4. Peri kecil

258 23 1
                                    

Typo bertebaran
Kalo Nemu
Tolong tandai♥

Happy reading.....

Pagi hari yang cerah. Matahari baru saja menampakkan diri beberapa jam yang lalu. Tapi, Callen sudah standby di kursi kebesarannya. Ia memijit pangkal hidungnya melihat kertas kertas dokumen yang menumpuk dimeja kerjanya. Ia menghela napas panjang.

"Kapan tumpukan kertas ini akan hilang?" Gumamnya.

Brak!

"Call! Aria masih belum ditemukan! Kau harus bantu aku menemukannya!" Begitu datang mendobrak pintu dan berteriak. Dia Cassion. Menghilangnya sosok Aria benar-benar membuatnya gila. Sepertinya dia sudah terlalu mencintai Aria sehingga tidak bisa hidup tanpanya. Beberapa hari ini dia selalu seperti itu.

Apa kuhabisi saja?

"Biarkan dia pergi! Apa pentingnya dia? Kalau kau masih ribut, aku akan memberikan seekor peri padamu!" Tawar Callen. Cassion langsung diam. Tatapan matanya berbinar.

"Tapi, aku ingin peri murni."

Lihatlah dia, dikasih hati malah minta jantung.

"Kalau begitu, cari sendiri sana."

"Tidak, tidak. Bantu aku cari Aria! Tidak ada yang bisa menarik perhatian ku seperti dia! Aku menyukainya!" Ocehnya. Selalu Aria, Aria, dan Aria.

"PERGI SANA!" Callen menghempaskan tubuh Cassion keluar dari ruang kerjanya.

Hening..

"Akhirnya tenang juga." Ia tiba-tiba teringat dengan peri yang tidur di dalam Night Lily nya.

Ia mengambil bunga itu. Mengamatinya.

"Chris bilang, dia akan segera bangkit."

Bunga itu tiba-tiba bercahaya. Kelopaknya mulai mekar. Menampilkan seekor peri kecil dengan rambut pirang panjang dan sayap kaca yang berkilauan.

Keduanya saling pandang. Callen dengan kekagumannya dan peri itu dengan kebingungan nya.

"Aku, dimana?" Sang peri menengok ke kanan dan kirinya. Berusaha untuk mengenali tempat ini.

"Ini ruang kerjaku. Siapa namamu? Kau mirip dengan seseorang." Tanya Callen. Peri itu mengingatkan nya dengan manusia kecil yang ia temukan beberapa hari yang lalu.

"Be-begitu kah?" Bukannya menjawab, peri kecil itu malah balik bertanya.

Callen menaikkan sebelah alisnya. Callen mulai bisa menebak sekarang. Peri kecil itu mengenalinya dan berharap ia melupakannya.

"Apa kau..... Aria?"

Tepat sasaran

Aria berkeringat dingin. Dia takut karena dia tidak bisa menggunakan kekuatannya saat ini. Apa yang harus ia lakukan??

"Melihatmu diam, sepertinya benar." Ucap Callen dengan suara rendah. Atmosfer nya menjadi berat dan dingin. Callen mengangkat tubuh Aria dengan hati-hati. Bukan maksud khawatir padanya tapi Callen mengetahui kalau Aria adalah peri murni. Setiap hal dari peri murni khususnya sayap dan air matanya sangatlah berharga.

Callen memasukkan Aria ke dalam sebuah toples. Ia lalu menutup toplesnya untuk mencegah Aria keluar. Tidak lupa ia melubangi tutup toplesnya agar Aria dapat bernapas.

Aria mengetuk ngetuk toples kaca itu berharap Callen merasa terganggu dan langsung membuangnya.

Tuk

Tuk

Tuk

"Diamlah! Kau tidak lihat pekerjaanku banyak!" Serunya. Aria diam. Matanya berkaca-kaca dan hampir menangis.

The Little FairyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang