***
Teriakan Caca sudah dipastikan terdengar keseluruh rumah. Sean yang mendengar teriakan Caca kaget dan menahan tawa juga. Mama dan papa meringis menahan malu karena ke bar-bar an Caca.
"Apaan sih?!" Kesal Abel yang melihat Caca berteriak
"Itu dia dateng sama Bunda nya berarti dia mau lamar gua kan?" Tanya Caca kepedean
"Idihh sok tau lu kak... Mereka dateng emang mau main aja kesini, kepedean lu jadi anak" Songong Abel
"Kan kali aja gitu" Ucap Caca
Abel menggelengkan kepala tidak habis pikir.
"Mandi sana... Terus temuin calon lu" Ujar Abel dengan muka isengnya
"Gua colok juga lu! Gua mau mandi gimana? Gua harus keluar lewatin mereka yang ada di ruang keluarga" Jelas Caca
"Yaudah gapapa, tinggal bilang misi aja ribet" Ucap Abel yang tidak membantu
Abel keluar kamar begitu aja. Caca mencoba mengintip keluar dan ternyata di luar sepi. Dengan segenap hati dan tenaga Caca mengambil baju lalu berlari ke arah kamar mandi.
Caca ga tau aja padahal Sean ada disitu berdiri memerhatikan Caca yang berlarian kaya anak kucing.
"Lucu" Gumam Sean
Suasana di meja makan yang terdengar suaranya itu hanya mama dan Bunda salma. Caca dan yang lain hanya makan sambil sesekali menanggapi kalau memang di tanya.
"Caca udah mau lulus ya?" Tanya Bunda salma, gua mencoba menelan makanan dengan cepat
"Iya tante, lagi nyusun skripsi" Jawab Caca setelah dia menelan makanannya
"Ohh kalau gitu sebentar lagi kan ya. kalau kamu pengen lebih cepet lulus, kamu bisa minta bantuan Sean, dia pinter pas kuliah juga cepet lulusnya" Jelas Bunda salma sambil membanggakan putranya. Caca hanya membalas dengan anggukan dan senyum ke arah Bunda salma
"Lagi pula kuliah tapi udah nikah juga banyak kok sal, jadi ga usah nunggu lulus" Ucap mama nya yang bikin Caca melotot
"Iya juga sih ya, boleh tuh. Gimana Sean Caca?" Tanya Bunda salma
Caca dan Sean sama-sama terdiam tidak ada yang menjawab.
"Sean?" Panggil Bunda salma yang seperti menegur Sean
"Sean mau kenal Caca dulu, jadi Sean ga mau terlalu cepat" Jawab Sean
***
Sean duduk di bangku teras rumah Caca. Sedangkan bunda nya sibuk di dalam merumpi dengan mama nya Caca.
'Rumah yang sederhana' pikir Sean, justru Sean suka dengan keluarga yang seperti ini, terlihat hangat. Beda dengan rumahnya, ayah Sean harus kerja jauh jarang pulang tetapi soal uang keluarga mereka lebih bisa di bilang kaya. Sean yang mapan pun juga sebenarnya punya rumah, tapi semenjak bercerai Sean kembali tinggal bersama orang tuanya. Sean tidak mampu mengurus sendiri kedua putrinya.
"Ini kopinya" Suara Caca menyadarkan Sean. Sean menoleh ke arah Caca yang sudah rapih dengan baju ngampusnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Duda Berbuntut
Ficção Adolescente*** "Caca ga mau nikah sama dia maaa.... " "Dia baik, ganteng, mapan lagi ca. kamu mau nyari yang kaya mana lagi?" "yang sayang dan cinta sama caca" "hal kaya gitu bisa seiring nya waktu ca" "Tapi dia Duda Ma.. berbuntut lagi, Caca ga mau sama Duda...