bagian 6

3.8K 506 30
                                    

"Gini amat dah punya kakak, woi tungguin!" Teriak Annisa lagi yang merasa dirinya tidak beruntung memiliki kakak seperti Kelvin.

'Coba aja gue anak tunggal' batin Annisa berharap.

Chapter sebelumnya.....
.
.
.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.

"

"Lu tunggu disini, gue mau ambil motor bentar" tutur Rendra dan dibalas anggukan oleh Isaac.

Isaac yang melihat bila Rendra sudah pergi pun mulai mendudukkan dirinya di kursi yang terdapat disisi sekolah.

Dia menunggu Rendra sambil memainkan ponselnya, tiba-tiba seseorang yang duduk di sebelahnya.

Awalnya Isaac tidak peduli tapi lama-kelamaan kok dia penasaran, dia pun melihat kearah orang yang duduk di sebelahnya.

"Loh bapak yang tadi pagi kan?" Tanya Isaac kaget ketika mengetahui orang yang duduk disebelah itu bapak yang tadi siang yang tidak sengaja dia tabrak.

"Sudah saya bilang saya tidak setua itu untuk dipanggil bapak" Pria itu menatap Isaac tajam.

"Lah terus harus panggil apa selain pak?" Tanya Isaac lagi yang membuat pria itu agak jengkel.

"Panggil saya Gibran"

"Oke om gip, kenalin juga aku Isaac" kenal Isaac tersenyum manis

Bagi orang lain senyum Isaac itu sangat indah, tapi tidak dengan Gibran, baginya senyum Isaac itu sangat menjengkelkan.

"Terserah kamu saja, saya capek" keluh Gibran memijit dahinya gusar, dia merasa hari ini dirinya sangat sial karena bertemu dengan bocah tengil ini lagi.

"Capek karena apa om gip?" Tanya isaac yang ingin tau lebih jauh tentang pria yang bernama Gibran ini, setaunya didalam novel tidak ada yang bernama Gibran bahkan tidak pernah disebutkan.

'Apakah ini bug? Tapi ga mungkin bjil...' Isaac memandang Gibran yang membuat sang empu tidak merasa nyaman ditatap.

"Ap—"

Belum selesai Gibran berbicara sebuah motor berhenti tepat di depan mereka.

"Isaac, ayo!" Panggil Rendra yang sudah kembali mengambil motornya, dia juga membuka kaca helmnya.

"Iya bentar, bye om gip sampai jumpa lagi" lambai Isaac ke Gibran, kemudian dia pergi kearah Rendra dan menaiki motor tidak lupa juga memakai helm.

Mata emas Rendra dan mata hitam Gibran sempat bertatapan, tapi itu tidak bertahan lama karena Rendra langsung memutuskan kontak mata itu.

Motor Rendra melaju dengan kecepatan sedang, meninggalkan Gibran sendirian.

'Mata itu sepertinya aku pernh melihatnya...'

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[BL] Fudan entered the novelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang