Awal.

8 2 0
                                    


Cerita ini mungkin dibilang aneh, Karena pemikiran author yang satu ini bener bener buntu dan asal menyatukan, karena kalau disatukan pasti akan manis di akhir. Kayaknya.

And then, di cerita ini mengisahkan tentang 2 orang, jadi dalam sisi pandang yang berbeda dan kehidupan yang berbeda sehingga mereka bertemu. Maaf ya kalau g nyambung dan ga jelas :((

Enjoy!
.
.
.

Bisakah kalian membayangkan seorang lelaki muda dengan rasa ingin tahunya itu setinggi langit? Hm, menggoyahkan hati.

Namanya Fauzan, yang dikenal sebagai "ahli" di lingkungannya karena wawasannya terbilang lumayan. Namun apakah Fauzan sendiri mengakui nya? Oh tentu

Tidak.

Fauzan sendiri tidak mengakui bahwa dirinya itu adalah "ahli", ia hanya mengingat beberapa metode lewat google dan coba menyampaikannya kepada orang lain. Sesimple itu padahal, sama seperti orang-orang pada umumnya.

Tak jarang banyak sekali gadis-gadis yang menyukainya karena kemanusiaannya, kepintarannya, kelembutannya serta kesopanannya yang membuat mereka mencari penyakit tersendiri.

Seorang laki-laki yang begitu sempurna di mata mereka, lulus s1 di fakultas syari'ah jurusan hukum islam Al Azhar Mesir juga merupakan salah satu yang ada dalam diri Fauzan.

Kini ia memutuskan untuk pulang ke tanah air untuk menjernihkan pikiran seraya bertemu dengan anggota keluarga tercinta.

Jika kalian bertanya, pasti dia dan keluarganya kaya banget dong ya? Di Al Azhar gitu.. no, he's perfect, dia menggunakan beasiswa full tanpa memberatkan orang tuanya sekalipun, selama ia masih dalam status murid disekolah nya dia sudah bekerja keras untuk menghasilkan uang sendiri melalui prestasi yang dia dapatkan.

Sejak SD ia telah dilatih sang ayah untuk belajar memanah berkuda yang sebagaimana itu merupakan olahraga Sunnah yang dilakukan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, tak lupa juga dengan mengaji, tawakkal serta berikhtiar yang sebagaimana sang ayah ajarkan.

Dan dengan hal itu, ia berhasil tumbuh menjadi laki-laki yang mandiri.

Selama dalam status murid di sekolah, dia telah memenangkan banyak lomba memanah berkuda karena usaha dan kerja kerasnya. Walaupun harus menghadapi rintangan orang-orang yang "berlaku curang", namun hasil tetaplah Allah yang mengetahui (prinsip dia).

Dan juga saat di bangku SMP, Fauzan membantu ayahnya untuk mengajari orang-orang yang ingin serius berkuda dan memanah. Dari yang belum bisa hingga sudah ahli tetap ia ajarkan, dan inshaa Allah sekaligus maa shaa Allah terdapat murid-murid dari ajarannya yang mendapatkan juara.

---

Saat itu malam hari yang cerah berkat bintang-bintang yang menyinari, waktu isya telah berkumandang dan saatnya Fauzan pergi ke masjid dengan baju gamis dan sajadah yang bertengger di pundaknya.

Sesekali dari warga disana menyapa, bapak-bapak, ibu-ibu, maupun remaja hingga anak bayi sekalipun, tak pernah ia melunturkan senyuman hangat yang tergambar di wajahnya.

"Abang populer banget ya." Seseorang berjalan di samping Fauzan dengan nada datar, tidak untuk wajahnya yang iri.

Fauzan terkekeh "kenapa bib? Mau kayak Abang juga?".

"Aku? Kayak Abang? Sori yang ada mungkin cuma ampasnya doang." Fauzan tertawa.

"Habis ini, Abang mau lanjut s2?"

"Inshaa Allah, Abang masih mau serius belajar." Habib diam tak menjawab

Mereka melanjutkan perjalanan ke masjid seraya berbincang dengan asiknya.

Lautan Dan CuacanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang