"Menikah?"
Pekik seorang pemuda manis dengan raut wajah yang tampak begitu terkejut.
"Ayah, Ibu... Aku bahkan belum menyelesaikan kuliahku dan kalian ingin segera menikahkan putramu? Tidak. Aku tidak mau menikah muda." Ujarnya sembari menggeleng dengan tegas.
"Isagi, Ayah tau kau pasti akan menolaknya. Tapi setidaknya jika kau belum merasa cukup siap, kau masih bisa untuk bertunangan lebih dulu dengannya. Lagipula nak Kaiser adalah pemuda yang sangat baik. Dia tumbuh dan besar di keluarga yang memiliki reputasi yang baik juga. Selain itu, keluarga mereka juga sudah banyak membantu perusahaan kita. Mereka bersedia memberi suntikan dana agar perusahaan kita tetap stabil. Jadi...."
Belum sempat tuan Yoichi dapat menyelesaikan kalimatnya, pemuda manis itu sudah lebih dulu menyela.
"—Ayah bersedia menjual putramu sendiri pada mereka sebagai ganti dari balas budi. Bukankah begitu?"
Dengan cepat wanita paruh baya itu menggeleng tak setuju. "Tidak, Nak. Kami sama sekali tidak bermaksud seperti itu. Sebenarnya sudah sejak lama sekali tuan Michael memperhatikanmu. Dan dia merasa tertarik untuk menjodohkanmu dengan putra semata wayangnya."
Isagi lantas mendengus kasar. Mau dijelaskan dengan bahasa apapun juga pada akhirnya orang tuanya tetap setuju untuk menariknya ikut serta kedalam dunia bisnis. Ya... Pernikahan ini juga adalah salah satu persyaratannya 'kan? Jika tidak, mungkin orang-orang yang katanya memiliki reputasi paling baik itu akan mengambil kembali hak miliknya dari perusahaan sang Ayah.
Orang-orang itu benar-benar kotor dan licik.
"Baiklah... lakukan saja sesuka hati kalian. Lagipula pendapatku disini tak akan merubah apapun bukan?" Sahut Isagi dengan nada yang terdengar begitu jengah.
"Kalau begitu, nanti malam kau harus ikut bersama kami untuk menghadiri pertemuan dengan keluarga tuan Michael."
Isagi tampak menghembuskan nafas lelahnya. "Apa aku juga harus ikut?"
"Tentu saja. Kau pasti akan bertemu dengan calon tunanganmu juga."
**
"Jadi... Ini adalah Isagi Yoichi? Astaga Nak, kau sangat manis sekali."
Sementara itu si pemilik nama hanya dapat membalas pujian wanita paruh baya yang ia yakini adalah calon Ibu mertuanya itu dengan senyuman.
"Omong-omong tuan Michael, dimana putramu? Kenapa dia belum terlihat sama sekali?"
"Kami berangkat lebih dulu karena dia bilang ada sedikit urusan. Mungkin sebentar lagi dia akan segera tiba."
Tak lama kemudian, tampak seorang pemuda bersurai dwiwarna berjalan agak tergesa menghampiri meja dimana kedua keluarga itu telah terduduk.
"Maaf, aku terlambat."
Suara berat itu terdengar mengalun dengan merdu menyapa telinganya. Untuk beberapa saat Isagi dibuat tertegun tepat saat kedua manik mereka saling bertemu. Seutas senyum tipis pun perlahan terbit di paras rupawan milik si tampan.
"Tuan dan Nyonya Yoichi, perkenalkan ini adalah putra semata wayang kami, Michael Kaiser."
Dengan sopan pemuda bersurai dwiwarna itu membungkuk--memberi penghormatan sebelum mengambil duduk tepat di hadapan si manis.
"Baiklah.. Karena semuanya juga sudah disini. Tanpa ingin membuang banyak waktu, mari kita bicarakan tanggal yang cocok untuk pernikahan anak-anak kita." Ujar tuan Michael to the point.
KAMU SEDANG MEMBACA
refrain | kaisagi
Random[ summary ] "Yoichi...". Isagi perlahan ikut mengulas senyumnya begitu mendengar ucapan sang terkasih. Namun sayang, kebahagiaannya lantas sirna sesaat setelah Kaiser menyerahkan benda bulat nan berkilauan itu padanya. "let's break up". cover by @na...