Langkah kaki terhenti di tengah kota
Disela dan dihimpit rutinitas balada
Pikiran yang masih menyatu dengan keadaan
Spontan saja menyatakan perang pada kenyataanLeher membiru legam
Dijerat dengan benang peristiwaPergelangan tangan disayat penuh estetika
Dengan maksud meminta ketenangan
Tetesan darah dipersembahkan kepada dewa
Dan ditutup dengan penghargaan diri_________________________________________________
© Sanka Sankerta