7. Ruang Diskusi

41 9 1
                                    

Sekarang sudah pukul 1 siang, kami memutuskan untuk berkumpul di selasar arah masuk kampus.

Sudah jam segini namun Raka belum sampai juga. Harusnya kami berkumpul dan mulai diskusi di jam 12.30 siang, tapi sekarang sudah lewat dari rencana.

Sebelumnya, Dewi sudah mengatakan di grup kelompok bahwa jangan sampai ada yang telat datang. Raka membalas pesan itu dengan 'oke' sedangkan Max hanya membaca pesan tanpa membalasnya. Tak disangka malah Max yang sudah datang duluan.

Saat ini, Adora, Luna, Dewi, Nina, dan Max sudah berada di lokasi. Mereka sedang menunggu kedatangan Raka yang belum pasti.

"Ya Udah lah, tinggalin si Raka aja dulu," ucap Luna sudah mulai lelah akibat tidak ngapa-ngapain.

"Iya, siapa suruh dia telat," saut Dewi.

Nina hanya bisa menenangkan teman-temannya itu, "Sabar, tungguin dulu gak sih?,"

"Udah setengah jam loh, padahal kita cuma diskusi biar clear semua," balas Dewi tak mau kalah.

Max yang melihat para ciwi sedang kesal, ia hanya bisa diam karena takut kena omelan juga.

Jika dipikirkan lagi seorang Raka memang tidak tahu diri. Kemana si Raka sampai saat ini belum datang juga?

Jika ia terlambat atau ada urusan mendadak, seharusnya Raka memberi pesan di grup atau jika ia merasa malu ataupun gengsi seharusnya Raka mengabari satu orang yang ia kenal di grup tersebut.

Nina membuka ponsel nya kemudian jarinya dengan cepat mengetik sesuatu di layar dan mengirimkan kepada sasaran.

Nina : Raka, Lo dimanaaa
Nina : Anak anak nyariin loo

Bikin pusing saja.

Nina masih menunggu balasan dari Raka namun tidak ada tanda tanda bahwa yang disana membaca pesan.

"Yaudah gua coba chat dia," Ujar Adora lalu semuanya pun setuju kecuali Nina yang diam saja.

Nina ingin mengatakan bahwa dia sudah lebih dulu chat Raka, namun ia mengurungkan niat nya karena satu hal yang membuatnya kecewa.

"Katanya dikit lagi," Ucap Adora.

Secepat itu?, Batin Nina.

Membuka pin ponselnya dan melihat chat yang barusan ia kirimkan ke laki laki itu, ternyata sudah dibaca namun tidak dibalas.

. . .

Selama diskusi berlangsung Nina benar benar sedang berada di suasana hati yang tidak menyenangkan.

Apakah Nina pernah melakukan kesalahan sampai chatnya hanya di baca saja? Lantas mengapa Adora pesannya dengan cepat dibalas oleh Raka?

Nina sebisa mungkin berusaha untuk tidak melakukan kontak mata oleh Raka. Ia terus mendengarkan teman temannya berbicara dan sesekali ia sibuk memikirkan materi yang cocok dengan tema.

Sebenarnya, Nina bukannya marah kepada Raka namun ia merasa malu, ia kira ia sudah bisa berteman dengan Raka. Ternyata dugaan Nina salah.

"Yaudah kayak gitu aja," ucap Adora kepada Max. Max pun mulai mengetik keyboard laptop dengan lihai. Suara itu terdengar satisfying karena kecepatannya dalam mengetik.

"Raka, lo kemana aja sih, harusnya tuh kabarin kalo emang mau ngaret," ucap Luna kepada Raka secara tiba-tiba.

Raka menatap Luna dengan wajah datar, "Ada urusan,"

"Kita semua juga ada urusan, Rak," ucap Max. Ia terlihat kesal karena tadi waktunya terbuang sia-sia hanya karena menunggu Raka.

Kami semua bisa saja mengerjakan tugas kelompok tanpa kehadiran Raka, namun ini merupakan tugas kelompok yang dimana namanya masuk dalam kelompok kami. Seberat, sesusah, atau sesulit apapun itu tugas kelompok harus dikerjakan bersama dan dilalui bersama-sama, bukan hanya sebagian anggota saja.

Beberapa menit kemudian perbincangan menjadi normal. Kita masih membahas apa saja yang harus dimasukkan ke dalam PPT dan juga makalah.

"Nanti gua aja yang buat PPT nya," ujar Raka karena merasa bersalah.

"Kalo gitu gua yang buat makalah, jadi kalian masukin aja materinya ke gdocs nanti gua susun lagi," ucap Adora.

"Iya, yang penting bagi bagi nih per-materi kalian carinya apa aja," ujar Luna.

"Iya, terus nanti gua aja yang kirim link gdocs nya," ucap Max.

"Siapa yang mau rangkum?" tanya Luna kepada semuanya.

Hening.

"Nin, lo bisa kan?" tanya Luna.

"Bisa, btw buat apa?" Nina malah tanya balik.

"PPT, jadi materi yang dari makalah nanti lo rangkum buat si Raka," penjelasan Luna membuat Raka menoleh ke arah Nina.

"Oke," jawab Nina singkat.

Males berurusan sama dia lagi Tuhan, batin Nina.

. . .

Hallow !!!

Pertemanan kuliah sulit tsayy, semangat Nina

By Writtmrtn

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 04, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love-Hate Relationship (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang