"Oh, jadi Warren itu mantan orang kepercayaan Kakeknya Tanisha... seru juga. Kira-kira si brengsek Arza mau apa sama masa lalunya keluarga Hirawan."Rarya telah menyelesaikan urusannya mencari tahu siapa Warren yang benar-benar dicari oleh Arza. Meskipun telah mendapatkan sebagian jawaban, Rarya masih penasaran alasan di balik semua konspirasi ini hingga Arza nekat menyelamatkan orang kepercayaannya yang sempat Rarya sekap. Entahlah, tapi bukan Rarya namanya jika tak memaksakan kehendaknya.
"Dia sekarang pengangguran, setelah bertahun-tahun bekerja untuk keluarga Hirawan ia berhenti 18 tahun yang lalu dengan alasan ingin membesarkan putrinya." Jelas orang yang membantu Rarya menelusuri informasi dari Warren.
"Tapi anda tahu tuan?" Sambungnya lagi, menarik perhatian Rarya untuk mendengarkan lebih intens. "Istrinya meninggalkannya, padahal mereka adalah pasangan yang sangat dekat dan romantis, namun setelah Warren berhenti istrinya juga meninggalkannya." Tuturnya diakhiri seringai.
"Ya, palingan istirnya cinta harta doang kalik. Jadi sekretaris keluarga Hirawan itu gajinya nggak main-main, abis dipecat ya miskin, si istrinya nggak terima miskin. Jadi dia ninggalin deh." Kata Rarya enteng.
Secara umum memang itu alasan yang logis bagi kehidupan mereka, dan Rarya masih termasuk dalam kategori orang yang selalu menyaksikan hal itu. Contohnya saja jika ia bermain wanita, setelah bosan ia akan beralasan tidak mendapatkan warisan dari keluarganya, lalu diputuskan. Itulah pemahamannya terhadap cinta wanita pada uang.
" Gue tahu si cecenguk itu goblok, gabut banget sih menggali masa lalu orang yang ditinggal istrinya." Ocehnya tak ingin melewatkan kesempatan untuk memaki Arza barang sebentar.
"Jadi anda tidak akan menelusurinya lebih jauh lagi? Siapa tahu dia punya alasan lain."
"Kita lihat aja nanti, apa yang bakalan cecenguk itu dapetin dengan menggali masa lalu mantan sekretaris keluarga Hirawan."
Diluar perkiraan Rarya, Arza itu orang yang pandai menyembunyikan hal penting. Bahkan jika itu sangat penting, dia akan mengurusnya sendiri tanpa meminta bantuan dari siapapun termasuk orangtuanya.
****
"Kenapa ayah kesini? Aku minta maaf kalau merepotkan lagi." Ucap Aruna saat melihat Ren memasuki ruangan pasiennya.
Pria berumur 49 tahun itu terus melangkah mendekati Aruna, tanpa Arza ataupun Malik yang ikut di belakangnya. Ren menatap lekat wajah Aruna yang pucat dan tirus, sama sekali tak terlihat ada semangat lagi untuk hidup. Gadis itu memalingkan pandangannya, kali ini dia benar-benar tak bisa lagi menahan air matanya. Menurutnya, terlihat seperti ini di depan orang yang membuatmu lemah itu memalukan, ia benci menjadi lemah.
Ren duduk tepat di samping kirinya, pria itu enggan bicara, hanya melirik mencuri-curi pandangan pada Aruna yang masih memalingkan wajahnya ke sisi kanan. Yang membuat Ren tak ingin bersuara adalah emosinya yang meluap-luap, ia juga ingin menangis dan segera memeluk putrinya yang baru saja selamat dari maut itu, namun ego masih lebih tinggi dari semuanya.
"Kau masih memanggilku ayah, berarti kau masih putriku." Gumam Ren. Ia mengucapkannya sekecil mungkin, tapi berharap Aruna akan mendengarkannya.
"Aruna, mari kita memulai hidup baru."
Hanya beberapa kata yang dikeluarkan Ren, Aruna segera membalikkan pandangannya pada sang ayah. Mata yang penuh harap dan juga tentunya terkejut atas apa yang baru saja Ren katakan padanya.
Tangan Ren beralih memegang tangan Aruna dan menggenggamnya erat, membuat air mata yang Aruna berusaha ia tahan itu mengalir deras.

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Relationshit Life
Misterio / SuspensoJANGAN LUPA VOTE [Mengandung bawang!!] 'Setiap anak yang lahir di dunia ini tidak bersalah' hanya kolase sederhana untuk orang-orang yang hidup di dunia yang biasa. Namun bagi anak yang dibesarkan dengan ambisi orangtuanya, mereka diberikan takdir u...