6. Jiel gak sakit

40 8 2
                                    

Sebenernya My Jie lebih banyak narasinya. Tapi aku usahain dibuat sesingkat mungkin supaya gak bosen.

Apapun itu, hope u like this gesss!!

Selamat membacaaa

0000

Tet

0205

Tet

Satu jam setengah sudah Nacha berada di luar apartemennya. Sejak pulang sekolah cewek itu terus mengotak-atik pin kamarnya. Dia lupa pin. Mengusak rambutnya kasar, mengusap wajahnya lelah. Dia frustasi.

Mempunyai riwayat pikunan sedari lama, sepertinya tak juga ia sadari. Sekarang Nacha tidak tahu lagi harus apa. Menelepon Jiel untuk datang, tapi sekalipun sambungan teleponnya tidak cowok itu jawab.

Kini Nacha hanya diam terduduk di luar pintu. Berjongkok, memeluk kedua lututnya, dengan rambut berantakan. Terlihat menyedihkan, seperti anak yang baru diusir oleh orang tuanya dari rumah.

"Ca! Lo ngapain di luar?!" Nacha mengangkat kepala, mendapati oknum yang sejak tadi dirinya hubungi sekarang sudah berdiri persis di depannya.

"Lo lama banget si, gue teleponin dari tadi juga!"

"Terus lo kenapa gak masuk?" tanya Jiel, tangan kanannya naik perlahan menekan nomor-nomor yang ada pada kenop pintu tanpa Nacha sadari. Sementara tangan kiri Jiel terlihat menjinjing bungkusan Mcd, kantong plastik putih berisi beberapa makanan, dan minuman favorit cewek itu.

"Jadi gue tuh sebenernya lupa---"

Cklek

Pintu yang menjulang tinggi di belakangnya suah terbuka lebar. Nacha menganga tak percaya dibuatnya. Dia lalu berdiri menatap Jiel dengan dua mata yang terbelalak kaget. "K-kok … lo bisa buka?!" tanyanya sembari mengekori Jiel yang sudah lebih dulu masuk ke dalam.

"Lo yang ganti waktu itu, dongo!"

Nacha mengangguk polos. "Oh gitu."

"Dah tau punya penyakit orang tua. Sok-sokan ganti pin. Lo lupa? Lebih dari 10 kali lupa pin hp lo terus ke blok. Mana malah minta ganti hp baru lagi sama gue. Untung cuma hp doang. Amit-amit kalo sampe lupa pin apart. Bisa-bisa lo minta ganti apart baru!" omel Jiel.

"Lo ikhlas gak sih ngasihnya?!"

"Ya ikhlas lah. Selama ini gue juga gak pernah nuntut apapun dari lo, kan?"

"Yaudah bagus. Jadi mau sebanyak apapun gue ganti hp, itu terserah gue. Dan lo gak perlu banyak komen!" seru Nacha. "Heran deh, udah kek emak-emak mulutnya!"

Jiel mengangguk, cowok itu menaruh bawaannya di atas sofa. Kemudian memposisikan tubuh menghadap Nacha yang berada di sebelah kirinya. "Boleh, sebanyak apapun terserah lo," kata Jiel pelan, menatap dua bola manik mata cewek itu dengan seksama. Membuat sang empunya kesulitan meneguk saliva serta harus menahan hembusan napasnya.

"Tapi sesekali gue juga boleh dong … minta sesuatu dari lo?" Jiel melepaskan jaketnya, pun melonggarkan dasi yang justru sudah terlihat berantakan. Satu kancing kerah bajunya bahkan terbuka. Kusut tak beraturan efek kelakuannya di rumah tadi.

Kedua mata cowok itu masih tak lepas mengamati Nacha yang berdiri ketakutan. Sedetik berikutnya, Jiel sedikit membungkukkan tubuh jangkungnya. "Contohnya … bayi kecil yang lucu," bisik Jiel, tepat di telinga Nacha.

Bugh!

Nacha melayangkan satu tinjuan di atas permukaan dada bidang Jiel sebelah kiri. "Brengsek! Dasar mesum! Awas aja kalo lo apa-apain gue!"

7P | MY JIE On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang