" Aduhh, gimana caranya gue masuk ini. " Gumam Savira menatap gerbang yang sudah tertutup rapat.
Karena semalem dia menginap di tempat Gea, Savira harus pulang dulu kerumah untuk mengambil buku mata pelajaran hari ini. Namun karena terjebak macet saat menuju ke sekolah dia berakhir terlambat.
Untung saja tas nya sudah dia titipkan kepada Gea yang sudah dia suruh untuk berangkat lebih dulu. Jadi saat ini dia hanya membawa tote bag berisi buku-buku nya.
" Akh iya. " Gumamnya saat terpikir sesuatu.
Dia segera mengeluarkan handphone nya dan menghubungi seseorang.
" Niel? Dimana? Udah masuk ke sekolah? "
" Di warung belakang, kenapa ? "
" Gue telat masuk, pengen masuk ke sekolah tapi nggak mau di hukum. Gimana dong? " Jelas nya.
" Sekarang dimana? "
" Di jalan yang mau ke area gerbang, deket warung. "
" Tunggu disana, jangan kemana-mana. " Titahnya.
" Iya. "
Savira menatap waspada area gerbang sekolahnya. Takut-takut jika ada guru piket atau satpam yang keluar. Tamat riwayatnya jika sampai mereka melihatnya.
Hukuman pelanggaran antara anak OSIS dan murid lainnya berbeda. Jika anak OSIS melanggar, point nya akan di kali dua kali lipat dan juga akan di beri sanksi lain oleh osis lainnya serta tentu saja akan malu jika diketahui oleh murid lain.
Anak OSIS kok gitu?
Pasti kalimat itu akan keluar.
" Ra, "
Savira yang menundukkan kepalanya menoleh, kemudian tersenyum menatap kedatangan Nathaniel, teman sekelasnya itu.
" Niel, bantuin. " Cengenges nya.
" Ayok, " Ajak nya menarik tangan gadis itu menuju jalan sempit yang berada di pinggir sekolah.
" Motor gue gimana? " tanya Savira menatap pria di depan nya itu.
" Nanti gue yang amanin. "
Setelah itu mereka saling terdiam. Savira tidak banyak bertanya saat si badboy sekolah nya itu terus menarik tangannya yang entah akan di bawa kemana." Bisa manjat? "
Savira mendongak menatap pria itu, kemudian kepalanya mengangguk mantap.
" Bisa. "
" Kita harus manjat tangga ini, gak ada cara lain. " Ucap Nathaniel menatap tangga di depan mereka yang menjulang bersandar ke tembok sekolah nya.
" Bisa kok bisa, tapi pegangin. Gue takut tangga nya goyah. "
Nathaniel mulai memegang tangga itu dan menggoyangkan nya pelan, memastikan jika tangga itu masih kokoh dan kuat.
" Jangan ngintip. " Peringat Savira saat akan mulai memanjat. Dia memakai rok pendek, jelas saja jika sudah di atas akan terlihat dalam nya.
" Nggak Vira, gue nggak mungkin bertindak kayak gitu. "
Meyakinkan dirinya untuk memanjat dan percaya dengan pemuda itu, Savira mulai memanjat pelan. Saat di pertengahan dia menatap ke bawah ke arah Nathaniel yang menunduk.
" Awas aja kalo ngintip. Terus nunduk kayak gitu. " Ancam nya.
" Iya Ra, buruan keburu ada guru piket. " Ucap pria itu.
Seakan di ingat kan oleh hal itu, Savira segera kembali menaiki anak tangga itu dan sampailah di puncak tembok itu.
" Gimana turun nya, tinggi banget ini. "Ucapnya pelan kepada Nathaniel yang masih di bawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
EPITHUMIA ( keinginan yang kuat ! )
Teen Fiction"Menurut lah baby,, jangan terus membangkang. " Ucap pria itu dengan nada tajam. "Berhentilah, aku benar-benar muak dengan mu. " Sentak gadis dihadapan nya dengan berang. " astaga! Sifat membantahmu ini membuatku ingin menghancurkan orang-orang d...