Perang telah usai, memberikan sedikit waktu luang bagi pemuda berambut merah yang kini sedang mengelilingi kediaman keluarganya sendiri.
Banyak hal yang ia temukan selama perjalanan tanpa arahnya. Ukiran-ukiran yang dibuat oleh Violan, barang-barang antik di sepanjang lorong, dan sebuah lukisan dengan tirai hitam tipis diatasnya.
Cale menyibak tirai hitam itu dengan hati-hati dan menemukan lukisan seorang wanita berambut merah persis seperti miliknya.
Cantik sekali.
Setelah melihat untuk waktu yang lama, Cale kembali menutupi lukisan itu dengan tirai, dan beranjak dari situ.
Langkah kakinya terhenti saat ia tiba di tengah taman tanpa ia sadari.
Cale menatap sekelilingnya dengan perasaan tak asing yang aneh.
Ada meja dan kursi yang masih terlihat cantik dan terawat di tengah kebun bunga yang hampir layu.
Kemudian Cale duduk di kursi itu.
"Manusia! Manusia! Dimana kamu?" Suara Raon yang dari kejauhan memecahkan lamunan Cale.
"Aku disini."
Setelahnya muncul tiga anak berlari menghampirinya.
"Kamu disini, nyaa!" Suara Hong menyambutnya dengan bersemangat.
"Manusia, lihat apa yang kita temukan!"
On yang dalam wujud manusianya membawa sebuah gitar tua dengan warna putih yang mulai memudar.
"Apakah ini punyamu?" Tanya On menunjukkan sedikit antusias.
Cale menatap gitar itu. "Itu punya mendiang Ibuku."
"Ah-"
Ketiganya terdiam dan menundukkan kepalanya. Cale pun ikut terdiam karna sejujurnya, itu adalah fakta yang tidak ia ketahui namun keluar begitu saja dari mulutnya.
Cale menepuk kepala On. "Kalian bisa memilikinya. Aku hampir lupa masih memiliki itu, terima kasih sudah menemukannya untukku."
"Kalau begitu, apakah kamu bisa memainkannya?" Tanya Hong dengan mata berbinar.
"Manusia, nyanyikan sebuah lagu!"
Cale memangku gitar putih itu. "...Aku tak pandai bernyanyi, namun aku tahu beberapa lagu."
On memangku Hong dan duduk di kursi seberang Cale sementara Raon duduk diatas meja.
Perhatian ketiganya terfokus kepada Cale yang saat ini sedang membenarkan nada gitarnya.
When I was just a little boy
I asked my mother, what will I be
Will I be pretty? Will I be rich?
Here's what she said to meQué será, será
Whatever will be, will be
The future's not ours to see
Qué será, será
What will be, will beSuara lembut Cale terdengar merdu diiringi dengan suara gitar kecil. On mengerutkan keningnya, apakah ini yang dimaksud dengan tak pandai bernyanyi?
When I grew up and fell in love
I asked my sweetheart what lies ahead?
Will we have rainbows day after day?
Here's what my sweetheart saidQué será, será
Whatever will be, will be
The future's not ours to see
Qué será, será
What will be, will beCale dengan santai menyanyikan sebuah lagu yang ia ingat secara acak.
Ron yang diam-diam mengikuti Cale, memiliki ekspresi kaku di wajahnya. Ia tahu lagu ini.
Lagu yang di nyanyikan oleh Countess Jour untuk Cale kecil.
Deruth yang menatap keluar melalui jendela ruang kerjanya tersentak saat melihat surai merah yang tak asing di kebun itu.
Untuk sesaat, ia hampir percaya bahwa yang ia lihat adalah istrinya yang telah meninggal. Sebelum ia menyadari, sosok itu adalah putra tertuanya.
Hal itu membuatnya perasaannya sangat rumit.
Now I have children of my own
They ask their father, what will I be
Will I be handsome? Will I be rich?
I tell them tenderlyCale menatap ketiga anak yang berusia rata-rata sembilan tahun itu dengan ekspresi lembut yang jarang ia tunjukkan.
Ia pun kembali menutup matanya dan bernyanyi dengan senyum tipis di wajahnya,
Qué será, será
Whatever will be, will be
The future's not ours to see
Qué será, será
What will be, will be
Qué será, seráCale membuka matanya kembali setelah lagu itu selesai.
"Kamu bernyanyi dengan sangat baik, Manusia!" Raon menepukkan kedua tangannya dengan mata berbinar.
"Satu lagu lagi! Satu lagu lagi!" Seru Hong tak kalah bersemangat. Sedangkan On diam, menunggu Cale menyanyikan lagu lainnya.
"Tidak. Aku lupa dengan sisanya." Kata Cale mengalihkan pandangannya dari mata berbinar tiga anak di depannya.
Cale bangkit dari duduknya dan berkata,
"Sebagai gantinya, besok aku akan mengajarkan cara memainkan gitar jika kalian mau."
Wajah muram tiga anak itu kembali cerah.
"Baiklah, Manusia!"
"Oke, nyaa!"Note:
Halo haloo hehe tadinya aku pengen jadiin satu ini oneshoot yang berbeda dari yang Brother (soo's trio), tapi supaya mudah aku jadiin satu aja yaa. Jadinya kumpulan oneshoot songfic.
Btw kalian boleh request lagu juga yaa! Semoga sukaa <3
KAMU SEDANG MEMBACA
TCF SongFic
Historia CortaOneshoot SongFic [WARNING SPOILER] Title: Lout of the Count's Family (Yoo RyeoHan) Song: • Brother - Kodaline • Que Sera, Sera -Doris Day