Sudah satu tahun sejak bola-bola ungu itu datang dan melayang menghiasi langit di seluruh penjuru dunia. Kedatangan mereka masih terus dipertanyakan hingga saat ini. Mengapa mereka memilih planet Bumi untuk didatangi? Mereka diam seakan bukan ancaman. Tidak ada pergerakan yang ditemukan, atau mungkin saja 'belum'.
Seo Jia bertanya-tanya apakah memang benar benda itu akan diam, menjadi pajangan semata, seperti sebuah fenomena alam yang terkadang tidak bisa dijelaskan oleh orang paling jenius di muka bumi sekali pun.
Tetapi bagi Jia, dunia pasti memiliki kejutannya sendiri. Siswi SMA itu tidak akan terkejut jika bola-bola itu tiba-tiba menembakkan laser ke umat manusia, dan sebuah kapal luar angkasa datang menginvasi Bumi.
Ugh, sepertinya Jia terlalu banyak menonton film fiksi ilmiah.
"Selamat pagi, Jia. Baru kamu yang datang?" Sapaan dari suara ceria familiar menarik kembali kesadaran Jia yang baru saja menjelajahi kerajaan benaknya. Tas hitam diletakan di kursi yang ada di depan bangku Jia oleh pemuda yang baru datang. Bersamaan dengan senyum manis itu.
Namanya Do Soocheol. Selama satu tahun terakhir, Jia menjadi dekat dengan pemuda yang duduk di bangku di hadapannya. Semua berawal dari proyek sains yang membuat mereka berada di kelompok yang sama.
Soocheol adalah tipe laki-laki yang mudah berteman dengan siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan. Jia harus mengakui jika Soocheol itu tampan, seperti karakter yang keluar dari manhwa, juga memiliki senyum semanis madu. Tapi dia bukan tipe Jia. Sesederhana itu.
"Memangnya ada siapa lagi selain aku?" Jia menjawab ketus, merespon pertanyaan basa-basi Soocheol dengan setengah hati.
"Mood-mu jelek pagi ini, ya?" Soocheol merasa ngeri dengan nada dingin Jia.
Jia menghela nafas, menyandarkan punggungnya ke kursi, "Kamu tahu aku benci basa-basi di pagi hari."
Laki-laki itu masih saja tersenyum, sedikit lebih lebar setelah mendengar jawaban Jia. "Semua orang begitu, kan?" Soocheol duduk dan membuka tas ranselnya, mengeluarkan buku sketsa dan kotak pensilnya.
"Tumben kamu datang sepagi ini," komentar Jia yang melirik ke arah jam dinding, jarum pendeknya masih menunjuk angka enam. Kelas pertama baru akan dimulai pukul delapan.
"Memangnya tidak boleh? Kamu juga suka sekali datang pagi-pagi buta," ujar Soocheol sambil membuka lembaran pertama buku sketsa barunya, "Aku curiga sebenarnya kamu itu tidur di kelas karena diusir dari rumah."
"Iya, kamu benar. Aku jadi gelandangan tiga tahun yang lalu." Jia terkekeh setelah mengatakannya, begitu pula dengan Soocheol yang mengerti betul selera humor Jia.
Berangkat sangat pagi sudah jadi kebiasaan Jia sejak tahun pertama diSMA. Jia merasa nyaman berada di sekolah saat suasananya masih sepi dan damai,udaranya pun dingin, terasa pas untuk Jia. Sejak dulu Jia datang paling awal, terkadang pulang sedikit lebih larut untuk menikmati suasana lain yang bisa menenangkan pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall From The Sky
FanfictionSaat bola-bola di langit mulai mengkhawatirkan, pemerintah meminta murid kelas 12 menjadi pasukan cadangan. Dengan iming-iming tambahan nilai ujian, siapa yang tidak setuju dengan tugas setelah pulang sekolah? 𝗔𝗟𝗟 𝗥𝗜𝗚𝗛𝗧𝗦 𝗥𝗘𝗦𝗘𝗥𝗩𝗘𝗗. ꒰...