10-Take Off

291 36 8
                                    

Ran Haitani menjatuhkan rahang menatap [Y/N] didepannya, berkutat dengan buku buku setebal Dosa.

Ran shock tentu saja, ini jam 4 pagi, catat. JAM 4 PAGI DAN [Y/N] SUDAH BERSEMANGAT BELAJAR!!

Rindou di lantai bawah saja masih mengorok sambil memeluk boneka ubur uburnya.

Kalau diibaratkan, diatas kepala [Y/N] ada asap mengepul saking membaranya adiknya itu untuk masuk universitas.

Ran awalnya hanya ingin meminum segelas air putih karena haus, namun matanya menangkap pintu kamar [Y/N] di lantai atas sedikit terbuka dan lampunya masih menyala, karena itulah Ran berinisiatif memeriksanya.

Ia ingin mencegah keambisan [Y/N], namun Ran tahu itu adalah bentuk pengalihan [] agar tak berlarut dalam masa lalunya yang kelam.

Pria bermarga Haitani itu menghela nafasnya dan menyunggingkan senyum. Ia akan membuatkan segelas susu cokelat panas untuk sebagai penyemangat [Y/N].

Jarang jarang loh, Ran mau membuatkan segelas susu cokelat untuk oranglain, namun khusus untuk [Y/N]-nya tersayang, apa yang tidak?

Ting!

Ran mengetuk gelas kaca itu dengan sendok, mengisyaratkan kalau cokelat panasnya sudah siap.

Ia membawa gelas itu ke lantai atas, mengetuk pelan pintu kamar [Y/N].

Tok tok!

[Y/N] yang sedang mengerjakan soal aritmatika tersentak, ia menoleh."Ah, nii-chan, tak bisa tidur?"tanya [Y/N] memutar kursinya.

Ran meletakkan secangkir cokelat yang masih mengepul itu dimeja [Y/N] dan duduk diatas ranjang gadis itu.

Ia membuka kaleng bir dan menyeruputnya.
"Nii-chan tak mengganggu, kan?"tanya Ran tersenyum menatap [Y/N].

[Y/N] mendengus geli dan meraih cangkir cokelat itu,"mana mungkin nii-chan ku yang baik hati. ini untukku, kan?" [Y/N] menggoyangkan cangkirnya kepada Ran.

Ran tertawa."kalau bukan untukmu, untuk siapa?"tanyanya mengelus surai [Y/N].

[Y/N] ikut tertawa mendengarnya. Mustahil Ran mau membuatkannya untuk Rindou.

"Aku dapat satu di Yale University di Amerika Serikat, jurusan manajemen keuangan. kau bisa masuk melalui jalur belakang, mau?"

[Y/N] terdiam, itu berarti Ran punya orang dalam yang mengatur agar ia diterima disana.

"Yah, lagipula kau bisa bersenang senang di luar negeri, kau tak perlu memikirkan apa apa, santai saja, kau bisa hanya menumpang nama" Ran mengibaskan tangan santai.

Sedang [Y/N], gadis itu menekuk mulut. Ia tak mau menghabiskan waktu dengan bersantai sembari menghamburkan uang kakaknya.

"Tidak nii-chan, aku akan belajar sungguh sungguh agar kalian tidak sia sia menghabiskan uang untukku."tekad [Y/N] seraya meletakkan cangkir.

Ran mengerjap, detik berikutnya tertawa lepas mendengar penuturan penuh tekad adik bungsunya.

"Hahahahahahahahah!! Astaga—kau salah paham [Y/N]-ku sayang.."Ran mengusap air mata di sudut matanya, sedang [Y/N] menyernyit tak mengerti situasi.

"Apa maksudnya?"tanya [Y/N].

Ran memutar telunjuknya."aku punya bukti kejahatan salah satu dosen disana, jadi kuancam saja, dan dia langsung setuju dengan persyaratanku asal kejahatannya tak diungkapkan"ucap Ran pongah, ia menyilangkan kedua kakinya.

[Y/N] menatap Ran dengan tatapan penuh kecurigaan. "Dan syaratnya?"

Kakaknya mengangkat bahu santai.
"Simpel saja, 'akui adikku anakmu dan biayai seluruh perkuliahannya, kalau ia membuat masalah anggap angin lalu atau kejahatanmu akan kulaporkan pada yang diatas'"

L.I Bonten x fem!readersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang