Minta maaf

114 26 2
                                    

"Temen lo pada kenapa sih hari ini? Mereka lagi red day ya?" Jihoon menyenggol lengan orang disebelahnya, seraya menajamkan penglihatannya dengan seksama pada dua wanita yang berada tak jauh dari mereka saat ini.

Mereka, Jihoon dan Haechan tengah menggunakan waktunya disalah satu spot tempat duduk di area taman kampus. Sudah dari setengah jam lalu semenjak jam kelas berakhir keduanya memilih untuk berdiam disana. Ya, keduanya sudah menjadi rekan satu jurusan yang sama dan begitu pula dalam organisasi, keduanya saling mengenal meskipun tidak terlalu dekat.

"Mana gue tau, gue belum ada ngobrol bareng mereka" Haechan mengikuti arah pandang Jihoon pada dua sosok wanita yang juga terduduk disebuah bangku taman. "Emangnya kenapa, mereka ada masalah sama lo Ji?"

Dan alih-alih untuk pulang beristirahat, Jihoon justru meminta Haechan untuk bisa meluangkan waktunya dengan dalih pembahasan proker organisasi.

Jihoon menggaruk tekuknya, "Gak tau juga sih, cuma tadi gue kena semprot si Yuna, terus si Ningning juga kayaknya gak mau ngomong sama gue"

"Ya lo, sebelumnya apain mereka? Si Ningning deh, karena si Yuna kan gak ada urusan sama lo kalo Ningning gak ngadu ke dia" Bagaimana pun Haechan mengetahuinya jika Ningning suka mengeluh terkait Jihoon ke Yuna, dan terkadang dirinya pun ikut menimbrung obrolan mereka.

"Tadi pagi sebelum jam kelas, gue sempet minta anggota inti bem buat kumpul di ruangan bahas pertemuan yang dibatalin, karena gue kecelakaan kan" Dengan seksama Haechan mendegarkan penjelasan Jihoon. "Oh ya, gue mau berterima kasih sama lo karena udah nolongin gue"

"Iya, —Tapi harusnya gak terlalu dipermasalahin pertemuannya dibatalin soalnya gak ada lo juga"

"Ya tapi gue gak tau Giselle ikut-ikutan, gue ngomong lah sama mereka. Dan salahnya gue terlalu kebawa emosi.." timbul sedikit rasa bersalah mengingat celetukannya tadi pagi, dan membuat suasana menjadi canggung hingga sekarang. Jihoon pikir dari sanalah kesalahpahaman Ningning padanya kini semakin berkeruh.

Sementara Haechan yang mendengar penjelasan Jihoon pun ikut dibuat bingung, karena ya Haechan tadi pagi tidak ikut berkumpul dengan anggota inti, jadi ia tidak terlalu memahami situasi yang terjadi disana. Tapi untuk Jihoon, Haechan bisa memahami posisinya. Bagaimana pun Haechan tau jika Jihoon dituntut deadline, tapi disatu sisi dia tertimpa musibah kecelakaan dan sebisa mungkin harus membagi waktu antara kesembuhannya juga tugas organisasi yang harus segera dipenuhi.

"Kata gue sih lo mending ngomong langsung ke Ningning, dia kan emang agak ribet, kesinggung dikit ngambek, mana ngerepotin banget" Haechan memutar bola matanya, "Kalo si Gigi, gue yakin dia mah bisa ngerti"

Jihoon pikir ada benarnya juga atas saran Haechan, tetapi disisi lain ia takut malah semakin bertambah runyam. Terlebih orang itu Ningning, lagi dirinya yang kurang pandai mengambil hati.

"Lo bisa bantu gue gak ngomong sama dia?"

Haechan menghela nafas, "Gue bisa bantu doa". Ia kira cukup untuk mengangkat tangan jika sudah berurusan dengan Ningning. "Mumpung orangnya masih di kampus, lo mending selesain sekarang. Nanti kan lo mau gak mau ngabisin banyak waktu ngurusin proker sama dia"

"Sama sekali lo gak mau bantu gue Chan?"

Haechan menggelengkan kepala dengan penuh keyakinan, kemudian ia beranjak dari tempat duduknya. "Urusan gue yang lain masih banyak. Lo aja yang ngurusin tu singa betina"

Seperginya Haechan begitu saja benar-benar membuat Jihoon semakin gundah, bukannya membantu, Haechan sendiri malah menambah rasa ketidakyakinan Jihoon akan ketegasannya. Ia hanya tidak mau kembali di maki-maki didepan orang-orang kampus, dimana ia nanti sama saja menurunkan harga dirinya sebagai ketua BEM.

Hari-hari PaJi | Jihoon • NingningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang