Hari itu terasa cukup berat bagi Farel, meskipun begitu semangat belajarnya tak pernah pudar. Ia melanjutnkan pagi itu dengan duduk pada salah satu kursi dikelasnya. Ia merupakan salah seorang siswa kelas 12 dengan jurusan IPA, di sekolahnya ia tidak begitu pintar namun semangat belajarnya membuat orang orang mengaguminya. Ia tak sekelas dengan Syadza, dan juga tidak sekelas dengan Fino yang sehari hari disapa dengan Apin, nama lengkapnya adalah Finody Hendrik Prasetyo. Fino merupakan teman yang baik, kesehariannya dipenuhi dengan hal hal yang positif, sama halnya dengan Farel, Fino sebenarnya merupakan seseorang yang pintar dan kreatif, namun tingkat kemalasannya yang cukup tinggi bagaikan laut tak berombak membuat semua kreatifitas dan kepintarannya tak begitu diumbar orang orang
Bahkan di dunia sosial mediapun ia tak kalah populer dari akun akun yang terkenal, Followersnya tergolong cukup banyak, melebihi batas wajar pelajar seusianya. Sebenarnya semua itu wajar sebab wajahnya yang tampan dan sikapnya yang sopan membuat orang orang juga mengaguminya. Ia tergolong siswa yang pendiam, ia terkenal dengan cara berpakaian serta rambutnya yang acak acakan, namun hal itulah yang menjadi daya tarik tersendiri bagi sebagian besar haum hawa disekolahnya.
Mengenai Fino, Farel merupakan teman akrabnya dari SD, secara kebetulan mereka selalu bersama dibawah jenjang pendidikan yang mereka tapaki. Hingga saat mereka SMA, mereka mendapatkan seorang teman baru yang sudah mereka kenal sejak kelas 10. Orang itu adalah Syadza, sikap Syadza yang manis dan sangat ramah membuat perkenalan awal mereka menjadi seru dan tak terlupakan. Itu adalah awal dari persahabatan yang mereka rajut bersama hingga saat ini.
Belajar bersama merupakan salah satu kesenangan mereka, karena disamping dapat memanfaatkan waktu luang dengan baik, belajar bersama juga dinilai sangat positif bagi setiap orang tua. Biasanya mereka belajar bersama dirumah Fino yang cukup jauh dari sekolah. Latar belakang belajar bersama mereka diawali dengan hal yang sangat konyol.
Desember 2012
Itu adalah saat mereka masih kelas 10. Saat itu kelas Farel menerima nilai hasil ulangan harian fisika, ia berjalan keluar kelas dan menyandarkan dirinya dibangku yang ada diluar kelasnya tepat disamping pintu kelasnya. Bagi semua siswa kelas 10, mereka menempati kelas yang berada pada lantai dasar, kebetulan didepan kelas Farel terdapat sebuah kolam kecil habitat bagi beberapa ekor ikan yang dipelihara sekolah, kolam itu cukup panjang sehingga berbentuk seperti memagari koridor kelas 10. Setelah menyadarkan dirinya pada bangku itu dengan nyaman. Farel mulai membuka kertas yang sudah lecek itu dan memperhatikan nominal angka yang tertera pada bagian atas"Astagfirullah nilai apaan ini" Farel menggerutu sambil meremukkan kertas ujiannya dan melemparnya kesembarang arah tanpa menoleh sedikitpun
"Aduuh, kerjaan siapa sih ini!" Suara seseorang yang tak asing lagi sontak membuat Farel terkaget.
Farel akhirnya menoleh dan melihat kebelakang, terlihat seorang perempuan yang tak asing lagi baginya, ia sedang mengusap matanya yang terkena remukan kertas yang Farel lemparkan "Ya Allah Syad, Maaf ya tadi gak keliatan" Farel meminta maaf kepad SyadzaTiba tiba Fino pun datang dari arah yang berlawanan, bukannya bertanya apa yang terjadi, ia malah mengambil remukan kertas yang terjatuh ke lantai. Farel yang melihat hal itu sangat takut jika Fino mengetahui nilainya yang sangat memalukan. Sementara Syadza yang masih mengusap matanya tidak lagi dipedulikan Farel. Syadza masih berdiri dengan matanya yang iritasi sementara Fino sudah mulai merendahkan badannya dan menjangkau kertas yang terjatuh di lantai. Untungnya Farel lebih cepat, ia mendorong badan Fino dengan bahunya dan menjangkau remukan kertas itu dengan tangan kanannya. Fino yang tak lagi seimbang akhirnya terjatuh kedalam kolam dangkal itu yang tentunya menjadi pusat perhatian bagi orang orang disekitarnya
Rasa malu seakan menusuk tubuh nya dipagi itu. Farel yang dalam kasus ini berperan sebagai pelaku awalnya kaget, namun akhirnya menjadi pencetus tawa diantara semua orang orang yang memperhatikan Fino. Tak terkecuali Syadza, malahan tertawa Syadza cukup keras dibandingkan tawa siswa lainnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Harapan
Short StoryPerjuangan pria muda untuk mencapai cita citanya, namun faktor ekonomi selalu berperan antagonis dalam perjalanan hidupnya. Tetapi Tuhan tak membiarkannya sendirian, Ia menitipkan malaikat tanpa sayap kepadanya, yang selalu mensupport dan mendukung...