🚩O5 | juga adiknya kakak

330 49 12
                                    

halilintar baru bangun dari tidurnya. tidak ada yang dia lakukan selama hari sabtu ini selain tertidur dengan novel di tangan. ia keluar dari kamar yang ia bagi dengan taufan untuk mencuci muka lalu memakan makan siangnya yang tertunda.

sepuluh menit di kamar mandi, halilintar keluar dan mulai menikmati makan siangnya.

rumahnya tak akan pernah sepi jika dalam mode lengkap sekarang ini. lihat saja, di sofa depan televisi sudah ada solar yang menangis karna thorn menangis saat melihat kartun ditayangkan di televisi. blaze dan taufan yang kini tengah membahas komik baru dengan ribut di ruang tamu. juga ice yang entah sejak kapan berada di sampingnya sambil meminum coklat dingin milik hali.

halilintar yang sadar akan hal itu seketika menoleh. mendapati wajah tak merasa bersalah milik sang adik yang ikut menatapnya balik.

'anying kok songong' adalah isi hati dari seorang hali. namun ia terpaksa menelan kembali lantaran teringat pesan sang kakak buat tak mengeluarkan kata mutiara di depan adik adiknya. dan berakhir membiarkan ice menghabiskan coklat dingin miliknya.

halilintar menghela nafas kecil, lantas melanjutnya acara makan siangnya. sayup sayup terdengar suara gempa menenangkan thorn dan solar yang juga perlahan mulai menghentikan tangisan. tanpa sadar, ujung sendok hali pegang dengan kuat.

setelah keduanya tenang dan tampak tertidur—mungkin lelah setelah menangis—gempa terlihat menggendong keduanya bergantian ke kamar mereka.

setelahnya pula, gempa beranjak menuju ruang tamu. hendak menemui adik adiknya yang lain.

sayup pula dapat hali dengar percakapan mereka.

"kak gempa! ayo pilih, mana yang lebih keren!" suara semangat blaze mendapatkan kekehan dari gempa. taufan tak mau kalah, ia berkata pada gempa,

"pasti yang kanan lebih keren kan kak!"

"enggak! yang kiri lebih keren!"

"kakak bilang kanan!"

"bagusan yang kiri!"

"kanan blaze!"

"yang kiri kak taufan!"

pertengkaran mereka masih berlanjut. dan sepertinya gempa malah memilih untuk terkekeh dibanding memarahi mereka lantaran terlalu berisik.

"keduanya keren! ini udah kalian baca semua?" perkataan sang kakak tertua menghentikan perdebatan mereka.

kompak keduanya menjawab, "sudaaah!" riang suara keduanya.

"Nah, sekarang kerjain tugas kalian"

"alaaaaaaah, mau main kaaaak" blaze merengek, diikuti taufan yang memberikan anggukan tanda setuju.

"gakbisa, kerjain dulu tugas kalian, nanti kakak belikan komik lagi"

tampaknya tawaran itu berhasil. terdengar suara taufan dan blaze yang dengan semangat berlomba menuju kamar masing masing. terlihat semangat untuk mengerjakan tugas dengan tujuan komik yang sudah dijanjikan gempa. halilintar dibuat menggeleng melihat keduanya hampir jatuh bersamaan saat melewati dapur.

gempa menyusul sesaat setelahnya. memastikan kedua adiknya betul betul mengerjakan tugas mereka.

"nanti kasih liat ke kakak ya, biar kakak koreksi"

suara dengan kata 'iya' terdengar kompak sampai tempat di mana halilintar masih makan dengan tenang.

ice berdiri kala melihat gempa melewati dapur. ia berlari lantas memeluk pinggang kakaknya dari belakang.

"loh, ice? baru aja kakak mau cari" gempa memutarkan badannya. ia temukan kepala sang adik, lantaran ia menyembunyikan wajahnya di perut gempa.

"kamu udah ngerjain tugas?"

fratres! - [ boboiboy local fic ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang