Bab 14 - Ciuman Sebenarnya

4.9K 306 21
                                    

Gue nggak tau bab ini perlu dikasih warning atau enggak. Kalau menurut kalian perlu, silakan kasih tau di sini ya, entar gue kasih warning biar nggak dibaca anak di bawah umur (di-skip aja gitu, wkwk).

Happy reading!😍

***

Tiba di lokasi camping, mereka mendirikan tenda lantas mulai berkumpul untuk menentukan siapa akan satu tenda dengan siapa. Rencananya satu tenda akan dihuni oleh tiga sampai empat orang.

"Gue mau setenda sama Mutiara," ujar Nasya.

Mutiara mengangguk setuju, kemudian ada siswi lain yang juga bergabung. Saat sang ketua kelas dan sekeretaris tengah mencatat, tiba-tiba Sean menyela,

"Gue mau satu tenda sama Nasya dong! Boleh, ya? Ya ya ya?" pinta Sean pada sang ketua kelas.

Ilham, sang ketua kelas langsung menggeleng.

"Ngawur lo! Nggak boleh!"

Beberapa cowok lain langsung menimpali,

"Anjir lah lo! Masa mau setenda sama pacar?!"

"Entar bukannya tidur malah bikin anak!"

Sean langsung cemberut seperti bocah mengambek saat mendengar teman-teman cowok di kelas mulai meledeknya. Padahal, ia murni hanya ingin satu tenda dengan Nasya. Ya, walaupun memang tak akan pantas karena ia cowok dan Nasya cewek.

Akhirnya Sean satu tenda dengan teman-teman cowok yang lain. Terpaksa ia setuju karena tak ada yang memperbolehkannya satu tenda dengan Nasya, dan Nasya pun tak setuju sampai mengomelinya.

Memasuki malam hari, udara mulai terasa dingin. Mereka berkumpul di luar dengan api unggun di sana. Ada yang tengah mengobrol ria, ada juga yang tengah sibuk memanggang daging, sosis, dan sebagainya untuk pesta barbeque.

Setelah masakan matang, mereka makan bersama. Udara terasa dingin, tetapi bersama dengan teman-teman dan menikmati makanan serta api unggun membuat suasana terasa menyenangkan.

"Guys, main ToD kuy!" ajak salah satu siswa.

"Ayo, kayaknya seru," sahut Mutiara.

Yang lainnya tampak setuju saja. Usai makan, mereka pun berkumpul membentuk lingkaran. Ada meja kecil yang diletakkan di tengah dan nantinya botol minum diputar di atas meja itu. Jika tutup botol minum mengarah ke seseorang, maka orang itulah yang kena.

Botol minum mulai diputar, semua berdebar memanti ke mana mengarahnya tutup botol itu. Dan ternyata saat botol minum berhenti berputar mengarah ke Nasya.

"Nasya kena!" seru Mutiara kegirangan.

Nasya mendengkus kesal.

"Nasya pulih truth or dare?"

"Truth," jawab Nasya. Ia tak ingin memilih dare, khawatirnya disuruh melakukan yang aneh-aneh. "Satu pertanyaan aja kan?"

"Iya," angguk yang lain.

"Siapa yang mau ngasih pertanyaan?" tanya Ilham.

"Gue," kata Mutiara sambil mengangkat tangan, yang lain mempersilakan. "Pertanyaannya ... apa yang lo sukai dari Sean?"

"Cie cie!"

Suasana ramai gara-gara pertanyaan itu. Sean tersenyum lebar lantas menatap Nasya yang kini tampak gugup.

Nasya terdiam cukup lama. Apa yang ia sukai dari Sean, ya?

"Gue harus jawab gimana?" tanya Nasya.

"Ya ... misal lo suka wajah Sean, suaranya, senyumnya, atau apalah itu," ujar Mutiara.

His Hug (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang