11-GPS

296 25 5
                                    

Karena ebeb @chiwaci request up, jadinya up deh


"Apa?? Apa maksudmu, Kakucho??!"

"Uh.. seperti yang kukatakan sebelumnya, sepertinya..[Y/N] berniat tinggal di Amerika"

"HA?? KAU BERCANDA?"geram Izana diseberang sana.

Kakucho menggeleng.

"Sudah sekitar seminggu yang lalu dia berada disana. Maafkan aku, Izana. Aku tak bisa memantaunya. Aku sangat menyesal.."

Izana meremas teleponnya, giginya bergemeratuk dengan dada yang bergemuruh.

Pikirannya benar benar kalut sekarang.

Apa? Bagaimana bisa? Apa yang harus dia lakukan kalau begitu? Ia tak punya akses sama sekali di Amerika.

Izana memejamkan mata, berusaha menetralkan amarahnya.

Lelaki itupun menghembuskan nafasnya.

"..dimana lokasi persisnya?"

"...aku juga tak tahu, Haitani tak mau membagi informasi detailnya. Yang kutahu hanyalah ia berkuliah di Universitas Yale"

"Baiklah kalau begitu, sampai jumpa—Tut!"

Izana mematikan telepon sepihak.

Lelaki itu memijit keningnya, mengapa ada saja cobaan ketika ia mencoba menata kembali hidupnya?

Kali ini, tak ada yang bisa ia salahkan karena itu adalah murni keputusan [Y/N].

Ia melirik kearah para anak buahnya yang tengah menunggunya.

Beberapa dari mereka akan melakukan sebuah ekspedisi untuk menyeludupkan senjata senjata terlarang.

Di Filipina, Izana dengan mudah mendapat teritorinya, karena angka kejahatan disana lebih tinggi, ia lebih banyak dapat untung dan kerjasama.

Salah satunya adalah senjata ilegal ini. Lihatlah diujung sana, bertumpuk tumpuk kotak berisi senjata yang akan diperjualbelikan ke mancanegara.

Itulah yang memunculkan sebuah ide di kepala Izana, ia harus memastikan keberadaan []-nya.

"Berapa lama ekspedisi kali ini?"tanya Izana kepada salah satu diantara mereka.

"Sepertinya akan memakan waktu lama, tergantung arus lautan, kemarin sekitar setengah tahun baru bisa kembali"

"..begitu rupanya"Izana nampak berpikir. Haruskah ia susul [Y/N]  kesana?

Tapi ia tak bisa meninggalkan setumpuk pekerjaannya di sini hanya untuk memastikan keberadaan [Y/N].

"..."anak buahnya tak ada yang berani bersuara, mereka menunggu aba aba dari Bosnya.

"Baiklah, lakukan seperti biasanya, kalau terjadi hal diluar prediksi selama ekspedisi, segera hubungi, mengerti?"

"Mengerti, Bos!"balas semuanya serentak.

"Dan kau, siapa namamu?"tanya Izana menunjuk orang yang menjawab pertanyaannya tadi.

"Saya Miguel, Bos."ucapnya seraya menunduk penuh hormat.

"Ya, kau. Ikuti aku"Izana harus melakukan sesuatu, untuk memastikan keadaan [Y/N]-nya.

Ia tak boleh lepas dari Izana, tak boleh sampai kapanpun, dimanapun, dan bagaimanapun keadaannya.

Karena [Y/N] hanya miliknya, miliknya seorang.

.
.

"Ugh, aku mau muntah.."keluh [Y/N] membekap mulutnya.

Riana terbahak disebelahnya. "You lil' baby, kau pikir ini pelajaran anak SD? Big no, darling" ucapnya menepuk nepuk bahu [Y/N], mencoba menyadarkannya ke realita.

L.I Bonten x fem!readersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang