part 1 sengaja g gue publish, nnt aj klo wktny dh tepat. happy reading dear..
"astaghfirullah" refleks zayana pelan saat tak sengaja seorang lelaki akan menabraknya.
"kalo jalan jangan nunduk! nabrak kan lo" bentaknya. zayana hanya bisa memutar bola matanya malas, situ yang gak nunduk harusnya liat liat dong, batin zayana kesal.
"sorry" balasnya tenang dan singkat namun tetap dengan pandangan menunduk dan melanjutkan acara jalannya yang tertunda.
"pagi pak" sapa zayana saat memasuki kelasnya yang sudah mulai belum lama.
"pagi zayana, hal apa yang bisa membuatmu telat?" tanya dosennya kali ini.
"maaf pak, tidak ada alasan khusus, saya memang telat" jawab zayana sembari menunduk.
"kamu tau konsekuensinya?"
"iya pak"
"baik silahkan" konsekuensinya ia akan dihitung absen. zayana tidak apa asal nilai nya aman.
...
"ngapain zay?" aretha datang menghampiri zayana yang sedang duduk sendiri di kursi taman dengan laptop dihadapannya.
"ngerjain judul skripsi"
"wiiss rajin banget lo"
"emang gue rajin orangnya" jawab zayana santai membuat aretha memberikan ekspresi jijiknya.
"ewh" responnya membuat zayana terkekeh.
"gak bawa makanan, ganggu lagi lu" sinis zayana.
"emang culamitan dari dulu ye lu, gue dah nitip si ceysha, nanti juga si rasy nyusul" terangnya. benar saja, tak lama ceysha datang dengan kantong berisi jajanan kantin.
"nahh, panjang umur lu" sambut zayana kemudian langsung mengambil satu wadah batagor.
"aamiin" balas ceysha.
"zayana besok lomba bukan??" selidik rasyiella yang baru datang.
"tau darimana lu? gue aja baru dikasih tau barusan" jawab zayana sedikit sebal. pikir saja, lomba besok sedang ia baru diberitahu tadi pagi.
"ada di instagram kampus"
"bukannya semester tujuh delapan udah gak boleh ikut kegiatan gitu ya, harus fokus skripsi" ujar aretha merasa heran.
"debate re, belum ada yang nonjol bakatnya anak semester bawah" timpal rasyiella.
"oalahh betul juga".
"good luck deh zay, agak gak tega, tapi karena orangnya lu tegain aja" ujar ceysha sok prihatin sembari menepuk punggung zayana yang langsung ia tepis.
"kampret" umpatnya membuat mereka tertawa puas.
...
"halo zay udah di tempat lomba?" tanya aretha dalam sambungan group call tersebut.
"baru turun mobil, rame banget re anjir"
"serius zay?? aduhh gimana dong, sorry zay kita gak bisa ada disana_"
ujar ceysha yang langsung zayana potong."apaan si lo, tenang aja gue bisa" balas zayana setenang mungkin, padahal keringat dinginnya sudah mulai bercucuran.
"tapi kalo tiba-tiba lo pingsan gimana disana, kan lo gak bareng siapa-siapa" ceysha menyahut dengan nada khawatir yang sangat kentara.
"gak bakal pingsan ce insyaAllah" jawab zayana berusaha kembali meyakinkan. tarik nafas,, rileks,, ia bisa.
"zayana tenang ya, cari tempat sepi dulu aja kalo agak gak sanggup. semangat debate-nya, semoga lancar" ah zayana ingin menangis rasanya. ia bersyukur mendapatkan teman-teman seperti mereka
"iya guys makasih banget, doain gue ya wish me luck" zayana menutup panggilannya saat seluruh peserta diarahkan untuk berkumpul. zayana sedikit khawatir karena lomba kali ini ia kurang persiapan, hanya semalam ia menghafal dan mendalami materi.
tentu zayana saat ini sedang memaksimalkan hafalannya sebelum dipanggil maju. untung ia mendapat partner yang sangat mahir dalam bahasa inggris. bukannya zayana tidak mahir, hanya saja ia menyadari masih banyak kekurangan dalam kemampuan bahasa inggrisnya.
"ayo zay, dah siap?" ajak arif, partner lomba zayana. zayana hanya menatapnya sekilas kemudian mengangguk.
lawan bicara mereka kali ini berasal dari universitas negeri yang tak kalah bergengsi. ketika zayana mengangkat kepalanya yang semula menunduk, ia terkejut, sangat terkejut melihat siapa lawan bicaranya. seketika ketegangan kembali menguasai dirinya.
tidak, bagaimana bisa yang dihadapannya saat ini adalah zhafran. orang yang sudah susah payah zayana hilangkan dari hatinya.
"za? are you ok?" tanya arif saat melihat bibir temannya sangat pucat dan nafasnya yang sedikit tak teratur.
"i'm well, bentar ya" zayana mengambil inhaler yang selalu ia bawa di saku bajunya.
zhafran di tempatnya mengernyit samar, ia merasa tidak asing dengan perempuan yang menjadi lawannya sekarang. ia juga terheran, ada apa dengan perempuan itu, bibirnya sangat pucat.
perdebatan tetap berlanjut dengan zayana yang berusaha profesional, menahan segala kepanikannya. akan sangat jelas terdengar bagi yang mendengarkan dengan seksama zayana saat berbicara, terdengar suaranya gemetar. dan zhafran mendengar itu.
zayana segera pergi setelah pamit kepada arif, mencari tempat yang sebisa mungkin tidak orang untuknya menenangkan diri.
zhafran melihat itu, melihat zayana yang sedang berusaha menenagkan dirinya. ia sangat ingin menghampiri zayana tetapi ia mengurungkan niatnya dan segera pergi dari tempat itu.
...
"za? lo dimana?" arif bertanya lewat sambungan teleponnya.
"kenapa rif?"
"masuk final, nanti abis dzuhur majunya. kita harus cari materi"
"lo dimana gue kesana"
"kantin"
...
"sorry tadi gue tinggalin lama" zayana menduduki kursi kosong dihadapan arif.
"gapapa santai" jawab arif kemudian setelahnya mereka sibuk dengan laptop masing-masing.
"pro atau kontra?" tanya zayana di sela-sela kefokusan, ia merutuki dirinya sendiri. ingin mengerjakan apa? ia kan tadi pergi sehingga tidak tahu apapun.
"kontra, pernikahan dini" jawab arif
"waw, pembahasan yang menarik"
beberapa menit kedepan tidak ada yang membuka mulutnya sampai masing-masing selesai dengan pekerjaan nya.
"gue udah" ujar arif membuat zayana mendongak.
"bentar lagi"
"done. udah mau dzuhur, kita ke masjid" ujar arif saat zayana telah mengirim dokumen yang tadi ia kerjakan.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
silent
General Fictionaku hanya bisa mengagumimu dan mencintaimu dalam diam. kuserahkan kepada sang pemilik hati, kemana kelak hatimu dan hatiku akan berlabuh. jika aku ditakdirkan denganmu alhamdulillah, jika tidak semoga diganti dengan yang lebih baik darimu. "ganteng...