01. Terungkapnya fakta

1.1K 105 1
                                    

"Ibu hari ini pergi mengajar lagi?"

Pemuda berusia 16 tahun itu bertanya pada ibunya dengan ekspresi wajah yang memelas. Sungguh ia merasa bosan setiap kali sang ibu pergi mengajar keluar.

"Hari ini aku juga akan ikut keluar~" ujarnya senang.

"Yoichi!" bentak ibunya, "Sudah berapa kali ibu bilang padamu jangan sekali-kali kamu pergi keluar tanpa sepengetahuan ibu. Mengerti!

"Tapi bu, kenapa Meguru bisa keluar rumah dengan aman dan sedangkan aku tidak?"

Sang ibu berjongkok di depan putranya, "Sayang dengarkan ibu baik-baik oke?"

"... Meguru bisa keluar dengan aman karena dia adalah seorang alpha dan sedangkan kamu adalah seorang omega. Kamu tahu sendirikan berita akhir-akhir ini membahas tentang apa? Jika sampai tertangkap kamu akan dijadikan bahan uji coba."

"Tapi bu, kenapa selalu omega yang mengalaminya?"

Ibunya memilih untuk diam, ia tidak ingin putranya tahu yang sebenarnya bahwa Yoichi bukanlah anak kandung nya.

*Flashback on

Tepat ketika musim dingin bulan Desember, Hira yang merupakan seorang guru pengajar melihat sebuah kardus besar terletak di depan rumahnya.

Seingatnya ia tidak pernah memesan barang dari online shop. Ia menoleh ke kanan dan kiri untuk memastikan bahwa tidak ada satupun orang yang keluar dari rumah karena dinginnya suhu saat malam hari.

Ia berpikir positif mungkin kurir pengantar barang salah mengirim. Besok pagi ia akan membawa barang itu kembali ke kantor pengiriman barang.

Tidak mungkin kan Hira akan meninggalkan barang milik orang lain begitu saja. Hal itu merupakan tindakan kurang bertanggung jawab. Karena tidak ada pilihan lain, ia membawa masuk kardus tersebut ke dalam rumah.

Baru saja kardus itu di letakkan, tiba-tiba terdengar suara bayi menangis. Ia mencari dimanapun asal sumber suara tapi tidak menemukannya.

Apa mungkin suara bayi itu berasal dari dalam kardus? Oke tarik napas lalu buang untuk selamanya, tidak kok cuman bercanda saja hehe~

Perlahan Hira membuka kardus itu. Benar saja di dalam kardus itu terdapat seorang bayi laki-laki menggemaskan berwajah manis dengan surai berwarna seperti blueberry dan warna netra yang senada dengan surainya.

"Orang tua mana yang tega membuang bayi selucu ini dan hanya melilitkan syal navy di lehernya."

Hira membenarkan syal bayi tersebut supaya tidak kedinginan. Selesai membenarkan syalnya Hira memeluk tubuh mungil bayi menggemaskan itu.

"Tenanglah sayang kamu sudah tidak kedinginan lagi. Mulai hari ini ibuー"

Tunggu duluー ibu ya... Hira rasa panggilan ibu untuknya tidak terlalu buruk. Di dalam pikirannya terlintas sebuah nama yang cocok untuk putra menggemaskannya itu.

"Isagi Yoichi." gumamnya.

Hira mengelus pipi gembul putranya sesekali ia mencium pipinya karena gemas.

"Mulai sekarang ibu akan menjagamu dengan segenap jiwa dan raga. Ibu tidak akan membiarkan siapapun menyakitimu, sayang."

*Flashback off

•••

Terhitung 2 minggu ini Hira mendapat surat panggilan anonim mengatasnamakan 'pemerintah' yang menyuruhnya untuk segera menyerahkan putranya ke 'pemerintah'. Tentu hal itu di tolak mentah-mentah oleh Hira.

"Putraku, sepulang ibu mengajar kita akan berkemas dan pergi dari sini."

"Eh? Kita akan pindah lagi, bu? Kenapa kita selalu berpindah-pindah tempat, bu?"

"Sekarang ibu tidak bisa menjelaskannya padamu sayang. Setelah kita pergi dari sini ibu akan menjelaskan semuanya padamu."

"Baiklah, bu."

Meskipun Yoichi tidak diperbolehkan keluar rumah, ibunya dengan telaten mengajarinya membaca, menulis, dan cara menggunakan benda persegi yang biasa disebut dengan ponsel.

Setelah ibunya pergi, sahabatnya Meguru datang berkunjung ke rumahnya. Sudah 6 tahun ini ia dan Meguru menjadi sahabat. Hanya Meguru teman satu-satunya yang ia miliki.

"Yoichi, aku tadi mendengar percakapanmu dan ibumu, apa benar kau akan pindah lagi?"

Yoichi mengangguk lemah, "Iya, aku tidak tahu pasti kenapa ibu sering kali pindah tempat tinggal."

"Yoichi kau tidak akan melupakanku kan? Kau sudah punya nomorku kan? Jika ada waktu senggang kabari aku ya."

"Hei, Meguru kau ini bicara seakan-akan aku akan pergi untuk selamanya. Setiap kali ada kesempatan aku pasti akan mengabarimu."

"Oke." jawabnya senang.









----------






Hira dan putranya telah pindah rumah ke daerah yang lumayan jauh dari perkotaan karena Hira harus sebisa mungkin mengurangi interaksi dengan orang lain.

"Ibu, apa kamu ingat ucapanmu yang terakhir kali itu?"

"Yang mana, nak?" tanya sang ibu.

"Alasan kenapa kita harus berpindah-pindah tempat."

Hira sudah mempersiapkan diri sejak lama jika sewaktu-waktu putranya menanyakan hal-hal yang menyangkut tentangnya dirinya.

"Putraku setelah ibu menceritakan semuanya kepadamu, ibu tidak tahu kamu akan marah dengan ibu atau justru membenci ibu."

Hira menceritakan semua kejadian tanpa mengurangi ataupun melebihkan cerita awal mula ia bertemu dengan putranya.

"Waktu itu ibu sempat berpikir, apa ibu berikan saja ke kantor polisi karena siapa tahu kedua orang tuamu sedang mencarimu. Niat itu ibu urungkan, ketika menemukan sepucuk surat bertuliskan "tolong jaga putraku baik-baik" ibu takut jika sampai terjadi apa-apa padamu karena kelalaian pihak berwajib yang kurang bertanggung jawab."

Tanpa mengucapkan sesuatu Yoichi memeluk ibunya dengan erat, air mata yang ia bendung sejak awal ibunya bercerita kini turun dengan derasnya membasahi pipi yang lumayan tembam.

"Ibu terimakasih karena sudah mau merawat, menyayangi, dan melindungiku dengan sepenuh hati. Jika tidak ibu mungkin sekarang aku sudah tiada di dunia ini. Aku menyayangimu, bu.

"Ibu juga sangat menyayangimu melebihi apapun, putraku."

Hira menghapus air mata putranya yang masih mengalir di pipi tembamnya.

Hira bergurau dengan Yoichi untuk menghiburnya, "Sudah jangan menangis lagi lihat matamu jadi sipit seperti orang china."

"Ibu ada saja, ini lagi melow loh bu." Yoichi mengusap air mata di pipi dan matanya.

"Hehe iya ibu tahu. Yoichi besok siklus heat mu akan datang, kau masih punya inhibitor, kan?"

"Inhibitorku sudah habis beberapa minggu lalu."

"Besok ibu akan mengantarmu ke rumah sakit dan sekalian membeli inhibitor di sana. Besok saat ke rumah sakit jangan lupa memakai masker, topi, dan, kacamata."

"Oke bu."



Note: Inhibitor/suppressan adalah obat penekan feromon untuk alpha maupun omega. Bentuknya bisa berupa tablet maupun suntikan. Dosis tinggi yang terdapat dalam bentuk suntikan dan dapat langsung bereaksi. Efek sampingnya adalah semakin lama alpha atau omega mengonsumsi inhibitor dapat membuat siklus rut atau heat berantakan.



•••



Jangan lupa tap love dan komen yaa biar saya tambah semangat dalam membuat cerita☺️

Lanjut atau tidak nih????

[BL] Save My Love || Isagi YoichiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang