Memastikan bahwa sang ibu sedang tidur siang di dalam kamarnya, secara detail James memerhatikan setiap halaman rumah yang saat ini sedang dia kontrak bersama ibunya. Merasa sudah yakin bahwa ibunya masih tertidur pulas didalam kamarnya, segera James pergi kehalaman kolam renang, duduk dengan santai di atas sebuah kursi, samping meja bundar kecil, James mulai memasukan sebatang rokok kedalam mulutnya.
Lega rasanya, akhirnya otak bisa menerima rasa rileks dari asap tembakau yang dihirup saat ini. Seketika James tersenyum, merasa bahagia empat hari belakangan ini, tinggal di Bali. Dengan napas yang begitu panjang, James menghirup asap tembakau di mulutnya dengan mata terpejam. Saat mengeluarkan asap tersebut, betapa terkejutnya James melihat ibunya berdiri dihadapannya.
Dengan rasa begitu panik, James langsung mematikan bara rokok yang ada di tangannya. "M--Mommy dari tadi berdiri di depanku?" gugup James menuturkan mulutnya.
Tersenyum kecil Julia, saat mendapati sorotan mata dari anaknya. "Why turn of?" tanya Julia dengan nada santai, namun terdengar begitu menakutkan bagi James.
"Mm--Mommy, aku siap mommy marah sekarang karena aku merokok. Aku yakin pasti mommy sudah melihatnya."
Mendengar suara yang begitu terasa seperti orang sedang di intimidasi, membuat Julia tertawa sembari sedikit menggelengkan kepala. "Calm down ... Mommy tak akan memarahi kamu cuman karena masalah tersebut. Karena mommy mengerti diusiamu yang saat ini, sudah umum orang merokok."
"Jadi, silahkan dilanjutkan ... ." Lanjut Julia, mengambil korek api yang ada di atas meja.
"Really, this is not a problem for you, Mommy?" dengan dahi mengerut, James masih belum yakin dengan yang barusan diucapkan oleh ibunya.
"Yeah ... ." Mengangguk kepala Julia dengan wajah tersenyum. "Asal jangan berlebihan, sehingga membuatmu jatuh sakit ... ."
"Siap, Mommy, Thankyou atas pengertiannya ... ."
"Sama-sama ... oh, yah, kalau sudah puas. Segera ganti pakaian, sekarang gilirang Mommy rekomendasi tempat untuk kita nikmati hari ini bersama."
"Dimana?
"Rahasia, pokoknya nanti kamu akan tau sendiri, kok ... ." Ucap Julia dengan wajah bergurau, sehabis itu pergi meninggalkan James ditempat sendirian.
Dengan kode pakaian yang diberikan oleh ibunya untuk mengenakan celana pendek berbahan kain, serta atasan kaus saja, membuat James mencoba untuj menebak-nebak sendirinya. Bahwa ibunya akan mengajaknya pergi ke sebuah tempat yang begitu santai antara danau atau pantai. Ketika tiba ditempat tujuan, terbuka lebar kedua bola mata James saat melihat pemandangan yang ada di luar sana, melalui kaca depan mobilnya.
"Kamu lihatin bule-bule di sana, yah ... ." Ledek Julia kepada James yang terlihat sedang terpesona dengan wanita yang sedang berlalu lalang dengan pakaian sedikit terbuka,di atas pasir kuning.
"Bicara apa, sih, Mommy ... ." Dengan wajah masam James membalas. "Aku enggak tertarik sedikit, pun dengan mereka. Aku hanya melihat air laut yang begitu indah."
"Sudahlah, jujur saja, lagipula itu normal, kok, bagi laki-laki seumuran kamu." Tertawa kecil Julia membalas perkataan James, kemudian Julia membuka mididress yang dikenakannya. Sehingga membuat James sedikit tergoda matanya, tak ingin mengarah ke arah lain, selain melihat tubuh ibunya yang berbentuk seperti gitar spanyol dipadukan kulit sawo matang.
"Gimana penampilan Mommy, son, sudah cocok untuk bermain dengan kamu di sekitaran pantai denganmu?" Tanya Julia meminta penilaian dengan kedua alis terangkat.
Mengangguk kepala James, tak bisa dirinya berkata-kata lagi, menelan saliva yang terasa begitu berat melewati tenggorokan. Melihat ibunya yang kini hanya mengenakan bra serta celana dalam berwarna ungu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden love of mom and son
RomancePeringatan, cerita ini khusus dibaca oleh orang yang sudah memiliki usia 21 tahun keatas karena banyak mengandung hal dewasa di dalamnya. Sypnosis : Hidup serasa berbeda ketika harus menerima takdir sorang ayah dalam keluarga harus meninggal karena...