Guru Baru ; "Selamat datang di kelas 12 Mipa 2, tolong betah-betah ya sir, siapa tau disini ada jodohnya sir."
Hujan deras melanda sejak satu jam yang lalu. Pelajaran Biologi yang sedang berlangsung membuat sebagian penghuni 12 Mipa 2 terkantuk-kantuk.
Raya diam-diam meraih ipadnya, membuka aplikasi yang biasa dia gunakan untuk menggambar. Gadis itu akan tertidur kalau dia terus menatap ke papan tulis.
Di depannya Yudha memperhatikan bu Ella dengan serius membuat Raya gemas ingin menganggu, di samping Yudha hal serupa terjadi pada Hardian. Suasana di sekitar mejanya begitu membosankan. Seandainya yang duduk di sebalah Raya itu adalah Hanna, sayang sekali posisi duduk mereka diatur oleh wali kelas, jadi keduanya duduk terpisah untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif.
Tidak memperdulikan sekitar, Raya memilih untuk merefreshkan otaknya dengan menggambar.
Sementara itu, Angkasa sudah menguap entah untuk keberapa kalinya. Mata pria itu sampai berair. Semalam saking asiknya main game, Angkasa sampai tidak sadar kalau jam sudah menunjukkan pukul tiga. Alhasil pagi ini ia masih mengantuk berat, belum lagi cuaca sangat mendukung untuk tidur.
"Itu yang tidur, silahkan cuci muka dulu," ujar bu Ella menghentikkan penjelasan materi yang ia tengah sampaikan dan menegur beberapa siswa yang kedapatan tertidur saat jam pelajaran berlangsung.
Angkasa segera menegakkan posisi duduk, pura-pura m6emperhatikan bu Ella dengan serius.
"Ilham," panggil bu Ella kepada lelaki yang duduk di meja belakang.
"Ilham Dewangga!" Suara bu Ella naik satu oktaf ketika Ilham tak juga menyahuti panggilannya.
Rakha yang duduk di samping Ilham menendang kursi temannya itu.
Ilham membuka mata, keningnya berkerut tak suka. Ia kemudian menatap bu Ella dengan setengah sadar.
"Tolong perhatikan ke depan, jangan tidur."
Ilham mengerjab, menoleh kepada Rakha kemudian mengumamkan kata 'sialan'. Lalu ia menatap ke depan dan menarik rambut Raya yang memang posisi duduknya tepat di depan pria itu.
"Anjing." Raya mengupat pelan, ia kemudian berbalik ke belakang melototu Ilham tak suka.
"Lo ngapain monyet?" Protes Raya kesal dengan tingkah Ilham. Gadis itu mengelus kepalanya yang berdenyut-denyut.
Ilham hanya menggedikkan bahu tak acuh, tak menghiraukan protesan Raya. Raya memutar bola matanya malas dan memilih mengabaikan Ilham.
" ... ini tugas kalian minggu kemarin, Yoana, tolong bagiin buku ke teman-temannya."
Yoana dengan sigap berjalan ke depan hendak mengambil tumpukan buku di meja guru.
"Sebentar," tahan bu Ella, ia kemudian melirik seorang pria.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Beloved Youth [Alternative Universe]
Teen FictionHidup itu kadang-kadang aneh. Seperti yang di rasakan penghuni 12 Mipa 2. Ngang-ngong-ngang-ngong tiba-tiba udah masa akhir sekolah. Udah mau persiapan SNMPTN. Udah harus mikirin matang-matang soal masa depan, entah itu tentang pilihan universitas...