"Bangunlah Yei Long!" ujar suara yang bergemuruh, nampak membangunkan Yei Long.
"Bangun!"
Suara menggelegar nampak terdengar bergemuruh, yang mana saat itu Yei Long nampak tertidur pulas di suatu tempat. Saat membuka mata ia mendapati bahwa berada di sebuah altar yang kanan kirinya di kelilingi oleh cahaya benderang yang tak tahu berasal dari mana.
"Kemarilah anak baik!"
"Si-siapa itu?" ucapnya bertanya kepada suara yang tiba-tiba terdengar lagi.
Ia nampak takut atas suara yang bertalu, kini ia tak tahu di mana dirinya.
"Masuklah kemari."
Dengan perasaan ingin tahu, Yei Long mulai mengikuti sumber suara itu yang terlihatlah berasal dari kastil megah.
Marmer indah menyelimuti, dengan pancaran cahaya meluap bak pertunjukan. Karpet dan segala pernak-pernik kecil yang terdapat di sana terbuat dari emas, seketika itu membulatlah mata Yei Long.
"Jangan perdulikan semua itu, itu tak berharga. Kemari lah akan ku tunjukkan benda yang sangat berharga dan akan menjadi membantumu dalam kehidupan," ucap suara itu kembali.
Mendengar itu langkah kecil Yei Long diteruskan, ia mulai perlahan masuk ke istana. Pintu yang nampak hendak di sentuh tetiba terbuka dengan lebar, seperti menyambutnya dengan baik.
"Masuklah!" ucapnya lagi.
Ia kini mulai memasuki kastil, yang mana setelah langkah itu terhentak. Seketika pintu kastil tertutup dan tak lagi bisa terbuka.
"Ah... Apa ini? Kenapa tertutup dan sulit dibuka? Apa ini sebuah jebakan?"
Setelah mengupayakan segala cara untuk membuka pintu yang ternyata hasilnya nihil, ia memutuskan untuk berjalan masuk saja, mengikuti suara itu yang menyuruhnya.
Hingga saat di dalam ketertakjuban Yei Long terulang, benar-benar indah. Bahkan ia menjamin keindahannya sepuluh kali lebih indah dari pada istana yang ada di Benua Xiawu.
Kini ia telah memasuki bagian utama kastil, dan menjumpai ada singgasana yang kokoh menjulang.
"Duduklah di singgasana itu!" pinta sang Suara.
Mendengar itu Yei Long terkejut bukan main, sebab ia hanya orang biasa, yang bahkan rendahan. Di suruh menduduki singgasana yang begitu megah, apakah suara itu bercanda atau sedang mempermainkan dirinya.
Di hatinya pun terbesit apakah ini juga merupakan tipu muslihat darin pamannya yang menggunakan kekuatan kultivasi nya untuk menyebut dalam ilusi? Jika benar maka tamatlah dia, atau justru ini adalah surga? Yang mana dia telah mati sebab luka-luka karena pertarungan dengan Yei Kong sebelumnya?
"Mengapa aku harus duduk di situ? Aku tidak pantas. Apakah aku sudah mati? Ataukah ini hanya ilusi saja? Keluar kau paman! Aku tidak takut padamu!" ucapnya sembari menyiapkan kuda-kuda tuk menyerang.
"Ini bukan ilusi dan kau juga belum mati. Ini memang lah alam para Dewa. Aku Maha Dewa, petinggi dari semua Dewa yang ada di alam semesta."
Mendengar itu seketika Yei Long nampak bergidik, tak menyangka bahwa dirinya bertemu seorang Dewa, bahkan Rajanya para Dewa.
Dulu memikirkan saja ia takut, sebab walaupun Dewa telah memberikan banyak kemakmuran dan juga sebab Sepuluh Senjata Dewa yang diberikan, alam manusia menjadi damai. Tapi jika bertemu langsung, ia merasa ketar-ketir sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pendekar Tongkat Dewa
FantasiBenua yang kini dikuasai oleh para Iblis, membuat Ras manusia berbondong-bondong untuk membasmi para Iblis dengan kemampuan kultivasi mereka. Sepuluh senjata Dewa dipergunakan pada masa lampau untuk mengekang Maha Iblis sehingga mereka dapat dikurun...