3. Pergi

267 23 0
                                    

Typo bertebaran.

Kalo Nemu
Tolong tandai♥
________________________

Happy reading.....

Malam hari. Aria tertidur dengan nyenyak sedangkan Cass sedang mengerjakan tugas.

"Sial! Bisa bisanya dia menyerahkan semua tugasnya kepadaku! Callen sialan!" Eluh Cass. Ini sudah kesekian kalinya. Cass menghela napas panjang. Dia melihat Aria.

Berjalan mendekati sangkar. Menatap Aria yang sedang tertidur pulas.

"Imut, aku ingin mengurungnya agar dia hanya bisa melihatku setiap harinya. Haruskah aku membuatkan sangkar emas untuknya?" Monolog Cass. Matanya memancarkan sebuah kilau yang aneh.

"Tenang, aku harus tenang. akan tiba saatnya di mana kita bersama-sama untuk selamanya" Ucap Cass dengan seringai menakutkan. Ia berjalan ke arah kasurnya dan merebahkan tubuhnya.

"Lupakan soal berkas sialan itu dan ayo tidur" gumamnya lalu tidur. Dia sama sekali tidak sadar kalau Aria terbangun.

Aria membuka matanya, melihat ke arah Cass yang tengah tidur.

'Dia, menakutkan' batin Aria.

'Lupakan, lebih baik aku segera pergi dari sini' batin Aria.

Aria menggunakan sihirnya untuk membuka kunci sangkar. Berhasil keluar dari sangkar. Dia tidak berharap untuk memunculkan sayapnya sekarang karena itu dia berusaha berlari menuju jendela. Jaraknya sangat jauh baginya.

Sayangnya, baru beberapa langkah dia langsung terjatuh. Dia masih belum bisa menyesuaikan diri dengan kakinya. Dia duduk. Kakinya sakit.

Aria POV

Hiks, kakinya sakit. Lagian sayapnya juga gak muncul muncul. Gimana caranya buat muncullin sayap?? Udahlah, bersyukur masih bisa berubah jadi manusia. Gak usah mikirin soal sayap. Pikirin aja dulu cara keluar dari sini.

Aku berusaha untuk berdiri dan kembali berjalan menuju jendela. Aku tidak menyangka memiliki kaki itu ternyata tidak semenyenangkan yang aku kira.

Aku menyeret kakiku untuk bergerak. Lama waktu berlalu, sudah setengah perjalanan aku lewati. Aku kembali beristirahat. Kakiku mati rasa.

Kiek..

Suara apa itu? Aku mengedarkan pandangan. Hingga mataku menangkap sesosok makhluk besar. Itu serangga kan? Aku yakin kalau itu serangga. Itu adalah salah satu serangga yang paling aku benci diantara para serangga. Itu, itu kecoak!!!

Aku segera berlari menjauhi serangga itu. Serangga itu mengejar ku. Sial! Aku benci kecoak!!

Aku terus berlari hingga tersandung dan jatuh. Kakiku terluka. Sekali lagi melihat darah. Itu darahku sendiri tapi aku sangat-sangat takut. Itu mengingatkan aku dengan kejadian mengerikan itu.

Aku membekap mulutku sendiri. Mencoba agar tidak berteriak. Meski aku sangat takut, aku harus tetap diam dan tenang. Kecoak itu terus mendekatiku.

Aku tidak bisa lagi untuk tenang. Darah segar terus mengalir dari lututku. Kepalaku pusing. Bau napas dari kecoak itu juga membuat kepalaku semakin pusing.

Aria end POV

Aria menundukkan kepalanya. Dia mendongak. Menatap kecoak yang ukiran tubuhnya 2 kali lebih besar darinya. Tatapan matanya menjadi sayu. Ia berdiri dan berjalan dengan lunglai menuju ke arah kecoak itu.

Dengan hitungan detik, dia berhasil meninju kecoak sialan itu dan melemparnya jauh. Setelahnya Aria kehilangan kesadaran. Sebelum jatuh, tubuhnya ditangkap oleh seorang pemuda. Aria hanya samar melihatnya sebelum kegelapan menyapanya.

The Little FairyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang