Renjana-02

13 1 0
                                    

Upeksha Cafe.

Suasana cafe milik bunda sangat ramai sore hari ini, biasanya juga memang banyak pengunjung, tapi hari ini tumben sekali banyak orang sampai ada beberapa pengunjung yang tidak kebagian tempat duduk. Untung saja tadi Clara dan Dera datang lebih awal, jika tidak mungkin mereka sudah menjadi bagian dari pengunjung yang kurang beruntung.

Kedua remaja berbeda gendre itu sudah duduk santai di lantai dua, tepatnya di meja yang ada di balkon cafe. Tidak lama dari kedatangan mereka, Haikal dan Janu ikut join di meja yang sama. Jadinya mereka harus menyambung meja sebelah dengan meja mereka. 

Haikal melirik kesana kemari mencari keberadaan seseorang, karena tidak mendapat apa yang ia cari, pemuda itu langsung bertanya kepada Dera yang sibuk mengisap nikotinya.

"Der, si Dedep mana?" 

"Ada tadi, sibuk kali." Jawab pemuda itu tanpa menoleh ke arah Haikal.

"Hee, Kal." Janu, pemuda berdara Jawa-Bali itu menyenggol pelan bahu Haikal.

"Hah?"

"Korek." 

Haikal berdecak, padahal dihadapan pemuda itu sudah ada korek miliknya.

"Gak bisah, rusak." Kata Janu seakan tau isi pikiran Haikal. 

Mereka duduk sambil bercerita. Walau lebih banyak Clara yang menggosipi pak Fabby perkara ulangan tadi pagi. Terkadang gadis itu juga menyalakan Haikal dan Janu, faktor utama dendam pak Fabby.

"Udah siii,Clalaaaaa. Udah lewat juga." Kata Janu santai hampir membuat Clara menjambak rambutnya jika saja tidak cepat di halang Dera.

"Awas aja lo, tunggu Deepa ntar habis lo." Ancam gadis itu kesal setengah mati.

"Lah iya cuk. Si Gauri mana anjer?" Tanyak Janu yang baru sadar, menyebut nama Deepa dengan nama tengah gadis itu. 

"Lagi di ruangan bunda, periksa pemasukan bulan ini." Saut Clara yang memang bersama gadis itu tadi sebelum di paksa keluar oleh Deepa.

Nada dering dari hp Haikal mengalikan antesi mereka semua kepada pemuda itu, Haikal segera mengangkat panggilan itu.

"Oi."

"....."

"Nah, iya pas."

"....."

"Gue sama yang lain di balkon lantai dua, lo kesini aja."

"....."

"Iyaa aman, masih ada sisah kursi, udah di siapin."

"....."

"Woke, sep."

Haikal kembali meletakan hp nya di meja dan menoleh pada Clara yang menendang kakinya.

"Siapa, Kal?" Tanyak Clara yang sudah terlanjur kepo.

"Oh, ini Jea. Tadi gue ajak." Jawab pemuda itu.

"Jea? Jea saha?" Tanyak Clara lagi.

"Jea Arutala, anak mipa 2." Saut Dera.

Clara ber'oh'ria, dia kenal pemuda  itu. Anak mipa yang katanya pintar dan cool.

"OIII JEEE,SINII" 

Pekikan Haikal membuat mereka kaget dan mengundang tatapan kesal dari beberapa pengunjung. 

"Buat malu aja lo, anjing sialan." Maki Clara yang sudah menunduk malu.

"Bodo amat." Cuek bebek seorang Haikal.

Mereka langsung berdiri saat pemuda bernama Jea itu mendekat. Seperti pada umumnya para pria bertos ria sedangkan gadis hanya menjabat tangan.

Renjana || 'Bandung Kala Itu'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang