Happy Reading
"Pria yang aneh"
.
Medeia membuntuti mereka sampai kedalam, dia bersembunyi dibalik tembok menguping pembicaraan mereka.
'Ah, ternyata mereka ingin menjual gadis itu sebagai pelacur'
Medeia berjongkok sambil memainkan pedangnya, dia merasa sangat bosan mendengar ocehan mereka, karena sudah tidak tahan Medeia akhirnya keluar dari persembunyiannya, membuat mereka terkejut.
"Siapa kau?!"
"Aku.. Manusia"
"Bener juga.. Tapi bukan itu maksudku!"
"Lalu apa yang kau maksud?"
"Itu.. Aakh! Bunuh wanita itu!"
Orang yang Medeia yakini adalah ketuanya berjalan pergi dengan seorang gadis yang dijual tadi sedangkan para bawahannya berlari ke arah Medeia dengan senjata masing-masing.
"Sudah lama aku tidak bertarung, kuharap kalian bisa memuaskan ku"
Orang 1 menyerang Medeia dengan pemukul tapi bisa dihindari dengan mudah dan Medeia menendang perutnya sampai terlempar dan jantungnya menembus besi, tidak berhenti disitu orang 2 menembakkan peluru, Medeia menangkisnya dengan pedang dan menebas orang itu menjadi 2 bagian, membuat darah terciprat mengenai Medeia.
Tersisa 4 orang lagi tidak tinggal diam Medeia berlari dan menebas leher mereka secara bersamaan, membuat 4 kepala bergelinding di tanah. Medeia tertawa dengan darah diwajahnya.
"Kukira kalian hebat ternyata biasa saja"
Medeia meninggalkan mayat mereka yang tergeletak dengan mengenaskan, dia berlari mencari pemimpin mereka yang tadi pergi dengan seorang gadis.
"Tidak kusangka kau wanita yang sangat menarik"
Medeia menoleh kebelakang mendapati seorang pria yang berkacamata hitam dengan gadis yang tadi dia cari digendog ala karung beras.
"Kau sudah membunuh pemimpin mereka?"
"Kenapa harus dibunuh?"
Pria itu berjalan mendekat dan berhenti tepat dihadapan Medeia.
"Jika kau tidak membunuhnya biar aku saja"
Medeia menatap pria itu dengan senyum kecil diwajahnya.
Melihat senyuman Medeia membuat pria itu menyeringai, tidak pernah dia bertemu dengan wanita semenarik dirinya.
"Tenang saja, dia sudah berada di neraka sekarang"
"Yah sayang sekali"
Medeia mengeluarkan sapu tangan dari kantongnya dan membersihkan pedangnya yang kotor.
"Turunkan gadis itu"
Tanpa bertanya pria itu menurunkan gadis yang dia gendong dan membaringkannya di tanah. Medeia berjongkok menatap gadis itu yang mengingatkannya pada Bertie.
Medeia memeriksa tubuh gadis itu takut ada luka di tubuhnya.
'Anak yang malang, dia pasti ketakutan sampai pingsan begini'
Jonggun menatap menatap Medeia dari balik kacamata hitamnya, dia merasa tertarik dengan wanita di hadapannya ini.
"Siapa namamu, Nona?"
"Medeia"
Medeia menjawab tanpa menatap lawan bicaranya.
"Kau memiliki nama yang indah, aku Park Jonggun. Senang bertemu denganmu Medeia"
Medeia tidak menjawab dan langsung menggendong gadis yang sedang pingsan itu ala pengantin.
"Wow, kau cukup kuat untuk seorang wanita"
Medeia mengabaikan Jonggun dan berjalan pergi, tidak tinggal diam Jonggun mengikuti Medeia dari belakang.
"Kau akan membawa gadis itu?"
"Ya"
Medeia terus berjalan menuju mobilnya dengan Jonggun yang mengikuti di belakangnya.
Medeia membuka pintu mobilnya dan meletakkan gadis yang pingsan itu di kursi penumpang dan menutup pintu mobil.
"Kau akan pergi? Tanpa memberiku nomor ponsel mu?"
"Ya"
Jonggun terkekeh mendengar jawaban singkat dari Medeia, dia mengambil tangan Medeia dan mendekatkannya ke bibirnya.
"Sampai jumpa lagi, Nona Medeia"
Jonggun mencium punggung tangan Medeia singkat, dia menatap mata ungu Medeia dengan senyuman diwajahnya.
"Untuk pertama kalinya, aku melihat seseorang yang memiliki mata dan rambut seindah dirimu, Nona Medeia"
Medeia menatap Jonggun dengan tatapan sayu, dia merasa ada hal tersembunyi dari senyuman yang Jonggun berikan.
Medeia masuk kedalam mobilnya dan pergi meninggalkan Jonggun yang menatap kepergiannya.
'Dia bukan wanita biasa, aku harus mencari tau tentangnya' (memang bukan, dia ayang saya om)
.
.
.
.
.TBC
MAAF.. Bab saat ini agak pendek, saya kehabisan ide.. Saya pusing banget pliss.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mrs. Medeia [ Lookism ]
Fanfiction"Hey, makhluk kecil." "Tolong jangan panggil aku itu, Medeia. Aku punya nama." "Bagaimana kalau... Sayang? "////////!?" . . . . . . . . . . . . . Bagaimana jika Psyche tidak tau bahwa Iaros akan mencelakai Medeia? Bagaimana jika Medeia mati karena b...