Jumat, 1 Januari 2023
"bundaaaaaaa, berangkaaaat"
dengan terburu buru, sang Ibunda menghampiri sang anak yang sedang memakai helm bogo kesayangannya.
"bekel udah?" tanya Ibunda sembari menjulurkan tangan kanannya, memberikan kode kepada Arya untuk mengecup tangannya, budaya setiap pagi, seperti biasa.
cup!
"udah, dadahh"
"hati-hati yaaa, pulang sekolah kabarin bunda yaa" perintah sang Ibunda kepada anak bungsunya
"ya buun" jawab singkat sang anak sembari melajukan motor PCX putih miliknya.
'punya anak lakik satu iriiiiiit banget ngomongnya, heran gak kaya bundanya' - batin sang ibunda sambil memasuki rumah megah dikawasan Bali Selatan.
POV at SMA SWASTA BIMANTARA
"oi" toel seseorang dari arah belakang. sontak yang di toel pun menoleh ke arah belakang dengan wajah polosnya.
"ha???"
"ikut ke kantin gak?? udah jam istirahat juga, daripada molor terus, ga capek tuh tulang punggung bungkuk terus? Jidat lo noh udah njiplak dari tadi nyatu sama meja" ucap Deon dengan embel embel sok ngegasnya, salah satu teman karibnya Arya.
dengan lenguhan malas, Arya menjawab sambil merenggangkan kedua tangannya ke atas dan berdiri. merampas Iphone 11 hitam miliknya yang terdampar di atas meja.
"gass" ucap singkatnya dan berjalan mendahului Deon menuju kantin pojok, tempat nongkrongnya, seperti biasa.
yah. inilah Arya, seorang anak kelas 11 MIPA 1, Rambut hitam lurus lebat, tidak lupa dengan alisnya yang tebal dan mata tajamnya, bibirnya yang kiss able membuat tak sedikit para wanita disekolahnya tergoda untuk menjadikannya sasaran empuk sebagai calon pacar selanjutnya.
Tinggi 177 cm dengan postur tubuh yang pas, salah satu anak basket yang enggak tergabung dalam tim basket.
(?)(?)(?) anak basket, tapi gak tergabung dalam tim basket(?)(?) maksudnya thor?
iya, jadi basket itu cuman jadi pelariannya supaya dia gak banyak main PS aja, jadi basket adalah aktivitas cadangan pengganti kecanduan main gamenya.
Berkali kali dia ditawarkan untuk ikut serta dalam tim, tapi dia ogah untuk mengikutinya, alasannya sih karna 'gak ada jiwa kompetisi sama sekali' katanya. sayang sekali bukan? padahal dia diakui oleh pelatihnya sebagai anggota yang pro dalam berbasket, bahkan dia sempat melatih beberapa anggota basket yang ikut serta dalam pertandingan.
"buk, basrengnya tiga ribu ya" ucapnya sambil menyodorkan selembar kertas berwarna hijau
"lu kalo ketauan sama bunda makan basreng mulu, gadikasih uang jajan lagi lu mampus" ujar Nicko, salah satu murid popular di antara per-circelan mereka di kantin pojok bu Usa.
"gabakal ketauan kalo kalian ga ada yang cepu" ujar Arya sembari menjatuhkan pantatnya ke kursi besi panjang dan mulai menikmati seperbiji basreng yang ia beli.
"gua gabakal cepu kalo-" belum selesai Deon berucap, kalimatnya dipotong oleh seorang perempuan berpakaian serba ketat dan rambut pirang digerainya, berlari menuju ke arah mereka, sontak mereka semua tak heran dengan kedatangannya, termasuk Arya. pasti mau menggoda salah satu diantara mereka.
dan kali ini, sasaran empuk perempuan itu adalah Arya.
"aryaaaaa!!!" teriaknya sembari berlari kecil menuju tempat dimana Arya duduk.
tepat jarak kurang dari 1 meter, perempuan itu berhenti, melihat sekelilingnya yang ia sudah ketahui banyak para lelaki tampan sedang memperhatikannya dengan wajah betenya.
"euum hehehhehehe hai aryaa, arya-arya aku boleh-"
"mending pergi" potong arya ketus sambil membuka bungkus kedua basrengnya
"ih arya aku kan belum-"
"brisik banget, udah diperingatin berapa kali sebelumnya, pergi deh cepetan" potong Nicko yang sudah lelah dengan tingkah Devina akhir akhir ini.
Perempuan yang paling terkenal se-antero sekolah karna kecentilannya, tidak banyak para siswa dan siswi yang suka atas perilaku dan sikapnya, termasuk circle basketnya Arya.
baru saja Devina menghirup nafas untuk mengeluarkan kalimat selanjutnya, dengan sergap Ergi yang sedari tadi menyantap baksonya sontak angkat suara.
"Dev, mending lo pergi, lo udah ditolak mentah-mentah, percuma" ucap Ergi sabar yang sudah kehilangan nafsu makan dan ketentramannya.
selang beberapa menit, setelah adu cekcok antara teman-temannya dan Devina yang tidak mau kalah, Arya yang mulai tidak nyaman dengan suasana pun memilih pergi dari tempat itu. tetapi sebelum itu,
ia berdiri dan mengambil langkah ke arah Devina, menatap manik mata Devina lekat lekat dengan tajam, lalu berkata "murahan lo."
Arya itu, Mati Rasa.
as simple as that.
to be continue

KAMU SEDANG MEMBACA
The Soul of Arya
Romanceorangnya ga banyak omong, kalo banyak omong berarti itu orangnya - Arya as simple as that. #jungjaehyun