Motor Azzam berhenti di depan pagar panti asuhan. Terlihat di halaman panti tersebut, ada banyak anak-anak sedang bermain berbagai macam permainan.
Sahabat-sahabat Azzam tak mengetahui sisi dimana ia sangat menyukai anak kecil. Disaat ia melihat anak kecil yang masih belum mengerti tentang dunia, bagaikan melihat bunga indah yang masih belum tersentuh polusi. Hatinya begitu tenang ketika melihat senyuman terulas dari wajah polos mereka.
Dengan senyum hangat yang melekat di wajah tampannya, Azzam melangkah memasuki halaman panti. Seorang anak perempuan yang sedang bermain, dia bangkit, berlari kecil langsung memeluk Azzam setelah melihat laki-laki itu datang. Azzam sendiri dia berjongkok sembari melebarkan tangannya.
"Kak Azzam, kenapa datengnya lama banget sih?" Tanya gadis mungil dengan rambut kepangnya. Gadis ini terlihat manis, yang lucu darinya adalah ada satu gigi yang ronggak di bagian tengah. Panggil saja anak ini Keysha.
"Hem?" Azzam mengangkat kedua alisnya sembari menarik sudut bibirnya. "Maaf yah, kak Azzam habis sekolah tadi."
Azzam berbohong, sudah jelas-jelas tadi dia membolos. Entah mengapa Azzam tak ingin membuat anak ini merasa kecewa. Itu sebabnya ia berbohong.
"Oo, Kak Azzam gimana sekolahnya?"
"Gimana yah, ngebosenin." Kata Azzam.
Keysha tiba-tiba menarik hidung mancung Azzam. Dia berlagak galak. "Kak Azzam, sekolah yang bener dong."
"Iya-iya. Kak Azzam janji," Azzam mengangkat tangan kanannya. "Kak Azzam bakal sekolah yang bener."
"Yeaay," Keisya senang. "Kak Azzam, mau main ga sama aku?"
"Main apa? Boneka?" Azzam terkekeh. "Kak Azzam kan cowok, masa main boneka?"
"Petak umpet."
"Jangan deh, nanti kamu ilang beneran gimana?"
"Terus apa?"
"Apa yah?" Azzam berpikir.
Pikirannya buyar disaat ia melihat sesosok yang ia kenal keluar dari dalam panti. Dia tersenyum menyapa seorang wanita dengan hijab cokelat serta gamis berwarna senada. Azzam berdiri, meraih tangan Bu Harum selaku pengurus dari panti asuhan Harapan Hati.
Bu Harum menyambut Azzam dengan ramah. Dia terheran mengapa anak ini datang di jam segini? Bu Harum tau ini masih jam pelajaran.
"Nak Azzam, kamu enggak sekolah?"
"Udah pulang umi." Jawab Keisya.
Azzam tersenyum kikuk. Dia berjongkok menatap Keisya. "Kamu main dulu sana, entar kak Azzam nyusul."
"Bener yah Kak Azzam?"
"Hem."
Setelah Keisya pergi, Azzam kembali berdiri menatap Bu Harum. "Azzam, bolos, ibu?" Kata Azzam berucap ragu-ragu.
Bu Harum menggeleng pelan. "Kamu bolos lagi?" Ia tau ini bukan kali pertama Azzam bolos sekolah. Setiap kali bolos Azzam selalu datang ke panti di siang hari. Yang jelas-jelas masih ada jam sekolah.
Azzam hanya menundukkan kepalanya. "Maaf ibu." Gumam Azzam.
"Harusnya kamu minta maaf sama orang tua kamu nak. Mereka pasti kecewa kalo kamu kaya gini."
"Maaf ibu."
Azzam bagaikan kucing yang tertangkap basah setelah mencuri ikan asin. Dia menelan ludahnya dengan kasar.
Bu Harum menghela nafas dengan kasar. "Maaf ibu jadi marah sama kamu." Ujar Bu Harum.
"Gapapa Bu. Azzam emang salah."
YOU ARE READING
Azzam (On Going) Revisi
RomanceSeorang gadis berhijab harus menerima perjodohan yang direncanakan oleh mendiang Kakeknya dulu. Gadis tersebut menerima perjodohan tersebut karena ia yakin jika ini adalah jalan takdir yang terbaik untuknya. Dia Zaira Fatih Aqila seorang gadis denga...