga di Playstore. Search : carmen labohemian forbidden

 Search : carmen labohemian forbidden

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Enjoy

Luv,

Carmen

________________________________________________________________________________

Lana Johansson selalu menjadi murid paling top di high school-nya. Ia adalah murid yang selalu belajar dengan keras, patuh, gadis muda cantik yang menghabiskan hari-harinya hanya di sekolah, rumah ataupun di tempat kursus piano. Dan ia adalah pemain piano yang sangat berbakat.

Walaupun keluarganya tidak pernah memberinya banyak pujian, tapi semua orang yang mengenalnya tahu bahwa Lana sangatlah berbakat dalam musik. Ia memang dibesarkan oleh seorang ayah yang tegas dan keras dan setelah ayahnya meninggal beberapa tahun yang lalu, ibunya membesarkan Lana dengan aturan yang bahkan lebih ketat lagi.

Satu-satunya hal yang membuat Lana selalu merasa lebih baik adalah ketika ia bermain musik. Satu-satunya hal yang bebas ia lakukan di rumahnya yang menyesakkan itu adalah duduk di depan grand piano di dalam kamarnya, memainkan tuts-tuts itu untuk mengekspresikan perasaannya, mengeluarkan segala emosi marah dan sedihnya, grand piano itulah teman terbaiknya. Di tahun terakhir high school-nya, ia ingin mendapatkan beasiswa lewat jalur musik, tiket terbaiknya untuk meninggalkan rumah dan memulai hidupnya sendiri. Demi mendapatkan semua itu, Lana lalu mencari guru piano terbaik di kota. Ia menemukannya dan memulai latihan intens sebanyak tiga kali seminggu dengan gurunya, Daniel Powell.

Jadi pada pukul empat sore itu, ia sudah berdiri di depan pintu studio pria itu. Begitu pintu terbuka dan seorang anak lelaki yang lebih muda darinya keluar, Lana pun masuk. Itu adalah pertemuan pertama mereka, karena Lana mendaftar melalui staf administrasi tempat pria itu mengajar. Di luar dugaannya, Daniel Powell adalah pria dewasa yang sangat tampan dan maskulin, bukan jenis pria dewasa yang membosankan seperti guru-gurunya di sekolah. Pria itu memang berusia 30an, tapi dia tampak bugar, wajahnya tampan dengan seulas senyum sopan saat dia menatap Lana.

"Mr. Powell?" tanya Lana dengan suara pelan, agak malu juga gugup.

"Ya... Umm... Miss Johansson, benar?" tanya pria itu, sambil menatap Lana berlama-lama.

Wajah Lana agak memerah ketika menjawab kembali. "Ya, benar. Aku Lana Johansson, panggil saja aku Lana, Mr. Powell."

"Tapi aku lebih nyaman memanggilmu Miss Johansson, kalau kau tidak keberatan." Daniel lalu mengarahkan Lana untuk duduk di depan piano.

"Oh... oke, kalau begitu. Umm... bisakah kita mulai, Mr. Powell?"

Lana lalu mengeluarkan buku musiknya dan memberikannya pada pria itu. Ia tidak sadar bahwa Daniel tengah berusaha berkonsentrasi pada lembaran-lembaran musik itu dan mencoba mengalihkan tatapnya dari figur Lana selama kursus berlangsung.

Kursus piano yang diambilnya dengan Mr. Powell ternyata memakan hampir semua waktu luang Lana. Pria itu adalah guru yang penuntut dan sejak Lana mengekspresikan ambisinya untuk masuk ke Juilliard, dia mulai membuat Lana mempelajari lebih banyak lagu. Dan pria itu terus mengoreksinya, tidak pernah puas dengan permainan Lana, selalu ada saja yang salah sehingga terkadang Lana frustasi. Ia bahkan mulai berpikir kalau pria itu mungkin ingin membuatnya menyerah.

Sleeping with My Hot Teacher (Forbidden Desire)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang