4. Tips

77 2 0
                                    

" Beli minum yuk. “ ajak Naya, dia mengipas-ngipasi wajahnya dengan tangan. Berusaha membuat wajahnya yang panas akibat terik matahari itu cepat adem.

" Bentah dulu, capek banget. " Keluh Savira menyandarkan tubuhnya di pohon, menyeka keringat yang mengucur di lehernya.

Kelas mereka mendapatkan pelajaran olahraga di hari rabu dan menjelang istirahat pertama, matahari tentu sudah lumayan naik keatas.

" Gue mau mandi deh setelah ini, " Beritahu Savira.

" Gea juga mau, Gea mau. " Seru gadis yang sedang duduk santai di bangku yang disediakan di dekat lapang.

" Ngapain lo mandi Cil? Lo kan gak ikut olahraga. " Sewot Naya.

" Biarin, kan tubuh Gea juga biar seger. " Sahutnya dan menjulurkan lidahnya.

Gadis lugu itu memang tidak pernah olahraga karena sensitif dengan sinar matahari dan memiliki tubuh yang cukup lemah, gampang cape jika dibawa aktifitas yang banyak.

" Sttt, gebetan lo Nay, ikut main basket. " Sela Savira menghentikan obrolan kedua gadis itu yang akan berujung berdebat.

" Ihh si ayang kok udah keluar? Kan belum waktunya istirahat. " Gerutu gadis itu yang langsung menatap memicing ke arah lapangan.

" Ayang ayang, jadian juga belum. " Cibir Savira meledek.

" Tunggu aja, nanti juga jadi. " Songong gadis itu dengan pede.

" Yang bener?? " Ejeknya, kemudian tergelak menertawakan.

" Diam Ra, tu mulut mau gue bungkem pake kaos kaki? " Kesalnya, pasalnya tawa gadis itu cukup keras, beberapa teman sekelas mereka yang ada disana tampak melirik.

" Gea, mau ke kantin dulu. Beli minum, kalian mau? " Tanya gadis itu yang mulai berdiri.

" Gue titip satu dong. " Sahut Naya.

" Kamu mau Ra? " Tanya Gea menatap Savira yang menatap permainan basket di lapangan.

" Air mineral dingin satu. " Jawab gadis itu Menatap Gea dengan senyum tipis.

" Okey, tunggu Gea ya. " Riang gadis itu dan melangkah meninggalkan area lapang.

Savira maupun Naya terdiam menatap fokus orang-orang yang sedang bermain basket di lapangan. Pandangan mereka tentu saja terkunci di salah satu lelaki yang ada di sana.

" Gak heran sih kenapa Nathan jadi ketua basket. Orang maen nya sebagus itu. " Celetuk Naya.

Savira mengalihkan pandangannya, menatap temannya itu dan tersenyum tanpa di sadari oleh Naya.

" Inget Tian oy. " Kekeh nya.

" Tian mah di hati, gak bakal lepas dan lupa. Btw, seganteng Nathan kok dia belum ada pacar sih dari pertama masuk ?" Herannya.

" Bulan lalu dia pernah post poto cewe tapi cuma keliatan badannya aja. Tapi mungkin bukan pacar kayaknya, soalnya sekarang aja nggak nge post lagi. " Lanjutnya.

" Mungkin aja dia lebih suka privat, nanti tau-tau post udah anniversary yang keberapa taun. " Ujar Savira menanggapi ucapan gadis itu tentang Nathaniel atau yang umumnya anak-anak sekolah sering memanggilnya Nathan.

" Eum, iya sih. Kayaknya lo deh yang bakal gitu. " Kekeh Naya menyenggol pelan tubuh Savira yang duduk di sampingnya.

" Kok gue? " Kaget Savira, dia menatap Naya dengan bertanya-tanya dan sedikit panik.

Tidak mungkin bukan Naya tau gue deket sama Niel?

" Iya. Gue perhatiin dari awal lo masuk osis, lo deket banget sama Azka. Gak mungkin kan gak ada apa-apa. Mengingat, tiap acara atau apapun yang berhubungan dengan osis, kalian selalu bareng. Lengket malah. Kayak perangko.  "

EPITHUMIA ( keinginan yang kuat ! ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang