Paginya, Zaira masih terlelap tidur. Setelah sholat subuh tadi, disebabkan ia tidur ditengah malam, Zaira masih mengantuk sehingga ia tidur kembali selepas sholat.
Sinar mentari pagi masuk kedalam kamar Zaira, karena gadis itu membuka gorden lebar-lebar. Ia tak merasa terganggu menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.
Terdengar dering ponsel membuat Zaira merasa terusik. Dengan mata yang masih menutup, tangan Zaira bergerak mencari ponsel di nakas kamar.
"Waalaikumsalam, kenapa May?" Tanya Zaira, telepon itu dari Maya.
"Za, lo masih tidur? gue, Citra sama Lila ada didepan gerbang rumah lo. Ganggu ga?"
"Enggak kok May. Tunggu aku ke depan, aku mau cuci muka dulu bentar." Kata Zaira. "Eh, kamu masuk aja May, buka gerbangnya ga di kunci kok."
"Okeh."
Sambungan terputus, Zaira menaruh ponselnya diatas kasur, dia mencari hijabnya lalu mengenakannya. Zaira berjalan ke kamar mandi berniat mencuci mukanya sebelum keluar.
Setelah keluar, dia masih memakai piyama corak kartun Doraemon dengan hijab segi empat bewarna abu-abu. Zaira keluar kamar menuruni tangga lalu menghampiri teman-temannya.
"PAGI IRA!" Teriak Lila dengan suara toanya, membuka tangan lebar-lebar berharap Zaira memeluknya. Tapi, Zaira hanya terkekeh.
"Eh, dodol. Gausah teriak-teriak di depan rumah orang bisa ga sih. Malu gue bawa lo." Ketus Citra.
"Lo habis bangun tidur ya Za? jadi kita salah waktu yah, harusnya dateng siang aja. Gue kira lo bangun pagi tadi."
"Gapapa Maya, aku cuma masih ngantuk gara-gara tadi malem." Jawab Zaira menatap Citra.
"Oh!" Citra teringat kejadian semalam. "Gue jadi inget kejadian semalem."
"Kenapa-kenapa?" Tanya Lila penasaran. Mungkin saja, ini bisa dijadikan bahan gosip barunya.
"Kita ngomongin di dalem." Setelah mengatakan itu Citra berlagak seperti pemilik rumah, masuk tanpa permisi. Zaira yang sebagai tuan rumah yang asli itu hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"Ayo masuk." Ajak Zaira kepada Maya dan Lila.
Maya berjalan di samping Zaira, dibelakangnya ada Lila dengan membawa kantung plastik begitu besar yang sudah terisi beberapa snack.
Bunda Maryam dari arah dapur datang. "Eh, kirain ribut-ribut ada apa, ternyata kalian."
"Maaf Bunda, gara-gara Lila pasti yah?" Lila tak enak hati.
Teman-teman Zaira memang cukup dekat dengan keluarga Zaira. Wajar saja, Maya, Lila, dan Citra sudah berteman sejak MPLS dulu hingga sekarang menginjak semester awal kelas 3.
"Enggak. Zaira, kamu harusnya kasih tau dong, Bunda bisa siapin buah potong buat kalian."
"Suprise Bunda." Sahut Citra dengan riang.
Maryam terkekeh pelan. "Ira, bawa temen-temen kamu ke kamar gih. Bunda siapin buah potong dulu."
"Ah, gapapa Bunda. Kami ga mau ngerepotin." Cegah Maya.
"Udah gapapa. Temennya Zaira, berarti anaknya bunda juga. Udah sana naik."
"Maaf ngerepotin Bunda." Ucap Maya.
Zaira mengajak ketiga teman-temannya hendak masuk ke kamarnya. Setelah di dalam mereka mendaratkan bokongnya di atas kasur. Berbeda dengan Lila, dia membaringkan tubuhnya diatas kasur besar tersebut.
Zaira berjalan membuka jendela, bermaksud supaya lebih terang. Dia meraih remot AC lalu mematikannya.
"Za, gue bisa tinggal di sini ga?" Celetuk Lila.
YOU ARE READING
Azzam (On Going) Revisi
RomanceSeorang gadis berhijab harus menerima perjodohan yang direncanakan oleh mendiang Kakeknya dulu. Gadis tersebut menerima perjodohan tersebut karena ia yakin jika ini adalah jalan takdir yang terbaik untuknya. Dia Zaira Fatih Aqila seorang gadis denga...