1830
Hari ini, tepatnya pada tanggal 17 desember tahun 1830.
Aku menunggu seseorang yang paling berharga bagi hidupku. Ditempat biasa.Tempat dimana kita berdua, menghabiskan waktu bersama disana.
Sebuah pohon yang berada disebuah danau dipesisir desa kami.
Suasananya selalu tenang dan sepi.
Semenjak dirinya dan yeonjun dewasa, keduanya mulai sibuk dengan urusan masing - masing. Dan hanya berhubungan dengan sebuah surat yang diberikan yeonjun padanya.melalui burung merpati putih miliknya.
"apa dia melupakan janjinya?,'' desah soobin kecewa, saat melihat sekeling belum ada tanda - tanda kehadiran yeonjun.
"apa dia tidak datang?," ucap soobin sedih, sebelum ada tangan besar yang menutup matanya. Membuat sang empu langsung mengerti siapa pelaku yang menutup matanya itu.
"berhentilah bersikap konyol, yeonjun."ucap soobin datar, dan membuat kedua tangan itu, mulai menghilang dari matanya.
Soobin sedikit tertegun saat melihat pria didepannya, yang masih mengenakan pakaian militernya.
"maaf, aku sedikit terlambat. " ucap yeonjun, seraya tersenyum lembut.
"apa kau marah?," tanya yeonjun, dan membuat soobin tersadar dari lamunannya.
"aku hanya takut kau tidak datang." ucap soobin. Matanya berkaca - kaca, saat melihat beberapa luka di wajah yeonjun.
Yeonjun, yang melihat pemuda didepannya hampir menangis, pun mulai membawa pemuda itu kedalam dekapannya, dan Menenggelamkan kepala pemuda itu didada bidangnya.
''bagaimana mungkin, kau datang dengan wajah seperti itu, Choi bodoh!" ujar soobin kesal, dan membuat yeonjun terdiam.
"kau membuatku khawatir!, apa saja yang kau lakukan sampai membuatmu terluka seperti ini,''ucap soobin seraya terisak.
"tenanglah, ini hanya luka kecil soobin." ucap yeonjun menenangkan, seraya mengusap punggung sang empu lembut.
"lihat, aku membawakan sesuatu untuk mu," ucap yeonjun, seraya melonggarkan dekapannya.
Mata soobin sembab, akibat menangis. Yeonjun pun mengusap pelan kedua manik soobin, yang mengeluarkan buliran bening itu.
"karena ini hari yang berharga bagimu, aku akan memberikan ini untukmu." ucap yeonjun, seraya menunjukkan sebuah kandang berukuran sedang. Dan membuat sang empu membulatkan matanya.
"kelinci?," ucap soobin tak percaya, melihat apa yang dibawa oleh yeonjun.
"sudah bertahun - tahun kau mengingikannya bukan?, jadi, aku membelikan ini untukmu!.anggap saja ini sebagai hadiah karena kau sudah lulus dari kuliahmu!. Selamat atas kelulusanmu, soobin."ujar yeonjun, dan membuat soobin tersenyum tipis.
"terimakasih yeonjun!!!,"ucap soobin, seraya memeluk yeonjun erat.
"kau membelikan dua untukku?," tanya soobin, saat melihat dua kelinci yang memiliki warna berbeda. Satu kelinci berwarna putih, dan satunya lagi berwarna hitam pekat.
"ya, kuharap kau bisa menjaga mereka berdua dengan baik. Dan Anggap saja kelinci yang hitam itu adalah diriku, jika suatu saat kau merindukan ku nanti."
"ya, aku akan menjaganya dengan baik. Aku berjanji!'' ucap soobin, dan membuat yeonjun tersenyum. Seraya mengusap rambut soobin lembut.
"janji?," soobin mengangkat kelingkingnya. Yeonjun pun menautkan kelingking mereka berdua.
"janji"
"aku sangat merindukan tempat ini." ucap yeonjun, seraya menikmati hembusan angin yang menerpa surainya.
"hei yeonjun, kapan kau selesai dengan tugasmu itu?," tanya soobin, seraya mengelus kedua kelinci yang saat ini tertidur dipangkuannya.
"masih banyak yang harus kukerjakan soobin, dan sebentar lagi akan ada pengangkatan pangkat. dan Aku harus berusaha semaksimal mungkin. Supaya aku bisa menyingkirkan para bajingan yang hanya mementingkan urusan mereka sendiri."ujar yeonjun, seraya menatap soobin yang menunduk.
"tenanglah, tidak akan ada yang terjadi apa - apa denganku, percayalah, dan tunggu sampai aku kembali." ucap yeonjun, seraya tersenyum tipis.
"aku takut, bahkan sangat takut, jika aku harus kehilanganmu, yeonjun." ucap soobin sedih.
"Aku melihatmu dan melihat sisa hidupku di depan mataku."ujar yeonjun, seraya bangkit dari duduknya.
"waktuku sudah hampir habis soobin, Sudah waktunya kita berpisah. Jaga dirimu baik - baik." ucap yeonjun, seraya mencium dahi soobin singkat. Meninggalkan soobin yang terdiam.
"aku akan selalu menunggu kedatangan mu, yeonjun."ucap soobin, menatap sendu pada punggung yeonjun yang mulai menghilang dari pandangannya.
Mungkin ketidaksempurnaan kita yang membuat kita begitu sempurna satu sama lain.
Memories 17 desember 1821
KAMU SEDANG MEMBACA
1821
Historical FictionΦ Captain Choi And Teacher Soobin Φ "Kamu adalah pikiran terakhir dalam pikiranku, sebelum tertidur dan pikiran pertama ketika diriku bangun setiap pagi." "Aku tahu, aku jatuh cinta padamu, karena kenyataanku akhirnya lebih indah dari mimpiku." "Ci...