"Dev, gue rasa lo mending istirahat dulu aja deh dari pekerjaan yang dikasih papa." saran Jeff tiba-tiba.
"Loh kenapa kak?" tanya Devio yang sempat terkejut.
"Gapapa, kakak mau siapin rencana yang mateng dulu. Kalau gue butuh bantuan lo, baru lo ikut bantuin lagi." terang Jeff.
"Ohh oke." ucap Devio seolah mengerti.
"Kakak khawatir ya?" tanya Devio dengan wajah beonya.
"Pikir aja sendiri." ucap Jeff saat mulai melangkah pergi begitu saja.
Pintu rumah terbuka, saat itu juga Devio melihat Kakak ke-duanya yang baru pulang dari tongkrongan. Tapi sesuai dugaan Devio, seperti biasa kakak Lup-nya itu tidak pulang seorang diri Ia pulang membawa orang yang sudah Devio duga.
"Wehh Devio, enak bener nganggur mulu kayak DPR." celetuk orang yang datang bersama dengan Luvian.
"Kebetulan aku udah jadi manager sih Bang Jun." ujar Devio yang tak mau diremehkan.
Betul dugaan Devio, Luvian kalau libur semester mainnya ke tongkrongan mulu pulang-pulang pasti bawa bestienya si Junot buat main ps.
"Minimal pulang bawa gorengan kek, ini malah bawa pulang Junoter." batin Devio.
"Manager di perusahaan keluarga kan?" ledek si Junot membuat Devio melontarinya tatapan side eye.
"Bang Junot sendiri? kayak udah kerja aja. Bang junot kalau udah sarjana juga pasti kerjanya di firma hukum punya keluarga kan." cerocos Devio seolah tak mau kalah.
"Kalah gua." ucap Junot sambil terkekeh.
"Gimana sih calon pengacara kok kalah debat sama bocah." hujat Luvian.
"Sekali-kali ngalah sama bocil." ujar Junot diakhiri tawa terbahak-bahak.
Luvian berlalu meninggalkan ruang tamu menuju kamarnya untuk mengambil CD game, sedangkan Junot menunggu di sofa ruang tamu bersama Devio.
"Dev, lo gak punya gosip hot terkini gitu?" tanya Junot akhirnya buka mulut.
Devio sudah menduga hal ini akan terjadi setiap kali Junot datang ke rumah.
"Kagak bang, yang ada fakta nih."
"Fakta apaan tuh?" tanya Junot, penasaran.
"Fakta bahwa seorang Bramantyo Arjuna Ladewa masih jomblo akut." ujar Devio sambil memasang senyuman miring yang jarang Ia tampilkan.
"Aduhhhh bener-bener lo Dev." keluh Junot sambil memegang dada kirinya dan membuat wajah sok nyesek.
"Udah deh bang jangan ngajak aku ghibah, takut dosa."
"Kaya ngebully gue bukan termasuk dosa aje." cibir Junot. Lalu mereka terdiam sejenak.
"Eh dev tau gak Sabrina di kam-"
"Onti Sabrina kenapa?" sela Devio tiba-tiba dengan wajah penasarannya. Junot memberikan smirk khasnya dan terjadilah.
Ditengah-tengah perbincangan kedua bocil kematian itu muncul seorang lelaki yang tengah menuruni tangga. Ketika orang itu menginjak lantai ruang tamu orang itu berdehem.
"Ehemm." dehem lelaki itu.
"Eh kak Jeff, mau kemana?" tanya Devio yang melihat kakaknya itu sudah bertampilan rapi juga tidak lupa Ia memakai jaket dinasnya, jaket kulit.
"Ngomongin siapa kalian?" tanya balik Jeff.
"Onti Sabrina." jawab Devio lagi. Sementara Junot hanya tersenyum canggung.
"Lanjut." ujar Jeff lalu berlalu pergi keluar dari rumah. Jeff sudah tidak heran dengan kebiasaan kedua makhluk itu jika bertemu, pasti heboh ngomongin orang. Sekalem-kalemnya Devio kalau udah ketemu sama Junot ya jadi begitu. Sesat.
"Bang Jun, masih takut sama kak Jeff?" tanya Devio saat Jeff sudah benar-benar pergi.
"Hah? kagak, cuman gue masih ngerasa serem aja." elak Junot mencoba berekspresi sedatar mungkin.
"Sama aja dong takut kan karena ngerasa serem." hujat Devio.
"Hayo, kalian ngomongin gue ya?" tanya lelaki dengan album CD game ditangannya.
"Tadi, sekarang kagak." jawab Junot berterus terang membuat Devio tertawa.
"Sialan." desis Luvian sambil menyiapkan game ps.
🕷🕷🕷
"Gue rasa gue punya ide, tapi nggak segila itu." ucap Luvian kepada Jeff.
"Apa ide lo itu?" tanya Jeff dengan tertarik.
"Kalau lo yang udah brengsek ini masih kalah strategi terus sama si Celo-Celo itu, lo butuh sudut pandang lain Bang. Coba ubah sudut pikiran lo 180° dari cara pikir lo kemarin-kemarin buat ngalahin Celo. Kalau lo emang mau strategi lo berhasil jangan mikir sesuai nalar yang lo alamin selama ini, coba pikir kalau lo jadi Celo si kriminal tingkat setan. Apa yang bakal lo lakuin buat ngehancurin musuhnya?" ujar Luvian menjelaskan panjang lebar.
"Pikir apa yang bakalan Celo lakuin, dan buat strategi yang lo yakin Celo nggak bakal bisa lolos lagi. Gunain pikiran kriminal Celo sebagai boomerang." lanjut Luvian.
"Ide lo bagus, tapi gue pikir gue nggak akan bisa mikir kayak kriminal beneran karena gue bukan kriminal." ujar Jeff yang memiliki keraguan pada dirinya sendiri.
"Gue rasa buat ngalahin kriminal tingkat setan gue butuh orang kriminal tingkat setan juga." ujar Jeff, senyuman miring mulai muncul diwajahnya.
"Itu sih beneran gila." ujar Luvian.
"Ri, lo tahu kan kalau strategi gue buat ngehancurin PT Celo masih kurang." ujar lelaki berjaket kulit itu.
"Iya Jeff, tahu."
"Lo punya kenalan yang brengsek banget, terus manipulatif, pokoknya kriminal tingkat setan. Ada gak?" tanya Jeff.
"Kenalan gue?" Rio mencoba berpikir keras.
"Oh ada, tapi dia bukan kenalan gue. Gue cuma tahu orang itu dari gosip yang berseliweran." Ia merogoh handphone dari saku jaketnya. lalu menunjukkan foto seorang perempuan yang terlihat seumuran dengan Luvian.
"Namanya Agatha, ketua geng motor yang membuat anggotanya melakukan transaksi narkoba, obat terlarang, bahkan organ manusia dan transaksi hal-hal ilegal lainnya. Dia sama geng motornya udah pernah di usut berbagai kasus oleh kepolisian berulang kali tapi hasilnya selalu nihil nggak ada satupun dari hasil penghakiman yang membuat Agatha dan anggotanya dihukum. Karena Agatha selalu lolos dari hukum banyak orang berteori kalau Agatha ini anak dari orang yang berpengaruh di negeri ini." ujar Rio panjang lebar. Jeff yang mendengarnya berusaha untuk tidak ternganga bagaimana bisa ada orang-orang kriminal seperti mereka di dunia ini.
"Sesuai kan sama kriteria orang yang lo cari." ujar Rio dengan wajah bangganya.
"Gila."
To be continued...
A/N :
Hi! readers i' m back with this chapter.
Sorry for such a rare update :).
(karena memang lagi sibuk-sibuknya).Aku berusaha untuk menulis cerita ini sampai selesai kok jadi jangan khawatir okay.
VOTE+COMENT FOR ANOTHER CHAPTER! 🐼
KAMU SEDANG MEMBACA
Glory and Criminals [HIATUS]
ActionDevio Kathama Daniswara cowok lugu yang harus ikut bergabung dengan perusahaan keluarganya, PT Daniswara. PT Daniswara bukan hanya perusahaan ternama biasa, banyak hal yang disembunyikan dari khalayak ramai tentang perusahaan itu. JUDUL SEBELUMNYA :...