"Za, kemaren lo kenapa nolak Rendi?"
Zaira tak mengindahkan, ia bersikap tak acuh. Tangannya terus mengaduk es jeruk, sembari menatap keramaian kantin. Salah satu sahabatnya sedari tadi selalu saja melontarkan berbagai pertanyaan membuat sang empu merasa pening.
Citra menggoyangkan bahu Zaira pelan. "Za, gue kayak ngomong sama patung tau. Ayolah jawab dong." Sebal Citra.
"Udah gausah didengerin Za, biarin aja cuekin dia." Ujar Maya dibalas tatapan sinis oleh Citra.
Zaira menghela nafas pelan, dia menoleh kepada Citra mengulas senyum pada sahabatnya itu.
"Dan janganlah kamu mendekati Zina, Zina itu sungguh suatu perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang buruk. Qur'an Surah Al-Isra ayat 32." Ucap Zaira, Citra kini tertegun ia tak lagi membuka suara.
"Kenapa diem? kena mental hah?" Ejek Maya setelah melihat wajah Citra begitu masam.
Citra berdecak. "May, gue sebenernya kesel. Cowok sebaik Rendi, siswa number one sekolah kita. Ditolak mentah-mentah, sedangkan gue? satu aja ga ada yang nembak gue." Ungkap Citra, dia merebut es jeruk milik Zaira lalu meneguknya.
"Cit, itu tandanya kamu masih di sayang sama Allah." Kata Zaira.
Ets, siapa sih dia? satu-satunya gadis berhijab diantara sahabat-sahabatnya. Dia Zaira Fatih Aqila, gadis yang dianggap sesosok bidadari surgawi yang terasingkan di bumi. Sering mendapatkan surat cinta dari kaum Adam sekolahnya, namun Zaira tolak dengan alasan 'Pacaran itu dosa' dia masih mengingat larangan Tuhannya. Setiap tolakannya, bukannya mendapatkan kekecewaan namun dibuat semakin kagum dengan gadis itu. Zaira selalu menolak laki-laki yang menyatakan perasaan kepada dirinya dengan bahasa yang lembut.
"Tuh dengerin, sering juga dapet ceramahan unkti, masih aja sama. Masuk kuping kanan, keluar kuping kiri."
Gadis berambut ikal ini namanya Maya Bulana Jelita, salah satu sahabat Zaira yang paling berpikiran logis. Dia terkenal galak, tapi sebenarnya baik. Maya adalah gadis ambisius yang selalu ingin mendapatkan nilai sempurna, tapi dia selalu dikalahkan oleh Zaira. Maya tak merasa benci, dia bersaing secara sehat dengan Zaira. Bahkan dia anggap Zaira adalah panutannya.
"Cih, iyah-iyah."
Yang lagi kesal ini adalah Citra Adelia Senata. Bisa dibilang dia penggila cogan alias cowok ganteng. Galeri di dalam ponselnya penuh dengan cowok-cowok yang potret diam-diam. Selalu saja mendapatkan ceramahan dari Zaira namun gadis ini tak mendengarkan.
Tak ada lagi yang berbicara, sampai beberapa saat terdengar teriakan dari pintu kantin. Mereka bertiga di tempat itu menelisik sumber suara yang terdengar familier.
"ZAIRA!" Si pemilik suara melengking itu menghampiri ketiga gadis cantik di sana. Zaira yang merasa terpanggil namanya lantas mengerutkan keningnya.
"WOI!" Tegur Maya galak. "Bisa ga sih suara toa lo di kecilin? berisik tau!"
"Ga--" Dia menarik nafas panjang. "Ga bisa, ini emergency, darurat-darurat." Lanjutnya berucap terbata-bata.
"Lila, kenapa?" Tanya Zaira, ia khawatir melihat wajah salah satu sahabatnya yang tampak panik.
Maya dan Citra tampak menunggu Lila berbicara. Sudah biasa Lila selalu menggantungkan pembicaraan jika mendapatkan berita heboh sehingga membuat ketegangan bagi yang mendengarnya.
Lila Putri Cantika, cewek bersuara toa sekaligus ketua dari grup gosip SMA Darmawangsa. Tak mau ketinggalan informasi, Lila selalu berkeliling sekolah setiap jam istirahat untuk mencari informasi terbaru yang baginya bisa menghebohkan warga penggosipnya.
YOU ARE READING
Azzam (On Going) Revisi
RomanceSeorang gadis berhijab harus menerima perjodohan yang direncanakan oleh mendiang Kakeknya dulu. Gadis tersebut menerima perjodohan tersebut karena ia yakin jika ini adalah jalan takdir yang terbaik untuknya. Dia Zaira Fatih Aqila seorang gadis denga...