"BUSET GEDE AMAT"
Sunoo dibuat ternganga karena ukuran rumah utama keluarga kandungnya yang gede bukan main-main. Sunoo sudah tahu kalau mereka kaya, tapi tidak menyangka akan sekaya ini.
Dan iya, benar sekali. Sekarang Sunoo sudah sampai di rumahnya yang seharusnya. Setelah berpamitan sekalian cekcok dengan pengurus serta adik-adiknya, akhirnya Sunoo pun resmi undur diri dari kekeluargaan panti. Tapi harus melalui kejadian yang memalukan dulu.
Karena dia anak tertua dari anak-anak panti lainnya, sangat wajar kalau Sunoo punya khayalan bahwa bila tiba saatnya nanti dia akan berpisah dengan gaya manly tanpa adanya air mata yang bercucuran.
Pada nyatanya yang paling kencang menangis di panti pagi itu adalah Sunoo sendiri, sampai-sampai ibu tetangga di samping panti bela-belain keluar rumah hanya untuk melihat keributan yang terjadi.
Memalukan.
Jauhnya perjalanan dari Yeosu ke Seoul cukup membuat Sunoo bosan, padahal hanya memerlukan waktu sekitar 2 jam. Itu pun sudah sangat cepat karena memakai pesawat, bukan kereta api yang akan jauh lebih lama. Kalau kata Sunoo tuh, yaiyalah pakai pesawat, kan keluarga kaya.
"Pak bawahan pak bawahan, rumahnya beneran yang ini? Bukan di sebelahnya? Atau di dalam sini ada bangunan lain? Collab gitu rumahnya?" Sunoo memberi pertanyaan bertubi-tubi kepada si pria tingkat bawah yang sedang sibuk menyetir. Alih-alih membuka jendela agar bisa lebih nyaman melihat sekitar, Sunoo malah menempelkan mukanya ke kaca jendela kayak bocah umur 10 tahunan ke bawah.
Mungkin saja kalau kaca jendelanya transparan, orang-orang di luar mobil akan terkejut melihat muka Sunoo yang menempel kayak ikan mola-mola.
"Tuan Sunoo, sudah saya bilang nama saya Choi Yeonjun.. Apa-apaan pak bawahan itu siapa dah," si pria tingkat bawah-Yeonjun sedikit memelankan suaranya di kalimat terakhir agar tidak memicu perdebatan karena dia yakin Sunoo akan membalasnya. Sudah dari Yeosu tadi kesabaran Yeonjun diuji, cuma karena seorang bocah yang dibawanya ini saja.
"Dan iya benar, benar, dan benar. Seratus untuk Tuan Sunoo. Bangunan yang besar itu memang rumah keluargamu, dan memang ada collab dengan bangunan lain, yaitu rumah para pelayan," lanjut Yeonjun lagi dengan nada suara malas ala Squidward.
"Uwaawww.... Keeeeee...reeennn.." Sekarang Sunoo yang memakai nadanya Spongebob.
Yeonjun menghela nafasnya lelah, beneran ini anak Pak CEO? Bocah ini? Aish jinjja?
Untungnya Yeonjun tidak perlu menanggapi ocehan Sunoo lebih lama lagi karena sekarang mobil yang mereka tumpangi sudah berhenti tepat di depan pintu rumah keluarga Kim. "Oke sudah sampai."
Tapi dia terheran waktu melihat Sunoo masih duduk diam di tempatnya tanpa ada tanda-tanda hendak turun. "Kita sudah sampai, Tuan. Tuan mau bercamping di mobil sini kah?"
Sunoo menatap Yeonjun dengan manis, matanya berkedip-kedip polos. "Bukannya nanti pintunya dibukain sama Om Yeonjun ya? Kayak itutuh orang-orang kaya yang ada di tivi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK CAT | Yangsun
FanfictionBanyak orang yang bilang kalau kucing hitam itu pembawa nasib buruk dan sering dikaitkan dengan hal mistis, tapi Sunoo enggan untuk percaya walaupun sebagian kejadian buruk yang pernah menimpanya didahului dengan pertemuan antara Sunoo dan kucing hi...