Prolog

1 1 1
                                    

Pagi tiba pada dunia. Menyambut kehidupan beberapa insan di sudut yang berbeda di awal hari. Udara sejuk membuncah, membuat siapapun hanya ingin meringkuk dibalik balutan kasur tebal yang empuk nan hangat, sama halnya dengan yang dilakukan gadis berusia 17 tahun yang bernama Aresha dan bermarga Sonniuma yang berasal dari 'Somnium' dan 'Imago'.

Gadis dengan surai hitam bak malam tanpa bintang itu membungkus tubuhnya dibalik selimut tebalnya, bersembunyi dari hawa dingin yang dikeluarkan oleh waktu pagi.

Sayangnya, kenyamanan itu tak dapat ia rasakan lagi sesaat setelah ketukan di pintu kamarnya terdengar. Jelas sekali itu berasal dari Ibunya, dari gaya ketukan itu, Resha sudah dapat menduganya namun gadis itu abai dan memilih untuk berpura-pura tertidur.

"Sha... Bangun, Dek."

Suata itu berasal dari Mira Lesthiana, sosok Ibu dari seorang gadis pemalas bernama Resha.

"Sayang... Bangun, yuk. Sudah pagi, Kamu harus pergi sekolah. Kalau sudah pulang sekolah nanti Ibu bikinin kue, mau?" bisik Mira sembari menyingkap selimut yang menutupi tubuh Resha.

"Ugh..." Resha merengek.

Gadis itu dengan sedikit kasar mengambil kembali selimutnya yang tersingkap. Menutupi seluruh tubuhnya guna mendapatkan kehangatan dalam gelap.

"Sayang... Bangun, yuk, Nak. Ibu sudah masakin nasi goreng kesukaan Kamu," kata Mira yang membuat Resha langsung beranjak dari ranjangnya menuju kamar mandi tanpa sepatah katapun.

Mira terkekeh. Dia tahu betul apa yang disukai anaknya, dia tak pernah memaksa dan tahu kapan harus memaksa, dan itulah yang sangat Resha sukai dari sang Ibunda, tak memaksakan kehendak namun memberi saran tanpa tuntutan.

"Ibu tunggu di dapur, kita makan bareng, okay!?" seru Mira yang membuahkan deheman yang bergema dari kamar mandi sang Resha.

Mira menatap ranjang putrinya, itu berantakan. Selimut yang belum terlipat, bantal-bantal dan guling yang berserakan, bahkan bra sang pemilik kamar pun terpampang di ujung kasur.

Mira tersenyum tipis melihat itu.

"Resha... Resha... Bagaimana jikalau Ibunda-mu ini tak dapat Kau temukan di sisimu suatu saat? Kau pasti akan kesusahan, ya? Haha," tawa Nya.

Mira mulai membersihkan kamar Resha. Itu bahkan lebih cepat daripada Resha yang tengah mandi sembari mengkhayal tentang dirinya yang tengah berperang jatuh ke lautan dan tenggelam dengan pahitnya.

𓆪𓆩ᥫ᭡𓆪𓆩

Resha selesai membasuh tubuhnya, gadis itu sekarang berada di dapur, memasang ekspresi datar selaku perannya menjadi salah satu introvert dari keluarga yang mayoritas ekstrover.

Dapat ia lihat meja besar yang penuh akan makanan lezat yang masih hangat dengan asap yang mengepul diatas mereka yang membuat rasa lapar Resha makin membuncah.

Para orang-orang dewasa tengah berbincang. Gadis itu dengan seragam sekolahnya memasuki kerumunan orang itu dengan ketidaknyamanannya.

Orang-orang lantas tersenyum padanya dan menyapanya dengan sangat ramah. Itu keharmonisan yang manis, namun Resha tak nyaman dengan itu.

"Hai, cucu kesayangan Kakek~ Sudah bangun rupanya, bagaimana tidurmu? Nyenyak?" tanya Sang Kepala Keluarga.

"Hm," balas Resha dengan dinginnya.

Sang Kepala Keluarga, Danial Sonniuma hanya menghela napas panjang dengan sabar. Danial mulai terbiasa dengan cucu kesayangannya yang dulunya seorang yang sangat ceria kini menjadi sungguh pendiam tak tersentuh tanpa sebab sejak ia berusia tujuh tahun.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Baby BreathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang