Chapter 3

1.1K 101 0
                                    

Liu Yuze masih memiliki urusan hari itu, jadi dia meninggalkan Jian Ming sendirian dikamar hotel, lebih tepatnya di kamar mandi yang dingin. Jadi saat dia kembali untuk memberikan uang, dia melihat sosoknya telah menghilang, atau mungkin masih berada di sana? Dan benar saja, Jian Ming masih terbaring dalam posisi yang sama. Wajahnya memerah tak wajar, sakit, nafasnya juga terasa begitu berat, dia menggigil. Dia sangat kesal, tetapi tangannya masih meraih tubuh pria itu, menggendongnya ke kamar.

Saat itu Liu Yuze menyadari suhu tubuh Jian Ming sangat tinggi, sepertinya demam. Dia meletakkan pria itu ke bawah dengan acuh, menarik selimut. Sementara matanya memeriksa ke sekeliling, ke tempat yang mungkin menyimpan obat. Itu dilaci ketiga di rak sebelah kanan, Liu Yuze menemukan kotak perlengkapan obat. Mencari, dia menemukan untuk demam.

Sekarang, dia bingung bagaimana cara untuk memberikan obat ini pada Jian Ming yang tak sadarkan diri? Jadi dia dengan paksa membangunkan Jian Ming dengan cara menepuk-nepuk pipinya, cukup kuat sampai terbangun.

Pandangan pria itu di lapisi kabut fisiologis, air mata. Hidung dan pipinya memerah, sementara bibirnya pucat. Tanda merah di akar telinga pria itu paling mencolok, Liu Yuze ingat dialah yang membuat tanda itu di sana. Dan kelihatan lumayan.

Kulit Jian Ming sangat putih, seperti susu, dengan warna mata dan rambut kecoklatan dia tampak menawan. Penampilan seluruh orangnya saat ini dapat menggerakkan semua hati, kecuali Liu Yuze.

"Minum obatnya!" Dia memaksa Jian Ming membuka mulut. Percayalah suhu di sana terasa membakar jari-jarinya yang menerobos masuk. Itu menyengat.

Jian Ming bangun dan meminum airnya sendiri, kemudian bertanya jam berapa ini hanya untuk di balas dengan tatapan tajam dan dingin Liu Yuze.

Dia harus pulang, Cheng Qin pasti sudah menunggu ia menjemput.

Tepat ketika dia mengambil langkah pertama, berdiri, pusing melanda, pandangannya menggelap dan kekuatan di kakinya melemah. Jian Ming limbung, dia akan jatuh jika saja pria itu tidak dengan sengaja menopang pinggangnya. ".... T-terima kasih, Liu ge. Aku harus pergi." Dia berkata, melepaskan diri dari genggaman ptia itu.

Liu Yuze memicingkan matanya, curiga. "Jian Ming, kau akan keluar dalam penampilan ibi?! Kau sungguh berani!" Kemarahan tiba-tiba melonjak, dia membanting tubuh lemah Jian Ming kembali ke kasur.

Pusing berkepanjangan dan momentum itu membuat Jian Ming hampir muntah.

Ini, dia lupa bahwa saat ini dirinya tidak mengenakan apa-apa. Mengabaikan kemarahan di mata Liu Yuze, dia berjalan ke kamar mandi, mencari pakaiannya. Mereka basah dan berserakan di sana. Jian Ming membungkuk untuk mengambil, mendadak rasa sakit yang tajam menusuk perutnya, dia merintih kesakitan.

Bagian dalam perutnya penuh, tidak ada tanda-tanda Liu Yuze membersihkan. Jika dia harus mengeluh, maka lakukan dalam hati bila tidak mau memancing amarah pria itu semakin jauh, atau kamu bisa mencobanya.

Sambil menunggu pakaiannya kering, Jian Ming membersihkan dirinya sendiri. Di luar, Liu Yuze bisa mendengar erangan pria itu, dan anehnya juniornya kembali menegang. Dia ketagihan mencicipi rasa Jian Ming.

Dua puluh menit kemudian, Jian Ming keluar dengan pakaian yang kusut dan lembab. Dia sudah terlambat, bahkan untuk istirahat, tidak ada waktu.

Berhenti di depan Liu Yuze, Jian Ming menyinggung permintaannya. "Liu ge, bisakah kamu memberiku vila di jalan barat?!" Dulu dia dan keluarganya menggunakannya untuk liburan musim panas. Ukurannya seharusnya tidak besar, pasti cukup di tempati Cheng Yang dan Cheng Qin.

Mendengar keinginan Jian Ming, Liu Yuze tidak bisa menahan tawa. Dia mencibir, "Jian Ming, kau pikir kau siapa bisa menginginkan properti ku dengan mudah? Kau terlalu jauh, apakah orang-orang itu tidak bisa memberikannya untukmu, jadi kau berlari padaku? Jian Ming, tahukah saat ini, kau terlihat seperti pelacur.

[END] Sorry, But it's Too LateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang