"Iam sorry if i say i need you..
But i dont care, iam not scared of L-O-V-E
Cause when iam not with you iam weaker
Is that so wrong? Is it so wrong?
Cause you make me strong."
Seorang gadis berusia 15 tahun bersenandung di atas kasur lembutnya dan menari nari. Ia sangat menyukai lagu lagu cinta. Playlist Spotify miliknya penuh dengan bermacam macam lagu cinta yang ia dengarkan setiap harinya.
Saat lagu berhenti, ia terbaring cantik dilapisi senyuman di wajah manisnya. Ia menarik guling yang ada di dekatnya dan memeluknya lembut sembari mengingau dinyanyikan lagu cinta tepat sebelah telinganya.
"Andai aja Raafa nyanyiin gue lagu lagi pake gitar. Romantis banget pasti!" Gumamnya menghalu.
Gadis itu bernama Yara Alora. Gadis imut berambut panjang ini sering di panggil dengan nama Ara. Namun terkadang orang baru memanggilnya Lady Yara.
Ara seringkali di panggil "imut" karena wajahnya yang seperti bayi. Atau bisa disebut dengan Baby face. Bulu matanya tak terlalu lentik, alisnya juga tak terlalu tebal dan bibir tipisnya sering ia gunakan untuk tersenyum.
Ara sering dikenal sebagai gadis yang periang. Teman temannya sangat menyayanginya. Apalagi ia mempunyai bakat dalam bidang akademi, selalu mendapatkan rangking 1 di sekolah nya.
Ara beranjak pergi dari kasur nya menuju meja belajar miliknya yang penuh dengan buku buku. Buku buku terlihat rapi diatas meja Ara, ia gemar mengganti sampul bukunya menjadi sampul yang bermotif. Ia gambar mandiri.
Ia duduk di kursi putih dan mulai membuka salah satu buku. Ia mulai menulis sesuatu diatasnya.
"Tingg" notif muncul dari handphone miliknya. Ia menggapai handphonenya dan menggenggamnya di tangan nya.
[Ra, Ada waktu ga? Gue bingung sama tugas sejarah]
[Gue boleh ke rumah lo?]
[Datang aja]
[Gue sendirian soalnya]
Ia meletakkan handphonenya dan pergi keluar dari kamar kesayangannya.
Ara membuka kulkas miliknya yang berisikan banyak macam minuman dan makanan. Ia mengambil frozen food yang bertuliskan Mozarella sticks.
Ara membuka bungkusnya dan menggorengnya diatas panci yang cukup panas. Lalu Ara menyiapkan Strawberry smoothies sebagai minumannya.
"Tingtong"
Ara berlari membuka gagang pintu perlahan. Terlihat sosok gadis rambut terkuncir kebawah memakai topi putih dan kaos putih bertuliskan Cool summer di depannya.
Ia adalah Verena Ayrella. Sahabat Ara sejak mereka masih duduk di bangku SD. Mereka berdua tidak bertemu saat SMP, namun takdir mempertemukan mereka lagi saat mereka masuk ke bangku SMA.
Rena adalah gadis yang tomboy. Teman perempuannya hanyalah Ara saja. Selebihnya ia bergaul dengan laki laki.
Meskipun tomboy, Rena tak seberapa kasar. Ia memiliki hati yang baik dan pemberani.
Rena lahir di keluarga sederhana. Tak seperti Ara yang lahir di keluarga kaya.
Namun, seringkali Ara merasa iri dengan keluarga Rena yang selalu bisa untuk berkumpul bersama, bercanda ria bersama keluarga. Tak seperti Ara yang orangtuanya selalu bekerja ke luar negeri dan kembali hanya 1 bulan sekali.
"Hai Arangg" girang Rena memanggil Ara dengan nama buatannya sendiri. Persahabatan mereka terkenal prik, karena nama buatan mereka berdua untuk saling memanggil terbilang unik.
Seperti Arang untuk Ara, dan Gula Aren untuk Rena.
Rena memeluk erat sahabatnya itu dengan erat. Ia modus agar sahabatnya mau memberi jawaban tugasnya.
"Modus lu! Mau dimana nih belajarnya?" tanya Ara melepas halus pelukan Rena.
"Kamar lu aja, mau tau isi kamar orang pintar soalnya." jelas Rena.
"Iya deh sipaling pengen tahu. Duluan aja, gue mau nyiapin cemilannya dulu biar makin semangat ngerjainnya." ujar Ara kepada Rena.
"Oke."
Rena berjalan ke arah kamar Ara. Ia mengamati lemari yang berisi piala dan medali milik sahabatnya itu. Mulai dari bidang akademi sampai bidang literasi. Mata Rena berbinar - binar menyentuh lemari kaca tersebut, ia bermimpi menjadi orang yang pintar suatu hari nanti.
Pandangannya tiba tiba tertuju pada pintu kamar Ara. Terdapat tulisan "Kamu ga harus sempurna dimata semua orang, cukup jadi versi terbaik dirimu sendiri.". Tulisan itu menarik perhatiannya, ia mulai berfikir, seseorang yang ia anggap sangat sempurna saja bisa merasakan iri hati atau insecure. Apalagi dirinya.
Rena membuka pintu kamar Ara.
Rena terpana melihatnya. Ia melihat kamar Ara seperti di film - film. Ia baru pertama kali melihat kamar selucu dan serapi ini. Tak seperti kamarnya yang sederhana namun berantakan. Ia duduk di atas kasur yang begitu empuk. Menyentuhnya saja seakan halusinasi baginya. Rena mengambil salah satu boneka Ara yang menurutnya lucu. Boneka Ara juga sangat lembut dan lucu. Rena merasa seperti di dunia mimpi melihatnya.
"Ren?"
-Continue-
YOU ARE READING
EASING RAIN.
Proză scurtăYara Alora. Gadis yang hidup berdua dengan kakak perempuannya itu kini telah duduk di bangku SMA. Ia menjalani kehidupannya seperti biasa, layaknya seorang pelajar. Namun, masalah selalu bermunculan setiap harinya. Kenyataan - kenyataan pahit harus...