Bab 2 : Koin.

11 1 0
                                    

Disuatu malam, ada seorang pria yang berjalan dengan sempoyongan menelusuri gang yang sangat sepi. Terlihat ia menangis sambil berjalan menelusuri gang tersebut, dalam raut wajahnya menggambarkan bahwa ia sedang dilanda depresi akan pekerjaannya dan hal lain yang menjadi beban pikiran baginya. Hingga tiba tiba didalam kegelapan yang berada dihadapannya, tiba tiba ada yang melempar koin dari kegelapan tersebut. Koin itu terlempar kearahnya, hingga pria itu membungkukan badannya lalu mengambil koin itu. "Koin apa ini?" Ucap pria itu bertanya tanya kebingungan. Koin itu bukan koin pada umumnya. Koin itu tidak memiliki tulisan apa apa namun hanya tergambar sabit dikedua sisinya. Pria itu tak peduli dengan koin itu lalu melemparnya dengan keras kedalam kegelapan yang ada dihadapannya. Hingga tiba tiba suara auman keras terdengar dari dalam kegelapan itu, membuat merinding. Pria itu hanya bisa lari, namun tiba tiba keluarlah sosok mengerikan dan menghabisi pria itu hingga tidak ada jejak sedikitpun tentang pria itu.
Berita itu tersebar dengan cepat, warga warga yang berada disekitaran sana memperingatkan anggota keluarga mereka untuk tidak pulang malam malam.
Hari itu juga disekolah, Rei bersama teman temannya berbicara tentang berita itu. "Iihhh seram juga ya" Ucap temannya yang bernama Ina, "Iyalah, tapi kasian ga si sama keluarga si cowo itu" Terdengar balasan dari temannya juga yang bernama Lia. "Entahlah ya, kematian tidak ada yang tau bukan" Rei menjawab. "Namun apapun yang terjadi kasian juga si cowo, katanya dia anak rantau" Lia memberitahu. Ina berkata "Jika kematian tidak ada yang tau, jadi malaikat maut tidak tau juga?". Lia menjawab kepada Ina "Maksudmu grim reaper?" Dan Lia menjawab "Yaa" . "Sudah sudah kenapa jadi bahas mati mati si" Ucap Rei.
Jam pulang telah tiba, sudah tiba saatnya mereka untuk pulang kerumah mereka masing masing. Rei membuka lokernya, mengambil tasnya dan melihat notifikasi ponselnya. Dalam notifikasi itu, ibunya mengirim pesan kepada Rei bahwa segera pulang jika sekolah sudah selesai, namun Rei membalas pesan ibunya bahwa ia harus kerja part time, dan mengatakan tenang tidak akan terjadi apapun. Rei mematikan ponselnya, berjalan menelusuri lorong bersama teman temannya, dan pergi menuju gerbang lalu berjalan sendirian menuju toko kue, tempat kerja part timenya. Bibi Tia, adalah pemilik toko kue itu dan selalu membantu Rei jika kesulitan. "Bagaimana sekolahmu Rei?" Bibi Tia bertanya. "Baik kok bi, banyak membicarakan gosip itu" Rei berkata kepada Bibi Tia sambil memasang apronnya. "Berita itu sudah tersebar kemana mana, malam ini balik cepatlah, gadis sepertimu tidak baik pulang malam" Bibi Tia berkata kepada Rei. Rei yang saat itu ingin pulang cepat, tidak sempat karena banyaknya pembeli yang membeli kue hingga mereka kewalahan. Hingga sudah saatnya toko tutup dan pembeli sudah tidak ada, mereka menutup toko kue itu. Tidak terasa sudah jam 11 malam. Rei melepaskan apronnya laku bersiap mengambil tas dan pulang. "Pulang dulu ya bii" Rei berkata kepada Bibi Tia. "Hati hati ya maaf jadi kemalaman" Bibi Tia berkata kepada Rei, dan Rei tersenyum.
Rei berjalan menelusuri jalanan yang sepi. "Biasanya ramai jam segini" Gumam Rei. Hingga tiba tiba ia berada disuatu gang sepi dan gelap. Rei menelusuri jalan itu, terlihat ia berpikir "bagaimana mungkin ada yang hilang tiba tiba?!" Gumam Rei. Tiba tiba ada yang berbunyi keras seperti barang jatuh didepannya. Rei terkejut dan kaget, keringat mulai bercucuran, matanya melotot, jantungnya berdetak kencang seakan tau apa yang akan terjadi. Namun ternyata itu hanyalah kucing hitam yang mengais tempat sampah untuk mencari makanan. "Ternyata hanya kucing" Rei mengambil nafas lega dan mulai memberi makan sikucing tersebut. Lalu berjalan lagi menelusuri lorong tersebut, berharap sampai kerumah. "Kok aneh ya, dari tadi ga sampai sampai" Rei bergumam, hingga ia kaget dan tersadar bahwa lorong itu adalah lorong yang dari tadi ia lewati. Ia melihat tempat barang jatuh tersebut dan kucing hitam yang sedang asik memakan makanan yang ia berikan. Rei lari sekencang kencangnya hingga tak tersadar bahwa saat ia berhenti, ia berada dilorong yang sama dan terdapat kegelapan dihadapannya. Ia segera melihat kucing tadi, namun saat ia melihatnya, kucing itu sudah mati. Kepalanya terputus dari badannya, terdapat darah mengalir di lehernya dan dibadannya. Tiba tiba sebuah koin terlempar dari arah kegelapan tersebut. Rei tidak ada niatan ingin mengambilnya dan hanya melihat koin tersebut yang jatuh dihadapannya. Tiba tiba sosok mengerikan keluar dari kegelapan tersebut. Hitam besar panjang, wajahnya berlumuran darah, bola matanya terlepas dari tempatnya, belatung belatung kecil itu menggerogoti setiap lubang yang ada diwajahnya. Rei lari sekencang mungkin, menghindari makhluk itu. Saat ia melihat dibelakang, sosok itu tidak ada dan hilang, namun saat ia melihat kedepan, sosok itu ternyata sudah berada didepannya. Makhluk itu menyeringai tersenyum menandakan ingin memakan Rei. Rei yang saat itu berlari seketika berhenti, dan menangis  namun sayangnya suaranya tiba tiba susah dikeluarkan. Hingga sosok itu menyerang Rei, namun Rei tidak sadarkan diri.
Rei sadar dan membuka matanya saat ia berada dirumah sakit. Wajahnya datar tanpa ekspresi, jiwanya seperti tidak ada, raganya hanya terdiam. Mama dan papa Rei hanya bisa menangis melihat anaknya seperti itu. Hingga suatu malam, Rei membuka matanya dan melotot menghadap dinding atap rumah sakit itu dan melihat sosok itu sedang meneteskan ludahnya kewajah Rei. Paginya, Rei ditemukan tidak bernyawa. Ia jatuh dari kamarnya menuju kebawah lewat balkon atau dapat dibilang bun*h diri. Namun, tubuhnya seperti tercakar, darah yang banyak keluar dari tubuhnya. Matanya tidak berada pada tempatnya. Tetesan darah pun mengalir diarea pagar pada balkon, kasurmya dipenuhi oleh darah segar. Entah apa yang terjadi padanya.
"Kematian, dengan bunuh diri? atau karena hal lain? semua itu dapat terjadi. Hati hati akan peringatan yang sudah diperingatkan kepadamu. Hati hati akan setiap keadaan yang disekitarmu. Pintu kematian akan selalu terbuka untukmu. Malaikat maut pun juga sudah menunggu mu untuk bertemu denganmu dan membuka pintu kematianmu sendiri."
Sekian cerita hari ini KOIN.
Nantikan ceritaku dibab berikutnya yaa!!

Your Last Day Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang